Ekspresikan diri, jangan menekan diri sendiri. Karena ekspresi diri, bisa jadi cara memotivasi untuk mengakui emosi dan perasaan. Bebas dan bebas sjaa untuk ekspresikan diri. Bisa menulis, membaca buku, berkiprah sosial atau mengisi konten media sosial. Untuk menunjukkan pikiran dan perasaan. Jangan berdiam diri atau merasa takut tanpa ekspresi. Pilih bahasa ekspresi sesuka kita, tanpa ragu-ragu lagi.
Hidup adalah untuk mengekspresikan diri, bukan untuk mengesankan
orang lain. Maka cari tempat dan kelilingi diri dengan orang-orang yang
mendorong untuk mengekspresikan diri. Jangan pernah takut untuk menunjukkan
kebahagiaan, bahkan kegundahan sekalipun. Tertawalah atas apa yang perlu
ditertawakan. Menangislah dengan sebab sebagai ekspresi diri.
Ada yang bilang, saat mampu ekspresikan diri bisa jadi membuat kita
lebih dihormati oleh orang lain. Ekspresi tidak akan membuat lemah, justru
mengubahnya menjadi nyata. Jangan sakiti diri tanpa mau ekspresi. Silakan
tertawa, silakan menangis. Tulis di Facebook, nyatakan di Instagram, bahkan
tertawalah di tiktok. Ekspresikan saja tapi tolong jangan saling menyakiti!
Toni Morrison, seorang penulis terkenal dan peraih Nobel Sastra tahun
1994, menegaskan bahwa dalam situasi sulit atau penuh tantangan, kita tidak
boleh terjebak dalam keputus-asaan. Tidak boleh kasihan terhadap diri sendiri
atau ketakutan yang melumpuhkan. Justru sebaliknya, kita harus terus berbicara,
menulis, dan menggunakan bahasa sebagai alat untuk memahami, mengatasi, dan
membangun kembali peradaban. Temukan peradaban dengan ekspresi diri.
Dari pikirannya, Morrison percaya bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk
menyembuhkan luka sosial, menyalakan kesadaran, dan mendorong perubahan dalam
hidup siapapun. Berbicara dan menulis bukan hanya bentuk ekspresi, tetapi juga
cara untuk melawan ketidakadilan, mengabadikan kisah, serta menghubungkan
manusia satu dengan lainnya. Saat negara tidak peduli sekalipun, dibutuhkan
ekspresi diri dari rakyatnya.
Ketahuilah, di mana pun, peradaban tidak tumbuh dalam diam atau
ketakutan. Tapi peradaban akan bersemi dalam keberanian untuk menyuarakan
kebenaran dan menuliskan apapun yang bisa jadi ingatan kolektif. Ekspresikan
diri sebagai ikhtiar penyembuhan, sebagai obat kegelisahan. Atas nama cinta
pada diri sendiri, berbekal pengalaman, perasaan atau pengetahuan.
Dan siapapun yang telah mengekspresikan diri. Pasti ada energi positif
uang diperolehnya. Untuk memperbaiki diri dan menjadikan lingkungannya semakin
baik. Ayo ekspresikan diri, jangan berdiam dalam sepi. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar