Sabtu, 14 September 2024

Makna Di Balik Undangan Khusus Anak TBM Lentera Pustaka ke Perpusnas RI

Hari ini (14/9/2024), 10 anak TBM Lentera Pustaka diundang secara khusus ke Perpusnas RI. Dalam rangka “Hari Kunjung Perpustakaan” yang diperingati setiap 14 September dan Bulan Gemar membaca. Mereka menjadi peserta Festival Literasi Budaya Nusantara Gelar Wicara Permainan Tradisional Nusantara “Menjaga Warisan dan Mewariskan Makna” pada Sabtu, 14 September 2024 pukul 08.30-12.45 WIB di Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan 11 Jakarta Pusat.

 

Anak-anak TBM Lentera Pustaka yang berangkat ke Perpusnas, yaitu Nur Adibah kelas 5, Ahmad Faris Al Fatih kelas 6, Muhammad Adam kelas 6, Siti septiana Zuliyanti kelas 6, Danang Duta Perkasa kelas 6, Putri Sakira kelas 6, Vanesa Silvia Hartono kelas 6, Neneng Khoerunnisa (SMP Terbuka), dan Ade Amirah (SMP Terbuka). Selain TBM Lentera Pustaka, undangan juga diberikan kepada SDN Pondok Bambu 11 Jakarta Timur, SDN Tengah 03 Jakarta Timur, Lab School Cibubur, dan TBM Rete Mali Bekasi di acara ini.

 

Didampingi 5 wali baca TBM Lentera Pustaka, sedari subuh mereka naik angkot ke stasiun Bogor, lalu menggunakan kereta menuju Stasiun Gondangdia Jakarta. Mungkin ini pengalaman pertama mereka bisa menginjakkan kaki ke Perpusnas RI. Selain untuk menambah pengalaman, kunjungan ke Perpusnas RI juga menambah kepercayaan diri mereka untuk interaski dengan orang lain sambil menambah wawasan.

 

Setelah mengikuti Hari Kunjung Perpustakaan di Perpusnas RI, anak-anak TBM Lentera Pustaka pun menyempatkan main ke Monas dan berfoto ria. Bermain holahop, congklak, karet dan bola dunia. Mereka tampak menikmati dan senang punya kesempatan berkunjung ke Perpusnas RI yang difasilitasi TBM Lentera Pustaka. Adalah salah satu anjuran yang sederhana adalah memberi perhatian dan menyenangkan hati anak-anak. Memperlakukannya dengan baik dan menyediakan tempat membaca yang baik. Itulah prinsip literasi yang dijalankan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Selalu menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan untuk anak-anak.

 


Bagi siapapun, berada di taman bacaan, apalagi kalau bukan untuk menggembirakan hati anak-anak. Agar mereka tetap besar hati, bahwa masih ada taman bacaan yang peduli dan memberi kesempatan untuk membaca buku. Memberi ruang dan waktu untuk anak-anak tetap bisa tersenyum. Karena itu, taman bacaan bukan hanya tenpat membaca. Tapi menjadi ladang amal bagi banyak orang. Terima kasih kepada wali baca yang sudah mengantar dan mendampingi anak-anak TBM Lentera Pustaka, termasuk relawan di Jakarta (Alwi dan Ridwan) yang ikut menemani di Perpusnas RI.

 

Jadi, kenapa di taman bacaan? Sederhana saja, hanya untuk menyenangkan hati anak-anak. Setelah itu, maka kita akan disenangkan-Nya. Dan di TBM Lentera Pustaka, anak-anak sudah terbiasa membaca buku. Kini mereka berhak menikmati dunia luar. Sebagai semangat baru untuk mereka. Memang tidak semua harus sekarang. Tapi semuanya harus dimulai dari sekarang untuk anak-anak. Salam literasi #HariKunjungPerpustakaan #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

 




Jumat, 13 September 2024

Belajar Liputan dan Terbitkan Buku, Kuliah Jurnalistik Mahasiswa PBSI Unindra

Sebagai upaya memperkuat keterampilan liputan dan menulis, mahasiswa semester VII Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Unindra mengikuti kuliah Jurnalistik yang diampu dosen Syarifudin Yunus di kampus Unindra Pasar Rebo (13/9/2024). Melalui kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menulis untuk keperluan jurnalistik di samping mampu melakukan liputan berita. Agar dapat menyajikan informasi atau berita yang aktual dan berkualitas.

 

Di tengah era media sosial dan digital, jurnalistik memegang peranan penting. Karena informasi terjadi tanpa batas. Maka mahasiswa harus memiliki kemampuan mencari, mengolah dan mempublikasikan berita secara objektif dan tidak memihak. Dengan menggunakan buku "Jurnalistik Terapan" karya Syarifudin Yunus, dosen Universitas Indraprasta PGRI dari Penerbit Ghalia Indonesia, mahasiswa dibekali pengetahuan dan sikap yang menjadi acuan dalam perkuliahan jurnalistik. Sebagai cara untuk mengenal dan memahami prinsip-prinsip dasar jurnalistik, baik untuk membuat berita atau menjalankan tugas sebagai wartawan.

 

Kuliah Jurnalistik ini, secara prinsip mempertemukan antara teori dan praktik. Sebagai cara sederhana memahami jurnalistik. Agar mahasiswa tidak hanya tahu teori, namun dapat menerapkannya sebagai praktik jurnalistik yang bertanggung jawab. Karena hakikatnya, jurnalistik adalah kepandaian karang-mengarang dan mencari dan menyebarluaskan berita dalam waktu secepat-cepatnya dan seluas-luasnya. Itulah yang disebut sebagai Jurnalistik Terapan. Bukan jurnalisme, bukan juga jurnalistik biasa. Pertemuan teori dan praktik jurnalistik yang sinergis sehingga mampu menjadikan dunia jurnalistik makin berkualitas, mampu menyajikan informasi yang aktual dan objektif.

 




"Saya terinspirasi pada kuliah Jurnalistik ini. Agar bisa menulis berita dengan baik dan mampu melakukan liputan ke lapangan" ujar Ari, Ketua Kelas R7A PBSI Unindra.

 

"Kuliah jurnalistik menarik karena bisa memahami dasar-dasar jurnalistik. Semoga bisa menerapkan ilmu dari dosesnnya, mulai dari pengetahuan hingga ke profesi" ujar Hidayah Al Kholiq, Ketua Kelas R7B PBSI Unindra.

 

Jurnalistik adalah keterampilan dan profesi. Jurnalistik tidak hanya mengharuskan pengetahuan yang cukup untuk memahaminya, tetapi juga harus dilatih dan digeluti layaknya para wartawan bekerja. Sikap untuk selalu mempertanyakan, piawai dalam wawancara, taktis dalam melakukan liputan, dan mampu menulis berita menjadi bukti jurnalistik sebagai keterampilan. Tulisan ini pun jadi contoh bagaimana menulis berita dalam jurnalistik.

 

Di akhir semester kuliah jurnalistik, nantinya setiap mahasiswa diberi tugas untuk melakukan liputan dan menuliskan menjadi berita seperti layaknya berita di media mainstream. Setelah itu, akan diterbitkan menjadi buku liputan jurnalistik mahasiswa PBSI Unindra sebagai output kegiatan perkuliahan selama satu semester. Pada akhirnya, kuliah Jurnalistik bukan hanya untuk tahu jurnalis dan berita tapi mampu menambah keterampilan menulis. Salam #JurnalistikTerapan #KuliahJurnalistik #DosenJurnalistik




Rabu, 11 September 2024

Survei di Medsos 75 Persen Komentarnya Negatif, Tantangan Edukasi Dana Pensiun

Industri dana pensiun dihadapkan pada tantangan yang sangat besar. Utamanya faktor edukasi, soal bagaimana masyarakat memahami pentingnya dana pensiun untuk menjaga kesinambungan penghasilan di masa tua, di saat tidak bekerja lagi. Ternyata faktanya, pekerja dan masyarakat belum benar-benar paham dana pensiun. Tahu saja tidak utuh, apalagi merasa butuh. Sungguh, tantangan edukasi dana pensiun sangat besar.

 

Bercermin dari pemberitaan tentang “OJK Sebut Dana Pensiun Tidak Dapat DIcairkan Sebelum 10 Tahun Mulai Oktober 2024” di IDX Channel (IDX CHANNEL | Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, mengatakan mulai… | Instagram - 3 September 2024), setidaknya ada 1.996 komentar yang disampaikan dari publik atau netizen. Dikarenakan informasinya bias dan melebar, maka saya pun memberikan “pelurusan” sebagai edukasi publik. Namun apa yang terjadi? Tercatat ada102 netizen yang merespon balik komentar. Dan hasilnya, setelah saya cek komentarnya (sampel dari 20 komentar), ternyata 75% komentarnya negatif, sementara 25% berkomentar netral. Jadi, tantangan edukasi dana pensiun memang sangat besar. Bila ada isu “baru” dana pensiun, justru komentarnya negatif bukan positif.

 

Beberapa contoh komentar negatif publik atau netizen, antara lain: 1) Motongnya maksa, balikinnya susah, 2) Diliat" ni negara kenapa kyk BU bgt dah, 3) Bilang ae di pinjem negara buat ikn pak, 4) Sekedar info juga barangkali ada yg blm tau. Kalau JHT dan JP (Jaminan Pensiun) hanya bisa di wariskan ke Orang Tua (bagi yg single), dan ke Suami/Istri/Anak (bagi yg sudah menikah). Jadi bagi pekerja yg mohon maaf Yatim Piatu, dan statusnya Single, ketika meninggal JHT dan JP nya tidak bisa dicairkan. Maupun itu sodara Kandung, TIDAK BISA YAA. Dana tersebut akan di kembalikan kepada Balai Pengembalian. Kaget ya?? Gpp. Saya juga kaget pas dapet sosialisasi terkait ini. Yakin 70% Masyarakat gada yg sadar kalo selama ini ada yg namanya BALAI PENGEMBALIAN (khusus duit pensiun/JHT), 5) BRANGKAS NEGARA DAH KOSONG, BUAT BELI SEMEN NGECOR IKN, 6) Motongnya otomatis, balikinnya harus ngemis, 7) itu uang kami, jerih payah kami, itu hak kami!!!, 8) Kl gtu jangan ada potongan pensiun ,, knp si makin ksini makin aneh2 aturan, 9) kalo sampe kita mati gak ikhlas, dosanya mereka bawa for all eternity kan?,  10) 10 tahun setelah PENSIUN ini ?? Lawak banget asli dah klo memng terjadi, dan lain sebagainya.

 

Udh ngambilnya maksa, pas di minta di halang2i, begitu komentar salah satu netizen. Bila mau dicermati, apa yang diambilnya maksa? Dan apa pula yang pas diminat dihalang-halangi? Mungkin ini maksudnya, progam pensiun yang bersifat wajib. Bukan dana pensiun yang bersifat sukarela. Ini berarti, masih banyak Masyarakat yang tidak bisa membedakan program pensiun wajib (JHT./JP) dan program pensiun sukarela (DPLK.DPPK). Lagi-lagi, tantangan edukasi dana pensiun sangat besar ke depannya.

 

Edukasi dana pensiun, boleh jadi adalah "pekerjaan rumah" terbesar untuk mengkampanyekan pentingnya dana pensiun bagi pekerja dan generasi milenial. Harus diakui, edukasi dana pensiun belum masif. Pentingnya edukasi untuk mengubah persepsi publik dari tidak tahu menjadi tahu, lalu paham pentingnya dana pensiun. Bila sudah paham, maka harus didukung oleh “digitalisasi” sebagai sarana untuk edukasi-literasi dan kemudahan akses membeli dana pensiun..

 


Berbagai agenda edukasi dana pensiun, terkait dengan apa bedanya dana pensiun dengan JHT?, Apakah dana pensiun aman?, siapa pengelola dana pensiun?, bagaimana cara menadi peserta dana pensiun?, berapa besar iuran yang ditabung?, berapa lama jadi peserta?, berapa hasil investasi yang diperoleh?, bahkan bagaimana cara mencairkan manfaat pensiun dan apa saja aturannya? Ternyata, semuanya menjadi penting untuk di-edukasi kembali dan dilakukan secara berkelanjutna.

 

Pekerja di Indonesia jumlahnya ratusan juta. Generasi milenial pun saat ini menjadi populasi terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Katanya mereka disuruh mempersiapkan hari tua atau masa pensiun. Masalahnya, siapa yang edukasi mereka tentang dana pensiun? Khusus DPLK, bila mau jujur, adalah kendaraan yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Karena DPLK memberi tiga keuntungan: 1) adanya kepastian dana yang cukup untuk masa pensiun atau hari tua, 2) ada hasil investasi yang optimal selama jadi peserta karena sifatnya jangka panjang dan 3) ada fasilitas pajak saat manfaat pensiun dibayarkan. Sehingga pensiunan nantinya akan tetap punya penghasilan secara bulanan sekalipun sudah tidak bekerja lagi.

 

Untuk sebagian orang, mungkin dana pensiun memang penting, Tapi untuk sebagian besar orang justru mereka tidak tahu apa itu dana pensiun? Terbukti 75% komentarnya negatif, apapaun alasannya. Inilah tantangan edukasi dana pensiun yang harus dikerjakan ke depannya. Agar persepsi publik tentang dana pensiun menjadi lebih positif.  Maka ke depan, edukasi dana pensiun harus terus digenjot. Agar kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukatorDPLK #EdukasiDanaPensiun

Pengabdian Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan SPs Unpak di Cileungsi, Gugah Inovasi Guru dan Semangat Belajar Siswa

 

Sebagai wujud konstribusi kampus kepada Masyarakat, Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Pendidikan (MP) Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pakuan (Unpak) Bogor menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMA Negeri 2 Cileungsi (30/8/2024). Melalui kegiatan ini, SPs Unpak bertekad memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan.

 

Kegiatan ini dipersiapkan oleh mahasiswa kelas AP23R3 (Nurfaizi, Ivan, Umiati, Andri, Erwin, Mutiah, Maria, Lulu, Deni, Indah, Annisha, Febriany, Yulia, Dewi, Erna), tentunya dengan dukungan dan bimbingan dari para dosen SPs Unpak. Dihadiri 20 guru dan 40 siswa dari SMA Negeri 2 Cileungsi, kegiatan pengabdian Masyarakat ini mengusung dua tema besar yang relevan dengan dunia pendidikan saat ini, yaitu 1) Membangun Kepemimpinan Siswa yang Berintegritas dan Visioner melalui Organisasi Sekolah untuk para siswa dan 2) Meningkatkan Keinovatifan Guru melalui Pengembangan Model Pembelajaran untuk para guru.

 

Bertindak sebagai narasumber untuk para siswa, yaitu Deni Awaludin, S.Si sebagai perwakilan dari mahasiswa Prodi MP SPs Unpak.  Tujuannya untuk memotivasi siswa agar aktif dalam organisasi sekolah dan membangun karakter kepemimpinan yang memiliki nilai integritas dan visioner. Sedangkan narasumber untuk para guru disajikan oleh tiga dosen Unpak, yaitu 1) Dr. Rais Hidayat, M.Pd, 2) Dr. Yuyun Elizabeth, M.Pd, dan 3) Dr. Dadang Jaenudin, M.Si.

 




Dalam paparannya, Dr. Yuyun Elizabeth sebagai narasumber utama menjelaskan tentang pentingnya inovasi dalam pengajaran. Bahwa guru perlu memahami perbedaan yang ada di dalam kelas karena setiap siswa memiliki gaya belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga nantinya, guru diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan beragam siswa dan memaksimalkan potensi mereka.

 

Acara yang berlangsung lancar, dibuka oleh pewara dan menyimak sambutan dari ketua panitia, Umiati (pewakilan mahasiswa) dan sambutan dari perwakilan SMA Negeri 2 Cileungsi, hingga diikuti penyampaian materi dari narasumber lalu ditutup sesi tanya jawab. Antusiasme peserta terlihat dalam tanya jawab dan diskusi yang berkembang. Pada bagian akhir, pun testimoni disampaikan peserta dan sesi foto Bersama.

 

Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan di era Merdeka Belajar, proses pembelajaran di sekolah mampu menjadikan siswa aktif di kelas dan guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang inovatif, disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. “Senang banget bisa ikut kegiatan pengabdian Masyarakat SPs Unpak ini, jadi lebih termotivasi untuk bisa lebih semangat dan siap untuk mengajar sesuai dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda” ujar salah seoarang guru yang menjadi peserta.

 






Perkuat Literasi Siswa, SMA TQT Madinatul Quran Gelar Pelatihan Menulis Itu Menyenangkan

Sebagai pesantren tahfizh terbaik di Depok, SMA TQT Madinatul Quran menggelar "Pelatihan Menulis” yang diikuti 22 santri kelas X (11/9/2023). Kegiatan literasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis santri, di samping nantinya ditargetkan dapat menerbitkan buku “kisah santri penghafal Quran”. Dibuka oleh Ust Ayat Bahrul. M.Pd.I (Direktur Yayasan Madinatul Qur'an Depok) didampingi Suriyanto, S.Si, M.M (Kepala SMA TQT Madinatul Quran) dan Muhamad Azis S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia), pelatihan menulis ini sudah memasuki tahun ke-4 yang digelar secara rutin di SMA TQT Madinatul Quran.

 

“Kami sangat senang bisa menggelar pelatihan menulis untuk para santri kelas X. Selain menjadikan hafizh, SMA TQT MadinatulQuran pun terus mengembangkan potensi menulis para santri. Karena apapun sedikit atau banyak, patut dituliskan agar bisa menjadi sedekah bila dibaca orang lain. Saya berharap nantinya ada santri yang mahir menulis dan bisa menulis untuk buku” ujar Ust Ayat Bahrul. M.Pd.I, Kepala Sekolah SMA TQT Madinatul Qur’an Depok saat membuka acara pelatihan.

 

Bertajuk “Menulis Itu Menyenangkan”, pelatihan menulis santri kelas X SMA TQT Madinatul Quran menghadirkan narasumber Syarifudin Yunus, M.Pd (Penulis, Dosen Unindra, dan Pendiri TBM Lentera Pustaka). Dalam paparannya, Syarifudin Yunus membekali para santri agar lebih berani menulis dan tips praktis menulis, utamanya untuk menulis buku inspiratif. Untuk itu, para santri penghafal Al Quran ini dibekali sumber tulisan yang paling sederhana yaitu 1) pengetahuan, 2) pengalaman, dan 3) perasaan.  

 

Bila sudah menetapkan bahan tulisan dari pengetahuan, pengalaman atau perasaan, para santri dilatih untuk membuat tulisan dengan startegi 3 kata, yang secara konkret dikembangkan menjadi 3 kalimat atau satu paragraf.  Dan untuk memulai penulisan, para santri diajarkan tips menulis dengan menggunakan 1) kalimat-kalimat yang pendek, 2) kata-kata yang mudah dipahami, 3) menulis seperti ngobrol, apa adanya, dan 4) fokus pada penulisan bukan pemikiran.  Dengan menemukan peristiwa dari sudut pandang masing-masing santri, maka apapun dapat dituliskan menjadi suatu karya atau artikel.

 


“Alhamdulillah, saya senang bisa mengajarkan menulis para santri penghafal Al Quran di SMA TQT Madinatul Quran ini. Sungguh luar biasa, para santrinya sangat aktif dan punya tekad kuat untuk bisa menulis. Kegiatan ini pun memperkuat literasi di sekolah. Semoga dari pelatihan ini, bisa lahir satu buku kisah para santri pengahfal Al Quran, yang bertutur tentang apa dan bagaimana siswa menghafal Al Quran” ujar Syarifudin Yunus saat pemaparan menulis itu menyenangkan.

 

Selain diajar mencari bahan tulisan, pelatihan menulis ini pun mengajak para santri untuk ptaktik menulis secara langsung. Dari kata sederhana yang kemudian dikembangkan menjadi kalimat hingga jadi satu paragraf. Jadi, menulis itu menyenangkan dan mudah dilakukan. Agar menulis lebih mudah untuk dibiasakan. Di akhir sesi, para santri pun sangat antusias dengan bertanya tentang cara dan tips menulis yang mudah.

 

Untuk diketahui, lulusan SMA Tahfizh Al-Qur'an Terpadu (TQT)Madinatul Qur'an Depok pada tahun 2024 ini tergolong mengagumkan. Diantaranya, 5 siswa berhasil kuliah di kampus Al Azhar Mesir, 5 siswa di Kampus Kuips Malaysia, 22 siswa mampu bersaing dan kuliah di kampus negeri ternama di Indonesia, 1 siswa kuliah kampus swasta, dan 1 siswa bersiap masuk TNI. Melalui pola pemb3lajaran yang terstruktur, para santri di SMA TQT Madinatul Quran mampu bersaing dan memiliki keterampilan yang memadai, termasuk menulis. Maka saat ini, SMA TQT Madinatul Quran dikenal sebagai pesantren tajfizh terbaik di Depok.

 

Melalui pelatihan menulis ini, nantinya, para santri kelas X dan dibimbing guru Bhasa Indonesia diharapkan mampu menerbitkan buku kisah para santri. Sebagai bukti proses menulis dan literasi yang dilakukan santri di sekolah. Agar terwujud “scripta manent verba volant”. Bahwa yang tertulis akan abadi dan yang terucap akan hilang. Salam literasi #SMATQTMadinatulQuran #PelatihanMenulisSiswa #GerakanLiterasiSekolah





Selasa, 10 September 2024

Kita Adalah Apa yang Kita Lakukan Berulang kali

Bila ada orang yang menggergaji kayu, apakah kita menyebutnya sebagai tukang? Tentu tidak, karena baru sekali menggergaji kayu. Bisa jadi dia tidak tahu teknik menggergaji yang benar.

 

Begitu juga bila kita melihat, seseorang yang menanam satu pohon padi di sawah. Apakah kita akan langsung menyebutnya seorang petani? Pasti tidak, karena hanya sekali menanam. Bisa jadi dia belum tahu tentang bercocok tanam. Petani yang baik pasti tidak menanam hanya satu kali dan selesai. Petani yang mahir adalah orang-orang yang terus-menerus mengolah tanah, menanam, merawat, dan memanen dari tahun ke tahun. Tindakan-tindakan berulang itulah yang membuat mereka disebut petani sejati.

 

Makin jelas kan. Tidak cukup kita menyebut satu tindakan baik sebagai kebiasaan. Kita disebut tukang ngopi karena ngopi setiap hari dan berulang. Kita disebut pekerja karena tiap hari berangkat pagi pulang sore. Disebut anak sekolah karena setiap hari berangkat pagi, belajar di kelas dan memakai seragam. Maka begitu pula, anak-anak yang membaca. Disebut pembaca aktif karena seminggu 3 kali secara rutin membaca di TBM Lentera Pustaka. Kita disebut driver motor baca keliling, bila secara rutin selalu berkendara motor sediakan akses bacaan ke kampung-kampung.

 

Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Hingga terbentuk karakter kita dari apa yang kita lakukan secara konsisten, bukan dari satu atau dua tindakan. Melakukan tindakan adil satu kali, tentu tidak otomatis menjadi orang yang adil. Tapi bila berulang kali bersikap adil, maka itulah karakternya.

 


Kita adalah hasil dari kebiasaan kita. Siapapun yang mau jadi orang baik ya harus melatih diri untuk selalu berbuat baik berulang kali, hingga baik itu menjadi kebiasaanya. Karena baik itu aksi bukan narasi.

 

Apa artinya? Berarti kita harus memilih dengan hati-hati apa yang kita lakukan berulang kali. Karena itulah yang membentuk karakter diri kita. Hari-hari terus berulang dan berganti, tinggal kita mau pakai untuk apa? Yang jelas, harus berulang kali bukan hanya sekali. Biarpun hanya tindakan kecil dengan menyediakan akses bacaan ke anak-anak, asal berulang kali itulah karakter kita.

 

Karakter adalah hasil dari tindakan kecil yang dilakukan terus-menerus. Buah dari perbuatan kecil yang berulang kali. Maka, kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Jadi kebiasaan yang bukan hanya berdampak sesaat. Tapi membentuk siapa diri kita di masa depan nantinya.

 

Bacalah berulang-ulang kali, maka kita bisa jadi pembaca. Uruslah taman bacaan kita berulang kali, maka kita disebut pegiat taman bacaan. Tapi bila kita kerjanya ngobrol setiap hari, maka kita pantas disebut tukang ngobrol. Salam literasi. #TBMLenteraPustaka #KomunitasPenggerakLiterasi #TamanBacaan

 




Senin, 09 September 2024

Kita Memang Punya Ijazah Tapi Mungkin Belum Bertindak Nyata

Seorang tetangga dekat TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor hampir setiap pagi ngedumel. Pasalnya, pohon-pohon pisang yang ditanamnya tidak berbuah. Pohonnya tumbuh, daunnya bagus, dan menjulang. Namun musim buah tiba, justru pohon-pohon pisang yang ditanamnya sama sekali tidak ada yang berbuah. Tidak ada yang bisa dipanen. Tumbuh tapi tidak berbuah.

 

Itu hanya sepenggal kisah nyata. Mungkin, ada banyak pohon lain yang ditanam dan tumbuh tapi tidak ada buahnya. Seharusnya, pohon apapun yang ditanam tidak cukup hanya tumbuh. Tapi harusnya berbuah, agar bisa dinikmati bersama, bisa dibagikan ke orang lain. Atau dijual ke pasar.

 

Pohon pisang ditanam, dirawat dan tumbuh agar berbuah dan bisa dipanen. Bukan hanya daunnya bagus atau menjulang tinggi karena buah pisang itulah yang memberi manfaat. Agar bisa dimakan atau dibagikan ke orang lain. Maka begitu pula seharusnya ilmu pengetahuan. Harus bermanfaat untuk orang lain.

 

Jadi, ilmu pengetahuan itu seperti pohon pisang? Iya, harusnya begitu. Ilmu pengetahuan tidak cukup hanya dipelajari, ditimba dan dimiliki. Tapi semestinya diterapkan dalam tindakan nyata. Karena ilmu, kita jadi tahu apa apa yang benar dan apa yang baik agar bisa “berbuah”. Maka ilmu yang dimiliki, bila tidak diterapkan persis seperti “pohon pisang tanpa buah”. Tumbuh, tapi tidak memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.”

 

Ada benarnya, ilmu tanpa tindakan beluk jadi apa-apa. Niat baik tanpa eksekusi pun tidak berguna apa-apa. Persis, seperti pohon pisang tanpa buah. Maka ilmu pengetahuan tidak cukup untuk tahu apa yang benar. Tapi mampu diterapkan dalam tindakan sehari-hari. Tahu keadilan tapi tidak bertindak adil. Tahu membaca buku itu baik tapi tidak dilakukan. Dan tahu peduli itu bagus tapi bersikap tidak peduli. Mana ada benih yang subur tapi tidak pernah ditanam. Kita sering lupa, ilmu pengetahuan sehat apapun yang dimiliki hanya bisa mencapai tujuannya bisa diikuti tindakan nyata. Bukan hanya dipelajari setinggi-tingginya tapi tanpa ada manfaatnya bagi orang lain. Seperti pohon pisang yang ditanam pasti keren bila menghasilkan buah yang segar dan menyehatkan.

 


Apapun itu, tindakan nyata atau perilaku adalah buah dari ilmu pengetahuan. Tanpa tindakan nyata, ilmu pengetahuan sama sekali tidak akan pernah berubah dan bermanfaat.

Di sekitar kita, banya orang cerdas. Banyak orang punya wawasan luas. Pendidikannya tinggi, bahkan omongannya selangit. Retorikanya sebakul, persis kayak debat di TV-TV. Tapi sayang, semuanya hanya sebatas di kepala dan di omongan. Tanpa aksi nyata dan tindakan nyata. Tanpa punya manfaat banyak untuk orang lain. Hanya sibuk bilang, harusnya begini harusnya begitu tanpa tanpa pernah mengerjakannya.

 

Hati-hati, ilmu pengetahuan tanpa diwujudkan dalam tindakan persis seperti pohon pisang tanpa buah. Potensinya ada tapi tidak pernah direalisasikan. Waktunya punya tapi tidak digunakan untuk yang bermanfaat. Tenaganya kuat tapi tidak untuk menolong yang lah. Pikirannya keren tapi tidak ada gunanya untuk kaum yang tertinggal. Dan uangnya ada tapi tidak bermanfaat untuk yang membutuhkan. Kita sering lupa, ijazah itu hanya bukti bahwa kita pernah sekolah. Tapi bukan bukti bahwa kita sudah mengerjakan ilmu yang sudah dipelajari dan dikuasai. Kita memang punya ijazah tapi mungkin belum bertindak nyata untuk orang lain.

 

Apapun alasannya, tindakan adalah cara kita menerapkan ilmu pengetahuan. Untuk membuatnya nyata dalam kehidupan. Seperti buah pisang yang dapat dilihat, dirasakan, dan dinikmati. Agar benar-benar berarti dan bermanfaat. Begitulah yang direnungkan sekarang driver MOtor BAca KEliling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka saat sediakan akses bacaan ke Kp. Sinarwangi Desa Sukajadi Kec. Tamansari Kab. Bogor. Salam literasi #MotorBacaKeliling #TBMLenteraPuskata #KomunitasPenggerakLiterasi

 

Minggu, 08 September 2024

HimaSkap dan BEM Faperta IPB Apresiasi Kerjasama Sosial bersama TBM Lentera Pustaka Bogor

Sebagai mitra kolaborasi, HIMASKAP dan BEM Faperta IPB memberikan apresiasi kepada TBM Lentera Pustaka atas kerjasama sosial lingkungan yang berjalan sepanjang tahun 2024 ini. Ditandai dengan menggelar even bertema “Kreasi Tanaman Hias bersama Anak TBM” di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor kemarin (8/9/2024), Gozhi Maulana (Ketua BEM Faperta IPB) dan Ghafarrahim Azadirachta Ardhi (Ketua Himaskap) menyerahkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di hadapan 80-an anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka.

 

Setelah sembilan penuh bersinergi di tahun 2024, Himaskap dan BEM Faperta IPB menutup aktivitas sosial terakhirnya di TBM Lentera Pustaka. Dikarenakan di akhir tahun ini akan melakukan mubes pergantian pengurus BEM Faperta IPB. Patut diketahui, BEM Faperta IPB sudah 4 tahun terakhir menjadikan TBM Lentera Pustaka sebagai mitra pengabdian masyarakat dan sosial lingkungan, dengan melakukan aktivitas sesuai disiplin ilmunya minimal sebulan sekali. Tidak kurang dari 140 mahasiswa dari berbagai Hima prodi di Faperta IPB terlibat seperti Manajemen Sumberdaya Lahan, Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, Arsitektur Lanskap, Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

 

“Kami berterima kasih kepada TBM Lentera Pustaka yang telah bekerjasama sebagai tempat pengabdian sosial lingkungan BEM Faperta IPB selama ini. Anak-anaknya banyak dan antusias, pengurusnya selalu memfasilitasi. Semoga sinergi yang sudah terjalin selama ini ini bisa diteruskan oleh pengurus BEM Faperta IPB pengganti kami nantinya” ujar Gozhi Maulana, Ketua BEM Faperta IPB dalam sambutannya.

Pada event terakhirnya, anaka-anak TBM Lentera Pustaka diajarkan membuat kkreasi tanaman hias bersama mahasiswa Himaskap Faperta IPB. Selain untuk memacu kreativitas anak-anak TBM, kegiatan ini juga diharapkan mampu memberi motivasi anak-anak untuk semakin rajin membaca buku di taman bacaan. Membangun suasana di tamann bacaan yang asyik dan menyenangkan.

 

Melalui kerjasama dengan BEM Faperta IPB, TBM Lentera Pustaka menegaskan akan terus mendukung aktivitas sosial yang dilakukan mahasiswa, termasuk komunitas dan lembaga yang memiliki kepedulian sosial. Seperti sebelumnya, aktivitas CSR yang digelar oleh Bank Sinarmas, Yayasan Tzu Chi Indonesia, MNC Sekuritas, dan MNC Peduli. Bahkan di September ini, TBM Lentera Pustaka telah dipilih menjadi tempat aktivitas CSR untuk Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun 2024 oleh Chubb Life. Untuk melalukan edukasi terkait penyuluhan keuangan bagi 50 kaum ibu dan 50 anak TBM Lentera Pustaka pada Kamis, 12 September 2024. Selian itu, 15 anak TBM Lentera Pustaka pun mendapat undangan khusus untuk hadir di Festival Literasi (Budaya) Nusantara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Perpustakaan Nasional RI pada 14 September 2024 sekaligus melakukan kunjungan ke Perpusnas RI.

 


 

Pada tahun 2024 ini, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Slaak Bogor juga terpilih menjadi salah satu calon penerima Banpem Komunitas Penggerak Literasi dari Badan Bahasa KemdikbudRistek RI. Melalui Banpem Komunitas Literasi ini, TBM Lentera Pustaka akan menggelar serangkaian aktivitas Penguatan Literasi Masyarakat, seperti 1) Read Aloud, 2) Berdongeng di Taman Bacaan, 3) Belajar baca tulis — GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 4) Belajar Calistung Anak Kelas Prasekolah, 5) Praktik Mengetik Komputer (Literasi Digital), 6) Penyuluhan Literasi kaum Ibu, dan 7) MOtor BAca Keliling (MOBAKE) dan kegiatan Penguatan Komunitas Penggerak Literasi, yang mencakup 1) Diskusi Semangat Kerelawanan, 2) Pelatihan Menulis Taman Bacaan untuk Relawan, 3) Diskusi Zona Baca, dan 4) Penguatan Medsos TBM. Tidak kurang dari 250 pengguna layanan dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajadi, Sukajaya Kec. Tamansari Kab. Bogor) akan terlibat, di samping para narasumber dan relawan. Tujuannya, untuk meningkatkan peran taman bacaan dalam meningkatkan kemampuan baca tulis dan gerakan litrerasi di Indonesia. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BEMFapertaIPB #KomunitasPenggerakLiterasi





Sabtu, 07 September 2024

Katanya Gaji Akan Dipotong, Apa Itu Program Pensiun Tambahan Bersifat Wajib?

Beberapa hari belakangan, beredar berita lagi yang bunyinya "gaji-pekerja-dipotong-buat-program-pensiun-tambahan". Ada pula yang menulis berita "Gaji Pekerja Swasta Bakal Dipotong Lagi untuk Program Pensiun Tambahan Wajib". Banyak komentar dan mengundang kontroversi di media sosial. Regulator pun menyebut, aturan terkait program pensiun tambahan bersifat wajib tinggal menunggu Peraturan Pemerintah (PP).

 

Komentar pun bermunculan. "Tapera, asuransi kendaraan bermotor, ppn, potongan pensiun. Besok apalagi?" ujar warganet. Bahkan ada yang memberi komentar "Rakyat punya program sendiri buat mempersiapkan pensiunnya, jadi gak perlu pemerintah ikut campur lah, kalaupun ada yang tidak berpikir sampai sana, itu salah nya sendiri" tambah netizen di medsos. Berita-beritanya silakan di cek di: IDX CHANNEL (@idx_channel) - https://www.instagram.com/p/C_ejWm9SfQp/?igsh=bHBweWpycDgxMWt6 - Gaji Pekerja Swasta Bakal Dipotong Lagi untuk Program Pensiun Tambahan Wajib.

Buset dah gaji habis kena potongan ini mah..., begitu headline Jakarta Creative Media.


Terus terang, agak sulit menjelaskan berita-berita tersebut. Apalagi bila konteksnya jadi melebar atau bias. Satu hal yang bisa disimpulkan, bahwa program pensiun, dana pensiun, jaminan hari tua terbukti belum banyak dipahami publik. Terlalu banyak yang tidak tahu dan tidak paham. Ada persoalan edukasi -- literasi di program pensiun yang sangat substansial. Bila tidak tahu programnya, bagaimana bisa paham manfaat programnya? Bukankah begitu realitasnya?

 

Tapi okelah, karena kadung beredar dan menyebabkan banyak komentar publik. Kita sama-sama coba ikhtiar untuk memahami akan adanya "program pensiun tambahan bersifat wajib. Sebagai edukasi kepada publik. Maka untuk sementara, informasinya mungkin bisa disajikan sebagai berikut:

1.     Kita paham, saat ini faktanya 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah keuangan. Banyak pensiunan "terpaksa" bergantung pada anak atau mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan riset lain menyebut, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap untuk berhenti bekerja atau pensiun. Kenapa realitas itu terjadi? Jawabnya, karena tidak adanya ketersediaan dana yang cukup di hari tua atau saat pensiun, di saat tidak bekerja lagi. Bila mau disepakati, memang ada persoalan tentang hari tua - masa pensiun di Indonesia yang belum diantisipasi dengan serius.

2.     Lah kan kita sudah punya program wajib seperti JHT (Jaminan Hari Tua) dan Jaminan Pensiun (JP) BPJS? Iya benar, dan tenyata, hitungannya program wajib yang ada sekarang seperti JHT atau JP BPJS hanya memenuhi kebutuhan dasar. Diduga hanya bisa meng-cover 10% dari gaji terakhir kita saat bekerja. Bila gaji terakhir seorang karyawan sebelum pensiun Rp. 10 juta, program wajib seperyi JHT hanya bisa meng-cover Rp. 1 juta saja. Angka ini dianggap terlalu kecil dan berpotensi menjadi sumber masalah keuangan di hari tua.

3.     Sementara itu, tingkat penghasilan pensiun (TPP) atau replacement ratio sesuai standar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) direkomendasikan, selayaknya hidup di masa pensiun memiliki dana 40% dari gaji terakhir. Artinya, bila gaji terakhir Rp. 10 juta maka dibutuhkan dana Rp. 4 juta per bulan agar bisa hidup layak. Agar tidak menyusahkan anak atau mengalami masalah keuangan. Kira-kira begitu. Dan kesenjangan antara TPP yang hanya 10% dengan rekomendasi standar ILO yang 40% inilah yang mau direalisasikan.

4.     Maka dari itu, untuk mengangkat taraf hidup dan tingkat penghasilan pensiun (TPP) pekerja di Indonesia (agar mencapai 40% dari gaji terakhir saat pensiun), maka dibutuhkan program pensiun tambahan yang bersifat wajib, yang angkanya diduga seorang pekerja perlu menyisihkan sekitar 15% dari gaji sekarang untuk masa pensiun atau hari tua. Niatnya, agar TPP atau replacement ratio-nya bisa mencapai 40% dari gaji terakhir.

5.     Itulah yang menjadi dasar "program pensiun tambahan bersifat wajib", tujuannya untuk mencapai taraf hidup layak di masa pensiun (saat tidak bekerja lagi, apalagi pegawai swasta). Program pensiun tambahan bersifat wajib adalah mandat UU No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan khususnya pemerintah harus mengharmonisasikan seluruh Program Pensiun sebagai upaya peningkatan perlindungan hari tua dan memajukan kesejahteraan umum. Maka pada Pasal 189 Ayat (4), disebutkan bahwa Pemerintah bisa melaksanakan program pensiun tambahan yang bersifat wajib di luar program jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pensiun yang merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional. Jadi bukan asal dibuat oleh pemerintah. Tapi ada dasarnya dan sesuai amanah regulasi yang berlaku.

 

Nah untuk merealisasikan "program pensiun tambahan bersifat wajib, saat ini pemerintah sedang menggodok yang namanya peraturan pemerintah (PP) tentang "harmonisasi program pensiun" yang tujuannya menyelaraskan seluruh program pensiun yang ada saat ini di Indonesia. Maka beberapa agenda yang patut dikawal, misalnya terkait: 1) gimana skema program pensiun tambahan bersifat wajib itu?, 2) berapa batas gaji yang diwajibkan dan alokasi penempatannya? 3) siapa yang menyelenggarakan dan gimana kesiapannya?, 4) bagaimana implikasinya terhadap pekerja?, dan 5) gimana teknologi informasi yang mendukungnya?.  Dan yang tidak kalah penting adalah pentingnya ikhtiar untuk edukasi dan sosialisasi yang masif dan berkelanjutan tentang program pensiun tambahan bersifat wajib ini. Termasuk seberapa besar-kecil gaji pekerja yang dipotong dan gimana mekanismenya?

 


Patut ditunggu dan dikaawal dengan seksama.  Gimana jadinya program pensiun tambahan bersifat wajib ini. Satu yang pasti, seharusnya program pensiun tambahan bersifat wajib ini harus dan harus berpihak kepada pekerja. Untuk kelayakan standar hidup di hari tua atau masa pensiun. Dan siapapun penyelenggaranya, harus didukung oleh profesiolisame, tata kelol yang baik, transparan, dan punya teknologi canggih. Karena program pensiun ini menyangkut hajat hidup pekerja di hari tuanya, bersifat jangka panjang. Maka harus benar-benar dikelola dengan baik dan benar.

 

Kira-kira begitu dulu tentang program pensiun tambahan bersifat wajib. Mari kita kawal bersama dan semoga menghasilkan skema yang terbaik untuk jutaan puluhan pekerja di Indonesia. Agar nantinya di tahun 2045 benar-benar jadi "Indonesia emas" untuk pensiunan, bukan malah jadi "Indonesia cemas". Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

 


Jumat, 06 September 2024

Kenapa Harus Takut Kehilangan Diri Sendiri?

Ada benarnya nasihat, “Jangan takut kehilangan seseorang. Tapi takutlah Kehilangan dirimu sendiri karena ingin menyenangkan semua orang”.

 

Pantas, dulu Bapak saya selalu kasih tahu. Bahwa nilai diri kita tidak ditentukan oleh orang lain. Bukan pula dilihat dari seberapa sempurna hidup kita. Melainkan justru terletak dari bagaimana cara kita memperlakukan diri kita sendiri. Bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab untuk diri sendiri, baru kemudian orang lain. Itulah nilai diri kita yang sejatinya, yang apa adanya.

 

Saya pun belajar dari TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Awalnya hanya 14 anak yang bergabung, lalu kini mencapai 160-an yang terlayani dengan baik. Relawan datang dan pergi. Bahkan ada orang-orang yang tadinya punya komitmen tapi akhirnya hilang entah kemana? Ada yang hilang, ada yang datang dari dan ke TBM Lentera Pustaka. Maka, jangan takut kehilangan apapun.

 

Semakin berproses, semakin matang usia. Akhirnya kita semakin paham bahwa tidak perlu takut kehilangan siapapun. Tidak perlu sedih kehilangan seseorang. Justru takutlah bila kehilangan Allah. Sedihlah bila kehilangan iman. Begitu prinsip sederhananya.

 

Bahkan lebih dari itu, jangan takut pula kehilangan teman-teman. Karena hakikatnya, teman pun bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Mereka tidak kasih makan, tidak pula sekolahkan kita. Jadi biarkan teman-teman mulai menjauh dan meninggalkan. Apapun yang pergi dan hilang, cukup lepaskan dan ikhlaskan. Karena begitulah siklus di dunia, selalu ada yang  datang dan pergi silih berganti. Sudah pasti, jangan pernah merasa kehilangan sesuatu. Sebab segalanya di dunia ini hanya sebuah titipan, tidak ada yang abadi.

 

Ini nyata terjadi. Saat seorang kawan, mengejar semuanya di dunia. Demi pergaulan demi dunia, apapun dikerjakan. Katanya, asal hatinya senang hidupnya gembira. Dan hebatnya, Allah pun berikan yang dia mau. Hidupnya seakan abadi di dunia. Mau salah mau benar semuanya dicampur jadi satu. Akhlak hancur, etikanya pergi. Lalu apa yang terjadi kemudian? Dia akhirnya kehilangan Allah. Dunianya semakin membuat dia lapar dan haus dari akan kasih sayang Allah. Kini dia merindukan Allah yang sudah ditinggalkan nya. Karena dia takut kehilangan dunia, takut kehilangan dunianya. Justru kini, dia kehilangan apa yang paling penting dalam hidupnya, yaitu “keintiman” dengan Allah, kehilangan dialog indah pada Tuhannya.

 


Banyak orang menyangka. Sibuk urusan dunia dianggap kenikmatan. Bergaul cuma urusan dunia dianggap kehebatan. Waktu pun terbuang sia-sia. Sibuk mencari nikmat Allah di dunia justru membuat dirinya semakin menjauh dari Allah. Salah kaprah.

 

Jangan lupa, semua nikmat yang kita peroleh di dunia itu hanya fatamorgana. Apa yang diraih, apa yang dimimpikan berupa nikmat dari Allah ternyata hanya “debu”. Apalagi tanpa ridho Allah, semuanya hanya “sementara”.

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan itu berarti, Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

 

Maka jangan takut kehilangan apapun, jangan sedih kehilangan seseorang. Tapi takutlah saat kehilangan Allah. Teruslah berbuat baik dan tebarkan manfaat di mana pun. Ingat, waktu tidak memberi kesempatan untuk mengulang. Tapi waktu mengajak kita untuk berubah. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Penguatan Literasi Digital Anak Usia Sekolah Jadi Agenda Prioritas TBM Lentera Pustaka Bogor

Selain jadi tempat membaca buku secara rutin seminggu tiga kali, anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak secara rutin pun belajar komputer. Karena diera era digital saat ini, keterampilan mengoperasikan komputer tentu jadi hal yang penting. Entah untuk mengerjakan tugas sekolah, belajar akses internet, atau hanya sekadar mengetik di komputer. Menariknya di TBM Lentera Pustaka, anak-anak antre untuk mendapat giliran belajar komputer.

 

Seperti yang terjadi pada Jumat (6/9/2024), setelah usai membaca buku di ruang utama, anak-anak pun antre menunggu giliran mengoperasikan komputer. Masing-masing anak mendapat jatah 15 menit, untuk memmbuka file-nya dan meneruskan ketikan yang sudah dimilikinya. Ada yang tugas sekolah, ada pula yang membuat rungkasan buku bacaan atau sekadar mengetik teks buku. Intinya, antre belajar komputer sebagai bagian memperkuat literasi digital anak-anak TBM Lentera Pustaka sekaligus menjajal komputer donasi dari MNC Sekuritas dan MNC Peduli yang baru diserahkan 2 minggu lalu.

 

Di TBM Lentera Pustaka, belajar komputer bukan untuk sukses atau berkomunikasi dengan orang lain melalui media sosial. Tapi untuk melatih keterampilan jari-jari dalam mengetik. Berkenalan dengan yang namanya monitor, keyboard, CPU dan internet. Maklu, karena anak-anak di TBM Lentera Pustaka selama ini tidak pernah “mencicipi” seperti ap aitu komputer? Jangankan memiliki komputer (laptop), berkesempatan memegang komputer saja tidak pernah. Tahu kan kenapa sebabnya?

 

Aktivitas literasi digital anak-anak usia sekolah pun akan diperkuat sebagai bagian dari program Penguatan Literasi Masyarakat yang dijalankan TBM Lentera Pustaka sebagai salah satu penerima Bantuan Pemerintah (Banpem) untuk Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbudristek RI. Selain dilatih untuk mengoperasikan dengan komputer dengan baik, anak-anak akan diajarkan optimalisasi perangkat komputer, jelajah internet, dan berkomunikasi melalui media digital. Melalui aktivitas literasi digital, TBM Lentera Pustaka bertekad dapat meningkatkan perannya dalam menumbuhkan dan menggiatkan minat baca tulis Masyarakat, di samping membangun cinta literasi sebagai bagian gerakan literasi nasional.

 


Dengan Banpem Penggerak Literasi senilai Rp. 50 juta, TBM Lentera Pustaka ahan menggelar aktivitas literasi yang terdiri dari: 1) penguatan literasi Masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi selama sebulan penuh, dengan melibatkan sekitar 250 pengguna layanan taman bacaan dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajadi, Sukajaya Kec. Tamansari Kab. Bogor). Aktivitas Program Penguatan Literasi Masyarakat, diantaranya mencakup 1) Read Aloud dan motivasi pentingnya membaca buku, 2) Berdongeng di Taman Bacaan, 3) Aktivitas belajar baca tulis -- GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA), 4) Belajar Calistung Anak Kelas Prasekolah, 5) Praktik Mengetik Komputer (Literasi Digital), 6) MOtor BAca Keliling (MOBAKE) yang menyasar 2 kampung dengan target 40 anak pembaca. Dan 7) Penyuluhan Ayo Membaca Kaum Ibu. Sedangkan Program Penguatan Komunitas Penggerak Literasi, mencakup aktivitas 1) Diskusi Semangat Kerelawanan di Taman Bacaan, 2) Pelatihan Menulis Taman Bacaan untuk Relawan, 3) Diskusi Zona Baca, dan 4) Workshop Penguatan Media Sosial Taman Bacaan yang diikuti wali baca, relawan, mahasiswa dan komunitas literasi. Beberapa mitra TBM Lentera Pustaka yang terlibat dalam Festival Literasi Baca Euy, seperti SMAN 1 Tamanssari, SDN Tamansari 03, BEM Faperta IPB.

 

Begitu sekilas info dari TBM Lentera Pustaka. Mau belajar komputer saja antre, apalagi yang lainnya. Jangan serobot giliran orang lain, bila tidak mau diserobot orang lain. Maka, sayangilah orang yang ada di belakang kita dalam satu antrean, karena dia pun ingin kita segera dapat giliran. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #LiterasiDigital #KomunitasPenggerakLiterasi