Membaca untuk Empati bukan Pintar!
Benar kata banyak orang. Membaca buku itu bukan
untuk pintar atau cerdas. Tapi untuk memacu kelembutan dalam memandang hidup
dan dunia. Untuk memacu sikap empati, suatu kemampuan untuk memahami
perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain. Berempati, berarti mau
menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain. Melihat masalah dari sudut
pandang orang lain.
Sementara orang yang membaca buku hanya untuk
pintar. Ujungnya tumbuh jadi manusia yang arogan, sombong, dan sangat
subjektif. Tidak punya empati dan hanya percaya pada sudut pandangnya sendiri.
Padahal, empati merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial
manusia. Hanya empati yang dapat membantu seseorang dalam membangun hubungan
baik dengan orang lain.
Ketika membaca untuk empati, maka siapapun dapat memahami
perasaan orang lain, di samping mampu memberikan respon yang tepat pada segala
keadaan. Bila ada hubungan yang kuat dan bermakna hingga kini, diawali
karena membaca untuk empati. Membaca untuk memperkuat hubungan sosial, menhindari
konflik dan memberi dukungan emosional. menjauhkan diri dari sikap sombong dan
egois serta melatih kepemimpinan.
Membaca, memang untuk mengembangkan empati
sekaligus membiasakan bergelut dengan perspektif yang berbeda dengan orang
lain. Mamahami apa yang dirasakan orang lain, mampu melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain, dan mau mendengarkan bukan melulu menghakimi. Dengan
membaca, kita tidak hanya belajar fakta atau informasi baru, tetapi juga
memahami emosi, pengalaman, dan sudut pandang orang lain.
Haruki Murakami menyebut bahwa buku memiliki
kekuatan untuk membentuk kepekaan dan empati, sehingga kita mampu melihat dunia
dengan cara yang lebih manusiawi, penuh pengertian, dan tidak menghakimi.
Membaca menjadi jalan untuk mendidik pikiran sekaligus melembutkan hati.
Kelembutan hati itu penting. Selain untuk
mengurangi stres, hati yang lembut pun terbukti mampu meningkatkan kreativitas
dan menjauh dari rasa insecure plus melatih fokus untuk hal-hal yang penting,
bukan untuk yang tidak bermanfaat.
Maka bacalah bukan untuk pintar. Tapi untuk melatih
empati diri. Salam literasi! #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar