Harus dipahami, pekerja muda merupakan kelompok besar pekerja yang ada di Indonesia saat ini. Bolehlah, pekerja muda disebut kalangan generasi milenial dan Gen Z yang sudah bekerja dan memiliki gaji atau penghasilan, dari rentang 20 tahun hingga 35 tahun. Data BPS (2020) menyebut saat ini Generasi Z di Indonesia mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94% populasi, sedangkan milenial jumlahnya sekitar 69,38 juta jiwa atau 25,87% dari populasi. Maka pekerja muda (gabungan Gen Z dan milenial) sangat dominan di Indonesia, mencapai 144,3 juta orang atau 53% dari populasi Indonesia yang jumlahnya 270 juta jiwa. Bila saja pekerja muda yang bekerja mencapai 50% dari jumlah seluruh Gen Z dan milenial, maka jumlahnya mencapai 72,15 juta orang pekerja.
Sayangnya, pekerja muda jarang yang punya dan ikut dana pensiun. Salah
satu faktor yang memengaruhi keikutsertaan pekerja muda dalam program pensiun
sukarela adalah gaya hidup. Gaya hidup yang konsumtif dan berorientasi pada
pengalaman sesaat (seperti liburan, gadget, nongrong di kafe, dan makan
di luar) seringkali mengurangi kemampuan dan kemauan untuk menyisihkan dana
untuk tabungan jangka panjang. Literasi keuangan, khususnya literasi dana
pensiun juga masih tergolong rendah di kalangan pekerja muda. Akibatnya,
perencanaan masa pensiun menjadi hal yang diabaikan pekerja muda apalagi yang
bekerja di Jakarta. Karenanya, penting untuk mengkaji bagaimana gaya hidup
memengaruhi potensi dana pensiun, baik dari sisi perilaku konsumsi, kesadaran
finansial, hingga kemungkinan kontribusi terhadap program pensiun secara
mandiri dari para pekerja muda.
Adalah Syarifudin
Yunus, dosen Universitas Indraprasta PGRI sekaligus edukator dana pensiun
DPLK Sinarmas Asset Management melakukan penelitian berjudul “Tingkat Gaya Hidup dan
Potensi Kepesertaan Dana Pensiun pada Pekerja Muda di Jakarta” sebagai analisis
tentang hubungan antara gaya hidup
pekerja muda dengan potensi dana pensiun yang bisa dimiliki sebagai bagian
perencanaan hari tua sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat gaya hidup dan
potensi partisipasi dana pensiun (DPLK) di kalangan pekerja muda di Jakarta
menyimpulkan 46% pekerja muda memiliki gaya hidup berbiaya rendah, sehingga
mereka menyatakan dana pensiun penting untuk dipersiapkan sejak dini. Selain
itu, 46% responden memiliki kemampuan menabung di DPLK dengan iuran bulanan
antara Rp100.000–Rp300.000, 28% mampu mengiur lebih dari Rp300.000, sedangkan
26% hanya mampu menyisihkan iuran kurang dari Rp100.000 per bulan.
Tingkat kepedulian ini memperlihatkan variasi kesiapan
finansial yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu 1) gaya hidup konsumtif
yang masih dominan menyebabkan sebagian pekerja muda menunda perencanaan
pensiun, 2) rendahnya literasi keuangan terkait dana pensiun membuat mereka
kurang memahami manfaat dan urgensi kepesertaan DPLK, 3) persepsi bahwa masa
pensiun masih jauh mendorong sikap menunda, sehingga menurunkan komitmen untuk
berpartisipasi aktif. Karenanya, beberapa strategi dapat ditempuh untuk
meningkatkan partisipasi pekerja muda dalam program pensiun antara lain
pendidikan dana pensiun yang relevan dan kontekstual, penyediaan platform
digital yang memudahkan akses, penerapan sistem insentif untuk menarik minat,
serta memposisikan DPLK sebagai bagian dari gaya hidup modern. Selain itu,
inovasi produk DPLK ultra-mikro diperlukan yang menjangkau pekerja dengan
kemampuan finansial terbatas. Jika langkah-langkah strategis ini dijalankan
secara konsisten, maka partisipasi pekerja muda dalam DPLK berpotensi meningkat
signifikan. Dengan demikian, dana pensiun di Indonesia dapat memasuki era
“fajar” yang ditandai dengan kesadaran dini, bukan lagi dipandang sebagai “era
senja” yang hanya relevan menjelang usia pensiun.
Hasil penelitian
tentang “:Tingkat Gaya Hidup dan Potensi Kepesertaan Dana Pensiun pada Pekerja
Muda di Jakarta” telah terbit di Jurnal Menawan (Jurnal Riset dan Publikasi
Ilmu Ekonomi) Volume. 3, Nomor. 5 September 2025 dengan e-ISSN: 3025-4728,
p-ISSN: 3025-5899, Hal 52-64 yang terbit pada 24 September 2025 - https://journal.areai.or.id/index.php/MENAWAN/article/view/1841.
Penelitian ini menyiratkan
bila gaya hidup bisa tumbuh pesat di kalangan pekerja muda, kenapa dana pensiun
tidak? Karena itu, di[erlukan rancangan edukasi dan produk dana pensiun yang
lebih relevan dan menarik bagi generasi muda perkotaan khususnya untuk
mendongkrak penterasi dana pensiun di kalangan pekerja muda sesuai Peta Jalan Dana Pensiun di
Indonesia. Yuk siapkan pensiun #PenelitianDanaPensiun #EdukasiDanaPensiun
#YukSiapkanPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar