Senin, 30 September 2024

Bila Tidak Tahu Umum Panjang atau Tidak, Buat Apa Punya Program Pensiun?

Suatu kali, ada yang bertanya. Buat apa punya program pensiun? Toh, masa depan tiap orang tidak ada yang tahu. Punya program pensiun kan belum tentu panjang umur. Banyak uang di hari tua juga buat apa? Betul banget sih, buat apa ya kalau banyak uang di hari tua? Pertanyaan yang mudah tapi sulit dijawab.

 

Mungkin pertanyaan itu sama dengan buat apa masak di rumah? Kan sekarang juga sudah banyak tempat makan atau resto. Daripada masak sendiri, kan repot. Sudah gitu belum tentu enak pula, ya mendingan beli saja. Jadi buat apa masak?

 

Sama juga buat apa kuliah, kalau ujung-ujungnya menikah. Terus akhirnya, akhirnya malah mengurus anak atau bebenah di rumah. Jadi, buat apa sekolah bila akhirnya ke dapur juga. Bila pertanyaan semacam itu "ditaruh" di kepala siapapun, maka selesailah semuanya. Buat apa punya program pensiun, bila kita tidak tahu panjang umur atau tidak. Selesai, selesai semua urusan. Sama dengan pertanyaan, buat apa hidup kalau akhirnya mati juga? Ada yang bisa bantu jawab?

 

Buat apa punya program? Sama dengan pertanyaan buat apa kuliah atau sekolah? Punya program pensiun itu bukan buat kaya di hari tua, bukan pula biar dibilang sukses. Tapi program pensiun itu untuk bersiap-siap. Biar nanti di masa pensiun, tidak bergantung pada orang lain atau menyusahkan anak. Melatih sikap untuk menabung, bukan konsumtif.

 

Siapapun tidak pernah tahu masa depan itu seperti apa? Tidak ada yang tahu hari tua itu kayak apa? Tapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang seperti apa. Kita paham hari tua pasti tiba. Umur semakin menua. Karenanya, kita harus bersiap mau pensiun seperti apa? Minimal kita jadi tahu, caranya bersiap pensiun. Persis seperti jadi tahu cara memasak, tahu caranya berbenah di rumah. Tahu cara sekolah, tahu kuliah seperti apa? Nah, bagaimana hidup di masa pensiun pun bisa dilatih dan disiasati caranya lewat program pensiun.

 

Program pensiun itu melatih kita untuk realistis. Untuk antisipasi segala kemungkinan di hari tua. Biaya hidup saat tidak kerja lagi, sakit atau rekreasi. Nyiram kembang di halaman pun butuh listrik kan. Jadi tahu, hari tua harus gimana? Bila punya uang gimana? Bila tidak punya uang harus apa? Kalau mau tajam lagi, buat apa kerja puluhan tahun bila akhirnya tidak punya program pensiun? Coba gimana jawabnya ...

 


Program pensiun, punya atau tidak, itu dari kesadaran personal. Bukan hanya mengandalkan pesangon dari kantor tempat kerja. Semua sesuai tempatnya, ada porsinya. Pesangon dari pemberi kerja, cukup tidak cukup. Tapi masa pensiun ya tanggung jawab kita sendiri. Mau seperti apa dengan kondisi gimana?

 

Jadi buat apa punya program pensiun? Program pensiun seperti DPLK memang tidak menjamin kita kaya, tidak menjamin kita sejahtera. Tapi program pensiun bisa menjadikan kita sebagai pekerja yang siap, lebih antisipasi terhadap masa depan. Bukan hanya mengeluh uang pesangon kecil. Tapi mau ikhtiar untuk punya program pensiun atas nama diri sendiri, sukarela untuk hari tua. Jadi bila ada yang bingung dan khawatir akan hari tuanya, bisa jadi karena tidak punya program pensiun sejak dini.

 

Program pensiun itu bukan cuma mempersiapkan hari tua. Tapi menemukan solusi dari masalah keuangan yang dihadapi kebanyakan pensiunan di Indonesia. Karena 7 dari 10 pensiunan itu bermasalah keuangan, hingga akhirnya bergantung pada anak atau terlibat pinjol. Punya program pensiun itu bukan pelit. Tapi bersiap diri untuk hari tua daripada bergaya hidup tinggi atau lainnya.

 

Program pensiun itu bikin kita jadi berbeda. Kok mau-maunya siapkan hari tua padahal belum tahu sampai usia tua atau tidak. Tapi memang nyata, punya program pensiun memang lebih tenang, lebih santai menghadapi hari tua. Ada kepuasan batin tersendiri. Tidak stres apalagi khawatir akan hari tua. Karena sudah "sedia payung sebelum hujan".

 

Jadi maaf ya, bila masih tanya. Buat apa punya program pensiun kan kita tidak tahu panjang umur atau tidak? Saya tanya balik deh, buat apa hidup kalau akhirnya mati juga? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

 

Terima Banpem Komunitas Literasi, Apa yang Dilakukan TBM Lentera Pustaka Bogor?

Sebagai komitmen menguatkan komunitas literasi dan mengokohkan literasi masyarakat, TBM Lentera Pustaka meluncurkan “Festival Literasi BACA EUY" di hadapan 120 anak-anak pembaca aktif dan warga Kec. Tamansari Kab. Bogor (29/9/2024). Kegiatan ini merupakan implementasi Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan kegemaran membaca masyarakat.

 

Bertempat di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, peluncuran Festival Literasi BACA EUY ditandai dengan senam literasi dan kampanye ayo baca keliling kampung, berjalan kaki sambil membawa buku sejauh 1km. Peluncuran dilakukan oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka bersama wali baca dan relawan taman bacaan yang hadir. Nantinya, festival Literasi BACA EUY berlangsung dari 6 - 27 Oktober 2024 yang meliputi program: 1) penguatan literasi masyarakat dan 2) penguatan komunitas literasi. (Saksikan pula: https://www.youtube.com/watch?v=93o_1MpcXgQ).

 

Melalui Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menghadirkan 8 (delapan) program andalan dengan narasumber dari berbagai kalangan untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Tidak kurang dari 400-an anak dan warga dari berbagai lapisan masyarakat akan terlibat dalam Festival Literasi ini, mulai dari anak-anak usia sekolah, anak kelas prasekolah, kaum ibu, karang taruna, mahasiswa, dan relawan TBM.

 

Adapun ke-8 aktivitas “Festival Literasi BACA EUY” TBM Lentera Pustaka sebagai realiasasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI terdiri dari:

 

1.     Read Aloud -- Membaca Nyaring, pada Minggu, 6 Oktober 2024 dikuti 100 anak-anak usia sekolah, dengan narasumber Kak Sabda (Aktivitas Young on Top Bogor).

2.     Pembelajaran Calistung Anak Kelas Prasekolah pada Kamis, 10 Oktober 2024 diikuti 40 anak kelas prasekolah, dengan narasumber Kak Mega dan Kak Zhia, wali baca TBM Lentera Pustaka.

3.     Pelatihan Menulis untuk TBM pada Sabtu, 12 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan karang taruna, dengan narasumber Mustopa Alwi, milenial penulis 3 buku,

4.     Ayo ber-Dongeng pada Minggu, 13 Oktober 2024 diikuti 50 anak pembaca aktif usia sekolah, dengan narasumber Kak Rere, finalis duta baca Kab. Bogor 2023 & mahasiswa UNJ.

5.     Penyuluhan Ayo Membaca ke TBM pada Minggu, 13 Oktober 2024 diikuti 120 kaum ibu pengantar anak ke taman bacaan, dengan narasumber Syarifudin Yunus, dosen FBS Unindra.

6.     Diskusi Semangat Kerelawanan di TBM pada Minggu, 20 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa, dengan narasumber Ipul Saepulloh (Forum TBM Jawa Barat).

7.     Motor Baca Keliling (MOBAKE) pada Minggu, 20 dan 27 Oktober 2024 ke Kp. Gadog Tengah dan Kp. Sinarwangi Desa Sukajadi, dengan target pembaca 60 anak usia sekolah

8.     Workshop Penguatan Media Sosial TBM pada Sabtu, 26 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa, dengan narasumber Fasha Albogori (Content Creator dan Trainer).

 

Melalui Festival Literasi BACA EUY, TBM Lentera Pustaka menetapkan orientasi kegiatan pada optimalisasi praktik baik taman bacaan, di samping memenuhi "prinsip 3T" yaitu tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat aturan. Agar damapk dari kegiatan ini mampu meningkatkan kegemaran membaca masyarakat sekitar, di samping dapat mengoptimalkan peran taman bacaan di masyarakat sebagai sentra pemberdayaan masyarakat ke depannya.


 

 

Patut diketahui, setelah 7 tahun beroperasi, TBM Lentera saat ini menjalankan 15 program literasi, mulai dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 140 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Kopi Lentera, kafenya literasi temoat ngopi sambil baca. Beroperasi 6 hari dalam seminggu (kecuali Senin), TBM Lentera Pustaka didukung oleh 6 wali baca dan 12 relawan dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Harapannya, Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI dapat menambah simpati masyarakat terhadap taman bacaan dan mampu meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di era digital. Untuk menguatkan komuniats literasi, mengokohkan literasi masyarakat. Karena literasi, sejatinya dari kita untuk kita. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #KomunitasPenggerakLiterasi #BanpemLiterasiBadanBahasa #TamanBacaan

 




Minggu, 29 September 2024

Program Pensiun Tambahan Bersifat Wajib, Diperlukan Pekerja Indonesia

Program pensiun tambahan bersifat wajib, akhirnya mengundang pro kontra. Karena yang dipahami, gaji pekerja akan dipotong untuk tambahan iuran program pensiun “baru” tersebut (berita: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240909065042-78-1142370/gaji-pekerja-akan-dipotong-lagi-untuk-program-pensiun-baru). Apa iya program pensiun tambahan bersifat wajib hanya soal potong gaji?

 

Pertama kali, patut dimengerti. Sebagai mandat dari UU No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) pasal 189 ayat 4 ditegaskan bahwa “Selain program jaminan hari tua dan jaminan pensiun, Pemerintah dapat melaksanakan Program Pensiun tambahan yang bersifat wajib yang diselenggarakan secara kompetitif bagi pekerja dengan penghasilan tertentu dalam  rangka mengharmonisasikan seluruh Program Pensiun sebagai upaya peningkatan  perlindungan hari tua dan memajukan kesejahteraan umum”. Jadi, tujuannya untuk meningkatkan perlindungan hari tua. Agar nantinya, setiap pekerja saat pensiun dapat meningkatkan manfaat pensiun yang diterimanya saat pensiun.

 

Kenapa perlu program pensiun tambahaan bersifat wajib? Secara objektif, harus diakui bersama. Bahwa kondisi aktual saat ini adalah 1) kepesertaan program pensiun sangat rendah (pekerja formal kurang dari 40%, pekerja informal kurang dari 1%), 2) manfaat pensiun yang diterima pekerja pun sangat rendah (rata-rata setara 10% dari penghasilan terakhir), 3) program yang ada saat ini dianggap terlalu mudah menarik dana di usia muda, 4) maka ketahanan dananya jadi terbatas, 5) dana jangka Panjang untuk hari tua sedikit, dan 6) kebijakan investasi belum optimal. Maka melalui program pensiun tambahan bersifat wajib,  idealnya diharapkan 1) kepesertaan program pensiun menjadi tinggi, 2) manfaat pensiun yang diterima menjadi layak (40% dari penghasilan terakhir, sesuai rekomendasi ILO), 3) sebagian besar dana hanya dapat diambil saat berhenti bekerja, 4) ketahanan dana yang kokoh, 5) tersedianya dana jangka panjang dalam jumlah yang besar, dan 6) kebijakan investasi yang optimal.

 

Sejatinya, program pensiun tambahan bersifat wajib semestinya diperlukan. Apalagi survei menyebut, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada akhirnya mengalami masalah keuangan atau menggantungkan hidup kepada anak-anaknya. Di sisi lain, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun atau berhenti bekerja. Dikarenakan tidak tersedianya dana yang cukup untuk membiayai hidupnya saat tidak lagi bekerja. Bila Demikian, solusinya apa? Dibiarkan saja merana di hari tua atau negara perlu “sedikit” mengatur program pensiun untuk mencapai taraf “layak”?

 

Lalu, apa iya program pensiun tambahan bersifat wajib dipandang akan memotong gaji pekerja? Tentu jawabya, bisa iya dan bisa tidak. Iya dipotong gajinya, bila mau meningkatkan manfaat pensiun di hari tua. Untuk mencapai tingkat penghasilan pensiun 40% dari gaji terakhir (mencapai Rp. 4 juta bila gaji terakhirnya Rp. 10 juta). Itu pun tambahan iurannya pasti diatur “secara berkala dan sesuai kondisi” pekerja. Agar tidak memberatkan pekerja tentunya, itu pasti. Bila tidak mau membayar iuran (tidak dipotong gaji), tentu akan ada aturannya dan yang pasti tidak akan dapat meningkatkan manfaat pensiun di hari tua. Alias masa pensiunnya ya begitu-begitu saja, tidak ada yang berubah.

 


Urusan masa pensiun atau hari tua memang sulit dan kompleks. Kita disuruh menabung sendiri untuk hari tua, sering tidak mau. Alasannya, gaji habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Tapi saat ditanya, kenapa tidak menabung untuk hari tua? Jawabnya enteng, tidak ada yang kasih tahu pentingnya manubung untuk hari tua. Tapi giliran membeli “paket internet” sebulan Rp. 150.000 secara rutin mampu. Bahkan perilaku konsumtif yang tidak diperlukan pun bisa dilakukan. Memang antara menabung untuk hari tua dan perilaku konsumtif, selalu tumpang tindih. Kompleks dan selalu jadi bahan perdebatan.

 

Bila saya sebagai pekerja, tentu program pensiun tambahan bersifat wajib sangat diperlukan. Agar saya bisa tetap nyaman dan mampu memenuhi kebutuhan hidup di hari tua. Tapi mungkin, pekerja yang lain “tidak setuju” karena tidak mau menabung untuk hari tuanya sendiri. Tidak apa-apa dan tidak masalah, selalu ada pro dan kontra kan. Namun bila ada yang tidak setuju, bukan berarti tidak ada yang setuju kan? Karena ini soal hari tua, soal masa pensiun. Mau seperti apa keadaan kita di masa pensiun? Pasti, jawabannya sangat subjektif.

 

Sekadar saran saja, semestinya kita tidak buru-buru “menolak” bila belum tahu detail, akan seperti apa program pensiun tambahan bersifat wajib itu? Saya sendiri pun belum tahu sepenuhnya. Tapi saya percaya, bila diatur, pasti tujuannya baik dan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di hari tua. Agar di masa pensiun, kita tidak menyusahkan anak atau bergantung kepada orang lain. Istilahnya kerja yes pensiun oke, gitulah. Dan siapa lagi yang mau peduli untuk mempersiapkan masa pensiun yang layak, selain diri kita sendiri.

 

Program pensiun tambahan bersifat wajib itu, seharusnya tidak dilihat hanya sebatas “potong gaji”. Karena bisa iya dipotong, bisa juga tidak dipotong. Tergantung skemanya. Bila untuk pesangon pensiun kan itu urusannya pemberi kerja. Tapi bila untuk pekerja yang sadar mau tetap sejahtera di masa pensiun, ya pasti bersedia dipotong gajinya “sedikit” untuk hari tua.

 

Kalau Ibu Rieke Dyah Pitaloka, anggota DPR, tidak setuju tidak apa-apa. Mungkin bisa diskusi soal urusan hari tua pekerja di Indonesia. Pilihannya, merana atau bahagia di hari tua? Tapi bagi saya, negara harus hadir untuk menyejahterakan pekerja dan rakyatnya, utamanya pekerja di sektor informal yang tidak tahu bagaimana cara harus menabung untuk hari tua? Karena itu, program pensiun tambahan bersifat wajib diamanatkan mekalui UU No. 4/2023. Bila terjadi program pensiun tambahan bersifat wajib, kita harus kawal mekanismenya. Siapa yang mengelola, bagaimana keamanan dana untuk hari tua pekerja, dan hasil investasinya gimana? Itulah pentingnya edukasi dan dukungan digitalisasi pensiun.

 

Dan satu yang pasti, bila ada program pensiun tambahan bersifat wajib. Apapun alasannya, harus berjalan dan tetap berorientasi pada 1) kepentingan peserta, 2) tata kelola yang baik, dan 3) manajemen risiko yang efektif. Itu wajib dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Agar uang pensiun pekerja aman! Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #EdukatorDanaPensiun

 

Sabtu, 28 September 2024

Kisah ANak yang Rajin Membaca Buku

Ini sekadar info, tentang kebiasaan membaca anak-anak usia sekolah sudah terbentuk di suatu daerah. Tentang peran taman bacaan masyarakat yang sudah bergemuruh, dan akses bacaan sudah dimanfaat anak-anak yang selama ini tidak tahu ke mana harus membaca buku?

 

Tiap hari Minggu, aktivitas “Lab. Baca” di TBM Lentera Pustaka, sejatinya dimulai pukul 10.00 WIB. Dari total 200 anak hadir (140 anak TBM dan 60 anak Kelas Prasekolah), setiap Minggu selalu ada anak-anak sudah datang dan berada di TBM Lentera Pustaka sejak pukul 08.00 WIB. Lebih cepat ,5-2 jam sebelumnya sudah di TBM. Mereka datang memberi salam, cium tangan ke Pendiri TBM Lentera Pustaka. Setelah itu, memilih buku-buku di rak, lalu duduk di ruang baca utama. Satu anak yang "datang kecepatan" di TBM bisa mengambil 3-4 buku yang siap dibaca. Begitu nafsu untuk memilih dan membaca buku, mungkin karena masih sepi. Hebatnya, mereka datang dari kampung lain yang butuh 5-10 menit untuk berjalan kaki ke TBM Lentera Pustaka.

 

Anak-anak yang “datang kecepatan” ke TBM. Sudah jadi tradisi beberapa anak di TBM Lentera Pustaka, lebih cepat lebih akrab dengan buku-buku. Fenomena itu jadi bukti, bahwa kebiasaan membaca sudah jadi habit, jadi kebiasaan. Bila sudah waktunya ke TBM, energi mereka begitu menggebu. Semangat membaca bukunya sudah hampir tidak bisa dibendung. Salut dan bersyukur banget, anak-anak yang tadinya tidak punya akses bacaan. Kini berubah jadi anak-anak yang dekat dengan buku, selalu semangat datang ke TBM Lentera Pustaka. Dan patut diingat, mereka membaca buku bukan pengen jadi kutu buku. Tapi mereka sadar baca buku itu penting. Katanya, jangan buang-buang waktu untuk hal yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

 

Begitulah, bila taman bacaan sudah jadi “ekosistem”. Tidak ada lagi orang penting di taman bacaan. Semmua proses dan aktivitas sudah berjalan secara alami. Mau ada atau tidakwali baca, relawan atau Pendiri TBM Lentera Pustaka, anak-anak itu sudah pasti datang dan membaca buku. Bahkan sebentar lagi, ibu-ibu yang mengantar anaknya ke TBM dengan mengendarai motor berdatangan. Ditambah pedagang kampung keliling sudah siap mangkal. TBM Lentera Pustaka hari ini sudah jadi ekosistem, sudah berjalann secara alamiah. Masalahnya, tinggal pengelola-nya mau melayani atau tidak? Begitulah yang terjadi di TBM Lentera Pustaka.

 


Sekadar napak tilas. Setelah 7 tahun beroperasi, TBM Lentera Pustaka saat ini menjalankan 15 program literasi, mulai dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 140 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 60 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Kopi Lentera, kafenya literasi tempat ngopi sambil baca. Beroperasi 6 hari dalam seminggu (kecuali Senin), TBM Lentera Pustaka didukung oleh 6 wali baca dan 12 relawan dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Datang kecepatan ke taman bacana, apa masalah? Sama sekali tidak, itu tanda kebiasaan membaca sudah berlangsung di suatu daerah. Ketika kaki anak-anak begitu mudah melangkah ke taman bacaan, di situlah membaca jadi kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Lanjutkan Nak, tidak masalah datang kecepatan ke TBM karena itu perilaku baik dan bermanfaat.

 

Jadi publik di luar sana, bisa masih bertanya. Ngapain di taman bacaan? Tolong kasih tahu saja, siapapun yang ada dan berada di taman bacaan berarti sudah berada di jalan yang benar. Sudah baca belum hari ini? Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka




Jumat, 27 September 2024

Sambut Banpem Komunitas Penggerak Literasi 2024, TBM Lentera Pustaka Bertekad Optimalkan Simpati Masyarakat Melalui Buku Bacaan

Sebagai salah satu penerima Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor siap mengeksekusi 8 (delapan) program andalan yang dbingkat dalam event “Festival Literasi BACA EUY” untuk memperkuat literasi masyarakat dan komunitas penggerak literasi. Seluruh aktivitas literasi akan digelar selama bulan Oktober 2024, dengan melibatkan tidak kurang dari 390 audiens dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak usia sekolah, anak kelas prasekolah, kaum ibu, karang taruna, mahasiswa, dan relawan TBM.

 

Ke delapan program andalan TBM Lentera Pustaka selama Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 terdiri dari:

1.       Penguatan Read Aloud – Membaca Nyaring, pada Minggu, 6 Oktober 2024 dikuti100 anak-anak usia sekolah

2.       Penguatan Pembelajaran Calistung pada Kamis, 10 Oktober 2024 diikuti 40 anak kelas prasekolah.

3.       Pelatihan Menulis untuk TBM pada Sabtu, 12 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan karang taruna.

4.       Penguatan Kemampuan Dongeng pada Minggu, 13 Oktober 2024 diiukti 50 anak pembaca aktif usia sekolah.

5.       Penyuluhan Ayo Membaca ke TBM pada Minggu, 13 Oktober 2024 diikuti 50 kaum ibu pengantar anak ke taman bacaan.

6.       Diskusi Semangat Kerelawanan di TBM pada Minggu, 20 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa IPB – STAI Al Hidayah.

7.       Motor Baca Keliling (MOBAKE) pada Minggu, 20 dan 27 Oktober 2024 ke Kp. Gadog Tengah dan Kp. Sinarwangi Desa Sukajadi dengan target 60 anak usia sekolah

8.       Workshop Penguatan Media Sosial TBM pada Sabtu, 26 Oktober 2024 diikuti 30 relawan dan mahasiswa.

Dalam rapat koordinasi panitia dan relawan TBM Lentera Pustaka (22/9/2024) disepakati pelaksanaan program literasi Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI berorientasi pada optimalisasi praktik baik taman bacaan, di samping memenuhi “prinsip 3T” yaitu tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat aturan. Akan hadir sebagai pembicara dalam Festival Literasi Baca Euy, diantaranya: Aktivis Young On Top (YOT) Bogor, Forum TBM Jabar, Penulis Bogor, Relawan-Penulis Buku Jakarta, Finalis Duta Baca Kab. Bogor, Dosen Unindra, dan Relawan Taman Bacaan.

 

Melalui ke-8 program andalan yang dieksekusi pada Festival Literasi Baca Euy, TBM Lentera Pustaka bertekad untuk meningkatkan kegemaran masyarakat sekitar, di samping dapat mengoptimalkan peran taman bacaan di masyarakat. TBM Lentera Pustaka diharapkan mampu menjadi sentra pemberdayaan masyarakat.

 


“Alhamdulilllah, sebagai penerima Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI, TBM Lentera Pustaka ingin menarik minat baca masyarakat secara lebih besar lagi. Warga lebih rain datang ke taman bacaan dan relawan tetap semangat berkiprah di TBM. Semoga Festival Literasi Baca Euy selama Oktober 2024 ini berjalan lancar sekaligus jadi kado spesial HUT ke-7 TBM Lentera Pustaka pada November 2024 nanti” Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor.

 

Patut diketahui, setelah 7 tahun beroperasi, TBM Lentera saat ini menjalankan 15 program literasi, mulai dari 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 140 anak pembaca aktif dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 30 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB (LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling), 14) Rooftop Baca, dan 15) Kopi Lentera, kafenya literasi temoat ngopi sambil baca. Beroperasi 6 hari dalam seminggu (kecuali Senin), TBM Lentera Pustaka didukung oleh 6 wali baca dan 12 relawan dengan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan. Tidak kurang 200 orang tercatat sebagai pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

 

Maka Banpem Komunitas Penggerak Literasi tahun 2024 dari Badan Bahasa Kemdikbud RI, diyakini dapat menambah simpati masyarakat terhadap taman bacaan dan mampu meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah di era digital. Karena literasi, memang dari kita untuk kita. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #KomunitasPenggerakLiterasi #BanpemLiterasiBadanBahasa





Kamis, 26 September 2024

Literasi Kampus, Sinergi Mahasiswa dan Dosen Terbitkan Buku Jurnalistik

Di luar sana, lagi musim hubungan guru dan siswa. Kali ini terjadi pula hubungan dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Hubungan sinergi dalam perkuliahan. Untuk menerbitkan buku kompilasi liputan jurnalistik. Sebagai sebuah keterampilan dalam liputan dan menulis untuk jurnalistik.

Di tengah hiruk-pikuk berita yang terkadang hoaks, mahasiswa semester 7 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) memperkuat keterampilan liputan jurnalistik. Melalui tugas yang diberikan dalam kuliah Jurnalistik yang diampu dosen Syarifudin Yunus, setiap mahasiswa ditugaskan meliput fenomena seputar Pilkada 2024.

Selain memastikan terjun ke lapangan, liputan jurnalistik menjadi salah satu cara mencari bahan berita dan informasi tentang suatu peristiwa atau kejadian yang faktual di masyarakat. Dari liputan itulah kemudian dijadikan berita yang siap dipublikasikan, baik melalui media mainstream, media sosial, atau blog. Agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara jelas, di samping kebenaran informasinya.

“Selain mencari bahan berita, saya menugaskan untuk meliput dan menulis berita. Nantinya akan diterbitkan ke dalam buku jurnalisme fakta yang dilakukan mahasiswa Unindra. Selain terjun ke lapangan, meliput juga menjadikan mahasiswa harus tahu cara interaksi dalam mencari bahan berita” ujar Syarifudin Yunus, dosen mata kuliah jurnalistik hari ini (27/9/2024) di Unindra.


Ditekankan pula, mahasiswa perlu memiliki keterampilan liputan jurnalistik, agar mampu mengungkap realitas secara bertanggung jawab. Melalui liputan, mahasiswa mau tidak mau harus menetapkan bahan berita, menentukan fokus berita, mengumpulkan data, m Puput dan mengambil foto hingga menuliskan jadi berita. Itulah subtansi liputan, untuk terjun ke lapangan, mencari informasi, melakukan wawancara, menulis berita, dan mempublikasikannya.

Melalui liputan jurnalistik, pada akhirnya mahasiswa memahami pentingnya kebenaran informasi yang berdasarkan fakta. Bukan berita hoaks tapi disebarluaskan. Sebelum menulis berita, kebenaran informasi atau peristiwa dapat dilakukan dengan wawancara dengan sumber yang relevan. Sehingga berita yang disajikan lengkap, objektif, dan tidak memihak.

Saat liputan jurnalistik, fokusnya pada fakta dan realitas bukan sensasi dari berita. Karena berita yang baik adalah berita yang menyajikan fakta sebenarnya, bukan berita yang sekadar sensasi. Karena jurnalistik harus tetap netral dan profesional dalam menyajikan berita. #KuliahJurnalistik #BelajarJurnalistik #UnindraKeren

Senin, 23 September 2024

Berapa Nilai Ekonomi Jajanan Kampung Gratis di Taman Bacaan Lentera Pustaka?

Minggu siang kemarin (22/9/2024) di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, saat jajanan kampung gratis. Saya bertanya ke masing-masing pedagang kampung yang mangkal tiap kali ada aktivitas di TBM Lentera Pustaka. Ada yang dagang cilok/baslok, es roti, batagor, cilor, martabak, cakwe, dsb. Pas hari ini, TBM Lentera Pustaka menggelar "jajanan kampung gratis", di mana setiap anak antre diberikan kupon seharga Rp. 3.000 dan bisa dipakai untuk jajan ke pedagang yang ada di TBM. Setelah menukarkan kupon dengan jajannan, nantinya si abang tinggal tukarkan kupon yang diperoleh ke Pendiri TBM Lentera Pustaka jadi uang.

 

Lalu, berapa nilai ekonomi yang diperoleh masing-masing pedagang? 

Saat saya tanya, ada pedagang yang dapat Rp. 150.000, ada yang Rp. 100.000 saat berlangsung jajanan kampung gratis. Ada pula yang hanya dapat 20 kupon berarti setara Rp. 60.000. Bila di rata-rata per pedagang bisa memperoleh Rp. 95.000 saat mangkal di TBM Lentera Pustaka. Tentu, nilai ini belum termasuk yang si anak yang jajan duluan saat datang dan aktivitas di taman bacaan. TBM Lentera Pustaka sendiri biasanya mengeluarkan Rp. 600-700 ribu per bulan saat jajanan kampung gratis. Memang event jajanan kampung gratis ini digelar minimal satu bulan sekali.

 

Apa yang saya mau bilang? Selain jadi tempat membaca dan aktivitas anak-anak, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan misi pemberdayaan ekonomi bagi pedagang-pedagang kampung. Ada sekitar 6-10 pedagang yang mangkal tiap kali aktivitas jam baca di TBM Lentera Pustaka. Enam hari dalam satu minggu (kecuali hari Senin libur). Kan bila dagangannya di abang pedagang cepat laku,, artinya si abang-abang bisa cepat pulang ke rumah sambil bawa rezeki dagangannya. Berkumpul denggan keluarganya, dengan anak-anaknya. 

 


Begitulah "praktik baik" yang dijalankan TBM Lentera Pustaka sejak berdiri di tahun 2017. Selain ajarkan budaya antre anak-anak, jajanan kampung gratis juga untuk menjadikan TBM sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan bagi pengguna layanannya. Taman bacaan yang dikonsepkan sebagai "ladang amal" banyak orang. Taman bacaan tempatnya sedekah Pendiri TBM Lentera Pustaka, ladang amalnya wali baca - relawan taman bacaan, kaum ibu yang mengantar anaknya membaca, anak-anak pembaca aktif, hingga pedagang keliling. 

 

Begitulah nilai ekonomi dari jajanan kampung gratis yang selalu digelar TBM Lentera Pustaka. Insya Allah, bulan Oktober 2024 nanti, TBM Lentera Pustaka menggelar jajanan kampung gratis setiap minggu. Sekalian Pendiri TBM Lentera Pustaka amal karena disertasi-nya sudah rampung. Alhamdulillah, siapapun yang ada di TBM Lentera Pustaka jadi lebih "happy". You happy, I happy-lah. Salam literasi #JajananKampungGratis #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

 




Buat Apa Sih Baca Buku?

Suatu kali, ada yang bertanya. Buat apa baca buku? Toh, masa depan tiap orang tidak ada yang tahu. Rajin baca buku kan belum tentu sukses. Rajin baca buku juga tidak menjanjikan kaya. Jadi, buat apa baca buku?

 

Mungkin pertanyaan itu sama dengan buat apa masak di rumah? Kan sekarang juga sudah banyak tempat makan atau resto. Daripada masak juga belum tentu enak, ya mendingan beli saja. Jadi buat apa masak?

 

Sama buat apa kuliah, kalau ujung-ujungnya menikah. Sekolah tinggi-tinggi tidak bekerja, akhirnya malah mengurus anak atau bebenah di rumah. Jadi, buat apa sekolah bila akhirnya ke dapur juga. Bila pertanyaan semacam itu “ditaruh” di kepala siapapun, maka selesaikan semuanya. Sama dengan pertanyaan, buat apa hidup kalau akhirnya mati juga? Ada yang bisa bantu jawab?

 

Buat apa baca buku? Sama dengan pertanyaan buat apa kuliah atau sekolah? Baca buku bukan buat pintar, bukan pula biar sukses atau kaya. Baca buku itu untuk bersiap-siap, biar tahu caranya biar terlatih cara berpikirnya.

 

Kita tidak pernah tahu masa depan itu seperti apa? Tapi kita bersiap diri untuk menghadapi masa depan yang seperti apa. Kita paham ujungnya menikah. Tapi kita harus bersiap untuk menikah dengan siapa dan bagaimana? Bisa jadi ujungnya ke dapur lagi. Tapi kita tahu caranya memasak, tahu caranya berbenah di rumah. Tahu cara mendidik anak, tahu caranya bekerja. Nah, semua itu bisa dilatih dan dicari caranya lewat membaca buku.

 

Membaca buku itu biar realistis. Tahu diri dan bisa antisipasi segala kemungkinan. Bila sukses harus gimana? Bila pintar harus gimana? Dan bila kaya pun harus gimana? Untuk apa kaya kalau tidak pernah bantu orang lain. Buat apa pula sukses bila tidak bisa dipakai untuk membantu orang lain.

 

Taman bacaan itu tempatnya membaca buku. Tempat belajar formal itu di kampus atau di sekolah. Memasak ya tempatnya di dapur. Lah, kalau tidak baca buku bisa saja bacanya di jalanan yang bising. Belajar di warung kopi. Atau masak di ruang tamu.

 


Jadi buat apa baca buku? Baca buku memang tidak menjamin kita sukses, tidak menjamin kita kaya. Tapi membaca buku itu menjadikan kita sebagai pribadi yang siap, bisa lebih antisipasi terhadap masa depan. Berpikir lebih objektif, lebih realistis menghadapi masalah, mau cari solusi atau menemukan hal-hal baru. Lah kalau tidak baca buku, darimana sikap realistisnya. Kapan cari solusi dari suatu masalah? Tiap hari mengeluh, tiap hari pesimis, bahkan tiap hari cuma ngurusin hidup orang lian. Sudah pasti, itu kurang atau tidak pernah membaca buku.

 

Baca buku itu bukan cuma biar bertambah pengetahuan. Tapi mampu menyederhanakan masalah agar bisa cari solusinya. Bukan malah meratapi masalah tanpa dicari jalan keluarnya. Baca buku itu biar sehat, biar terbiasa mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Nongkrong di kafe-kafe rajin, ngobrol seharian bisa. Kenapa tidak mau untuk membaca buku? Coba tanya diri sendiri dan cari jawabannya. Lebih manfaat yang mana?

 

Baca buku itu bikin kita berbeda, berkiprah di taman bacaan itu punya kepuasan batin yang beda. Buku yang dibaca itu yang bikin kita beda pola pikirnya, beda cara kerjanya, beda menangani masalah, beda dalam menyikapi hidup. Beda sikap dan beda dalam melihat persoalan karena baca buku. Makanya, jangan tanya buat apa baca buku? Bila melihat orang berbuat salah dan jelek masih diam saja. Ya, mendingan baca buku.

 

Baca buku itu bukan buat sukses atau kaya. Tapi untuk bersiap-siap, sebagai bekal yang baik dalam menjalani hidup. Berbuat baik tidak mau, menebar manfaat tidak punya waktu. Baca buku masih tidak mau juga? Terus mau ngapain … Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 



Rabu, 18 September 2024

Chubb Life Indonesia Gelar Edukasi Generasi Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Taman Bacaan Lentera Pustaka Bogor

Sebagai realisasi mengkampanyekan “Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN)” dari pemerintah, Chubb Life Indonesia menggelar edukasi dan literasi asuransi jiwa bertajuk "Cerdas Keuangan bersama Chubb" di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor (12/9/2024). Kegiatan CSR GENCARKAN Chubb Life Indonesia ini terdiri dari: 1) penyuluhan pengelolaan keuangan dan cara memilah sampah yang benar untuk 50 kaum ibu dan 2) edukasi literasi finansial untuk 50 anak pembaca aktif usia sekolah.

 

Disambut langsung oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka, kegiatan GENCARKAN Chubb Life Indonesia merupakan kolaborasi perusahaan asuransi jiwa dan taman bacaan dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia. Di samping edukasi finansial terkait asuransi jiwa bagi anak-anak usia SD. Turut hadir di acara ini 20-an tim Chubb Life Indonesia (Tim Ibu: Nina Fathdini, Dewi Apriliani, Marwiyanti, Didik Prasetyo, Astaria, Siti Rohani, Tias Ekawati dan Tim Anak: Meinar R Siagian, Rayhan, Ramadhan Nuzla Basuno, Mariana, Yovita Maya Kusuma, Amanda Putri Afrili), wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka.

 

“Chubb Life Indonesia sangat mendukung inisiatif pemerintah dan OJK terkait program GENCARKAN, gerakan nasional cerdas keuangan. Sebagai pelaku asuransi jiwa, kami punya tanggung jawab sosial untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Kali ini Chubb Life Indonesia fokus pada kaum ibu dan anak-anak usia sekoloah di Bogor, termasuk mengajarkan cara memilah sampah yang benar” begitu rilis Chubb Life Indonesia.

 

Selain berbagi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, Chubb Life Indonesia juga menggandeng Rumah Edukasi Komunitas Pilah Sampah untuk memberikan edukasi cara memilah sampah yang benar. Dengan membawa sampah rumah tangga seperti botol plastik bekas, kertas, bungkus snack, dan tisu, para ibu diajarkan untuk memilah sampah dan upaya pemanfaatannya. Para ibu dan anak-anak SD pun sangat antusias mengikuti aktivitas GENCARKAN Chubb Life Indonesia.

 

Sebagai perusahaan yang menyediakan kebutuhan asuransi jiwa, Chubb Life Indonesia menyediakan berbagai solusi asuransi yang komprehensif untuk individu, keluarga dan bisnis, baik besar maupun kecil. Dengan jaringan kantor di berbagai lokasi strategis, perusahaan ini menawarkan produk dan layanannya melalui berbagai saluran distribusi, termasuk bank, perusahaan pembiayaan, pialang asuransi dan mitra distribusi independen. Sebagai wujdu kepedulian sosial, Chubb Life Indonesia pun menjadi mitra CSR TBM Lentera Pustaka tahun 2024 sebagai sarana untuk memberi edukasi akan pentingnya asuransi jiwa kepada Masyarakat, di sampung mendukung aktivitas membaca anak-anak dan gerakan litrerasi.

 


Sebagai wujud literasi untuk negeri, di akhir acara GENCARKAN, Chubb Life Indonesia memberikan souvenir kepada para ibu dan goody bag kepada anak-anak pembaca aktif usia SD, di samping memberikan bantuan aktivitas taman bacaan yang diterima oleh Pendiri TBM Lentera Pustaka. Ke depan, Chubb Life Indonesia bertekad untuk menjalin sinergi dengan TBM Lentera Pustaka dalam mendukung gerakan literasi dan aktivitas membaca buku agar tetap bertahan di era digital. Di samping menjadi laboratorium edukasi dan literasi asuransi jiwa yang efektif dan berkelanjutan.

 

Untuk diketahui, TBM Lentera Pustaka saat ini dikenal sebagai taman bacaan yang komprehensif di Indonesia. Sejak berdiri 7 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka kini mengelola  14 program literasi diantaranya: 1) Taman Bacaan Masyarakat (TBM), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA), 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah),  5) YABI (YAtim BInaan), 6) JOMBI (JOMpo BInaan), 7)  TBM Ramah Difabel, 8) Literasi Finansial, 9) Literasi Digital, 10) Koperasi Simpan Pinjam, 11) 12) Donasi Buku, 12) RABU (RAjin menaBUng), 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling) dan 14) Kopi Lentera, kafenya literasi. Tidak kurang 200 orang setiap minggunya menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan serta koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan.

 

"Atas nama TBM Lentera Pustaka, saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Chubb Life Indonesia atas acara GENCARKAN, sebagai edukasi keuangan kepada Masyarakat disini. Selain bermanfaat untuk anak-anak dan kaum ibu, kegiatan CSR Chubb Life ini sangat menyenangkan warga kami. Terima kasih atas kepeduliannya Chubb Life, semoga selalu maju bisnisnya" kata Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka.

 

Aksi CSR Chubb Life Indonesia ini menjadi bukti pentingnya kolaborasi dalam menegakkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah, di samping literasi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Hadirnya Chubb Life Indonesia di TBM Lentera Pustaka adalah bukti pentingnya edukasi dan literasi keuangan untuk masyarakat. Salam literasi #ChubbLifeIndonesia #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka