Apa sih substansi kuliah menulis kreatif? Singkatnya, menulis kreatif adalah menulis untuk sastra dengan cara yang beda. Entah menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel atau naskah drama sekalipun. Menulis kreatif bukanlah menulis ilmiah, karenya dibutuhkan imajinasi yang kuat sebagai landasan menulis kreatif.
Saat kuliah perdana semester gasal tahun 2025 ini malam ini (4/3/2025),
saya mengampu kuliah menulis kreatif di semester 6 Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Utamanya, menulis
kreatif bukan hanya proses menulis berbasis daya cipta dan imajinasi. Tapi
menulis kreatif adalah proses untuk membangun kemauan menulis. Menulis untuk
berkarya. Itu berarti, menulis kreatif tidak cukup hanya dipahami. Tapi lebih
dari itu, menulis kreatif sangat membutuhkan kompetensi. Seseorang yang
kompeten atau mampu menuangkan ide dan gagassan secara tertulis dengan baik dan
menarik.
Menulis kreatif, tentu berbeda dengan menulis ilmiah. Berbeda pula
dengan menulis untuk jurnalistik, menulis untuk keperluan akademik atau bisnis.
Maka menulis kreatif dapat disebut menulis dengan cara beda. Cara “beda” inilah
yang menjadi kekuatan utama menulis kreatif. Setidaknya ada 4 (empat) ciri
pembeda karya menulis kreatif, yaitu 1) pikirannya yang beda dalam menghasilkan
karya, 2) perilakunya yang beda di saat menulis, 3) batinnya yang beda jadi latar
bekakang lahirnya sebuah tulisan, dan 4) karya dari menulis kreatif yang memang
beda dari lainnya.
Menulis kreatif dapat didefinisikan sebagai proses
menulis yang bertumpu pada pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam
bentuk tulisan yang baik dan menarik. Proses menuangkan ide dan gagasan melalui cara yang tidak biasa sehingga
mampu menghasilkan karya cipta yang berbeda, yang tidak hanya baik tetapi juga
menarik. Ide dan gagasan
yang dituliskan melalui cara yang tidak biasa. Karena itu, menulis kreatif
dapat disebut sebagai “kehebatan dalam menuangkan ide dan gagasan”.
Setidaknya, ada 3 (tiga) sifat tulisan kreatif yang menjadi pegangan.
Siapapun yang mau berkecimpung dalam menulis kreatif harus memperhatikan tiga
sifat tulisan kreatif, yaitu:
1. Imajinatif, tulisan yang menekankan pada daya khayal penulis.
2. Ekspresif, tulisan yang menekankan pada ekspresi penulis.
3. Apresiatif, tulisan yang menekankan pada kesengajaan penulis dalam
menyenangi dan menikmati ide ceritanya.
Atas dasar itu, ide cerita menulis kreatif tidak melulu fiksi. Karena
memang tidak ada cerita yang 100% fiksi. Semua cerita pasti ter-inspirasi dari
realitas kehidupan yang terjadi. Maka sumber penciptaan karya kreatif pada
dasarnya adalah kehidupan manusia itu sendiri. Menulis kreatif harus dilandasi
imajinasi yang kuat. Agar mampu mengubah kata-kata atau kalimat yang biasa
menjadi tidak biasa. Kata-kata atau kalimat yang berbeda dari kebiasaan.
Sebagai contoh tulisan kreatif. Kita tidak cukup menulis sebaris puisi dengan
kata-kata “Bulan nampak bersinar terang di langit. Di sekitarnya, tampak
awan tipis mengitarinya.”
Tapi baris puisi di atas menjadi lebih kreatif dan berbeda ketika diubah
menjadi:
Sinar rembulan menguak dari balik awan tipis. Cahayanya menebar hingga
dedaunan pohon. Aku dan dia pun masih bercengkrama hingga larut malam. Tetes
embun mulai merambah wajahku, menyaksikan cinta kita berdua.
Pemilikiran tentang menulis kreatif, sudah saya
tuangkan ke dalam buku saya “Kompetensi Menulis Kreatif” terbitan Ghalia Indonesia,
dengan tegas saya sampaikan bahwa menulis kreatif merupakan kompetensi. Sebuah kemampuan atau kecakapandalam menuangkan
ide-gagasan secara tertulis dengan baik dan menarik. Sebagai kompetensi,
menulis kreatif harus memenuhi siklus; 1) pengetahuan, 2)
sikap, 3) proses,
4) keterampilan, 5) hasil karya, dan 6) menjadi profesi. Karenanya, kompetensi menulis kreatif adalah gabungan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja kreatif dalam penulisan. Sehingga terbentuk sikap
mental dan cara berpikir yang mampu direfleksikan
ke dalam kebiasaan dan tindakan sehari-hari.
Jadi, menulis kreatif memang bukan hanya teori. Tapi harus diimbangi
dengan praktik menulis dengan cara yang beda. Menulis untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki untuk melahirkan karya yang berbeda. Menulis kreatif
bukan hanya pelajaran tapi perbuatan. Tentu, dengan cara kita masing-masing.
Salam #MenulisKreatif #AyoMenulis #KompetensiMenulisKreatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar