Hampir semua pendidik dan orang tua sepakat. Bahwa anak yang diajarkan calistung (baca, tulis, dan berhitung) sejak dini dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan bahasa, mempermudah adaptasi di sekolah dasar, menumbuhkan kepercayaan diri, serta melatih fokus, daya ingat, dan kemampuan memecahkan masalah di kemudian hari. Namun harus diinat, di usia dini, kegiatan belajar tidak boleh bersifat memaksa. Karenanya diperlukan metode belajar yang menyenangkan.
Berpegang pada prinsip belajar dengan senang itulah, TBM
Lentera Pustaka menjalankan program KElas PRAsekolah (KEPRA), sebagai salah
satu program literasi yang memfasilitasi
anak-anak usia prasekolah (PAUD/TK) untuk belajar calistung dan bermain di
taman bacaan. Setiap Selasa dan Kamis pukul 14.00 WIB, puluhan anak-anak usia
prasekolah dari berbagai kampung datang ke taman bacaan. Selain untuk meningkatkan
kemampuan kognitif dan bahasa anak, KEPRA TBM Lentera Pustaka juga menjadi sarana
sosialisasi diri dan interaksi antarteman sebaya “anak-anak kecil”. Sekaligus
untuk mempersiapkan anak-anak untuk sekolah dan mengokohkan mentalitas belajar
di kalangan-anak usia dini.
KEPRA (KElas PRAsekolah) di TBM Lentera Pustaka, awal
mulanya dijalankan pada tahun 2022. Saat itu ada 6 anak usia prasekolah datang
ke TBM dan mau ikut membaca buku. Tapi mohon maaf, saya sebagai pendiri TBM
Lentera Pustaka menyatakan tidak bisa karena "anak yang mau belajar
baca" dan "anak yang sudah biasa baca" itu berbeda. Tidak bisa dicampur
atau disatukan. Anak yang mau belajar calistung harus “dipisahkan” dari
anak-anak yang sudah bisa membaca, kira-kira begitu.
Atas animo masyarakat dan saran kepada wali baca saat
itu, maka dibukalah program KEPRA di TBM Lentera Pustaka. Asalkan wali baca dan
relawan mau mengajarnya secara rutin. Maka akhirnya disepakati, tiap Selasa dan
Kamis siang dibuka KEPRA. TBM Lentera Pustaka pun merekrut 1 wali baca untuk membantu
aktivitas KEPRA. Seiring waktu berjalan, anak-anak KEPRA terus bertambah di TBM
Lentera Pustaka. Dari 6 tambah jadi 14 dan kini sudah mencapau lebih dari 40
anak-anak KEPRA yang terbagi ke dalam 2 kelas (A: untuk anak yang belum lancar
baca dan B: untuk anak yang sudah lancar baca). Tentu saja, tiap kali mereka
belajar di TBM Lentera Pustaka selalu diantar ibunya (orang tua). Dan dari
situlah, ibu-ibu pun akhirnya menjadi "kekuatan baru" di TBM Lentera
Pustaka. Nah sekarang, tiap hari Minggu pagi jam 10.00 WIB, berkumpullah
anak-anak KEPRA dan TABA (TAman BAcaan) plus para ibu-ibu TBM secara rutin
dalam aktivitas Laboratorium Baca” di TBM Lentera Pustaka hingga kini.
Program KEPRA kian diminati masyarakat. Kenapa? Karena
wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka memiliki komitmen dan konsistensi
yang luar biasa dalam menjalankan program kelas prasekolah. Fokus pendekatan
belajarnya pada “kesenangan anak”, bersifat interaktif, permainan atau lagu-lagu.
Hubungan antar anak dijadikan setara – egaliter, di samping selalu memberikan dukungan
yang positif kepada anak-anak. Kadan gada jajan gratis, ada kampanye ayo baca
hingga event bulanan. Semuanya untuk menjadikan anak-anak senang dan tertarik
berada di taman bacaan.
Di luar sana, tidak sedikit topik-topik tentang
pembelajaran inklusif berbasis sosial diseminarkan dan didiskusikan. Pertanyaannya,
bagaimana praktiknya? Karena itu, melalui program KElas PRAsekolah (KEPRA), TBM
Lentera Pustaka tidak lagi mendiskusikannya. Namun lebih fokus pada tata Kelola
dan iktikad melayani pengguna layanan secara konkret di taman bacaan. Sebagaimana Abraham Maslow dan Carl Rogers sebagai
pemikir teori humanistic, pendidikan fokusnya ada pada pengembangan potensi
manusia (anak-anak) dan kebutuhan psikologis anak. Karenanya pembelajaran harus
berpusat pada anak (siswa). Taman bacaan sebagai lingkungan belajar harus mampu
menjadi “ruang anak” untuk berkembang dan menemukan potensi dirinya.
Kini, KEPRA dan TBM Lentera Pustaka sudah menjadi ekosistem
pendidikan nonformal yang bersifat inklusif. Melibatkan puluhan anak-anak usia
kelas prasekolah dari berbagai desa, dan secara rutin terjadwal belajar
calistung di taman bacaan. Sebab itu, hari ini di TBM Lentera Pustaka tidak ada
lagi "orang penting". Semuanya sudah berjalan sesuai program, sesuai jadwal,
dan aktivitasnya masing-masing. Ada 15 program literasi yang tetap berjalan,
harus diurus, dan dikelola keberlanjutannya untuk memberi manfaat kepada
masyarakat secara langsung. Wali baca dan relawan pun punya peran masing-masing,
anak-anak sudah tahu jadwalnya ke TBM, dan ibu-ibu pun sesuai perannya selalu mengantar
anak ke TBM.
KEPRA adalah salah satu program andalan dari 15 program
literasi yang dijalankan TBM Lentera Pustaka hingga kini. Dan di tahun 2025 ini,
TBM Lentera Pustaka akan merayakan 8 tahun eksistensinya di tengah masyarakat. Innya
Allah, seluruh keluarga besar TBM Lentera Pustaka akan mensyukuri dan
bergembira bersama di acara “Festival Literasi Gunung Salak #8 - HUT ke-8 TBM
Lentera Pustaka pada Minggu, 23 November 2025. Untuk mewujudkan taman bacaan yang
benar-benar inklusif. Tentang seberapa banyak masyarakat yang datang dan
terlibat di taman bacaan? Itulah tantangan yang selalu dipegang TBM Lentera
Pustaka hingga kini.
Alhamdulillah, kolaborasi dan sinergi bersama masyarakat
sudah terjalin baik di TBM kami. Terima kasih seluruh pengguna layanan TBM,
sehat selalu dan tetap semangat berliterasi di taman bacaan. Salam literasi
#KElasPRAsekolah #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar