Suatu kali, ada yang bertanya. Buat apa punya program pensiun? Toh, masa depan tiap orang tidak ada yang tahu. Punya program pensiun kan belum tentu panjang umur. Banyak uang di hari tua juga buat apa? Betul banget sih, buat apa ya kalau banyak uang di hari tua? Pertanyaan yang mudah tapi sulit dijawab.
Mungkin pertanyaan itu
sama dengan buat apa masak di rumah? Kan sekarang juga sudah banyak tempat
makan atau resto. Daripada masak sendiri, kan repot. Sudah gitu belum tentu
enak pula, ya mendingan beli saja. Jadi buat apa masak?
Sama juga buat apa
kuliah, kalau ujung-ujungnya menikah. Terus akhirnya, akhirnya malah mengurus
anak atau bebenah di rumah. Jadi, buat apa sekolah bila akhirnya ke dapur juga.
Bila pertanyaan semacam itu "ditaruh" di kepala siapapun, maka selesailah
semuanya. Buat apa punya program pensiun, bila kita tidak tahu panjang umur
atau tidak. Selesai, selesai semua urusan. Sama dengan pertanyaan, buat apa
hidup kalau akhirnya mati juga? Ada yang bisa bantu jawab?
Buat apa punya program?
Sama dengan pertanyaan buat apa kuliah atau sekolah? Punya program pensiun itu
bukan buat kaya di hari tua, bukan pula biar dibilang sukses. Tapi program
pensiun itu untuk bersiap-siap. Biar nanti di masa pensiun, tidak bergantung
pada orang lain atau menyusahkan anak. Melatih sikap untuk menabung, bukan
konsumtif.
Siapapun tidak pernah
tahu masa depan itu seperti apa? Tidak ada yang tahu hari tua itu kayak apa?
Tapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang seperti apa.
Kita paham hari tua pasti tiba. Umur semakin menua. Karenanya, kita harus bersiap
mau pensiun seperti apa? Minimal kita jadi tahu, caranya bersiap pensiun.
Persis seperti jadi tahu cara memasak, tahu caranya berbenah di rumah. Tahu
cara sekolah, tahu kuliah seperti apa? Nah, bagaimana hidup di masa pensiun pun
bisa dilatih dan disiasati caranya lewat program pensiun.
Program pensiun itu
melatih kita untuk realistis. Untuk antisipasi segala kemungkinan di hari tua.
Biaya hidup saat tidak kerja lagi, sakit atau rekreasi. Nyiram kembang di
halaman pun butuh listrik kan. Jadi tahu, hari tua harus gimana? Bila punya
uang gimana? Bila tidak punya uang harus apa? Kalau mau tajam lagi, buat apa
kerja puluhan tahun bila akhirnya tidak punya program pensiun? Coba gimana
jawabnya ...
Program pensiun, punya
atau tidak, itu dari kesadaran personal. Bukan hanya mengandalkan pesangon dari
kantor tempat kerja. Semua sesuai tempatnya, ada porsinya. Pesangon dari
pemberi kerja, cukup tidak cukup. Tapi masa pensiun ya tanggung jawab kita sendiri.
Mau seperti apa dengan kondisi gimana?
Jadi buat apa punya
program pensiun? Program pensiun seperti DPLK memang tidak menjamin kita kaya,
tidak menjamin kita sejahtera. Tapi program pensiun bisa menjadikan kita
sebagai pekerja yang siap, lebih antisipasi terhadap masa depan. Bukan hanya
mengeluh uang pesangon kecil. Tapi mau ikhtiar untuk punya program pensiun atas
nama diri sendiri, sukarela untuk hari tua. Jadi bila ada yang bingung dan
khawatir akan hari tuanya, bisa jadi karena tidak punya program pensiun sejak
dini.
Program pensiun itu
bukan cuma mempersiapkan hari tua. Tapi menemukan solusi dari masalah keuangan
yang dihadapi kebanyakan pensiunan di Indonesia. Karena 7 dari 10 pensiunan itu
bermasalah keuangan, hingga akhirnya bergantung pada anak atau terlibat pinjol.
Punya program pensiun itu bukan pelit. Tapi bersiap diri untuk hari tua
daripada bergaya hidup tinggi atau lainnya.
Program pensiun itu
bikin kita jadi berbeda. Kok mau-maunya siapkan hari tua padahal belum tahu
sampai usia tua atau tidak. Tapi memang nyata, punya program pensiun memang
lebih tenang, lebih santai menghadapi hari tua. Ada kepuasan batin tersendiri.
Tidak stres apalagi khawatir akan hari tua. Karena sudah "sedia payung
sebelum hujan".
Jadi maaf ya, bila masih
tanya. Buat apa punya program pensiun kan kita tidak tahu panjang umur atau
tidak? Saya tanya balik deh, buat apa hidup kalau akhirnya mati juga? Salam
#YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun