Minggu, 30 Juni 2024

Ajak Isi Liburan Sekolah dengan Buku, TBM Lentera Pustaka Kampanyekan Ayo Baca Keliling Kampung

Sebagai cara mensosialisasikan pentingnya anak membaca buku, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor secara rutin menggelar “Kampanye Ayo Baca” dengan cara keliling kampung sambil membawa buku (30/6/2024). Berjalan kaki mengitari dua kampung (Warung Loa dan Tamansari) menempuh jarak sekitar 1km, kampanye ayo baca sebagai ikhtiar agar anak-anak lebih akrab dengan buku, bukan gawai apalagi di liburan sekolah.

 

Melalui Kampanye Ayo Baca yang rutin, diharapkan Masyarakat sekitar taman bacaan memiliki kesadaran akan pentingnya membaca buku bagi anak-anak usia sekolah, di samping untuk mengajak anak-anak untuk datang ke taman bacaan apalagi di Tengah liburan sekolah seperti sekarang. Daripada banyak main lebih baik banyak membaca dan lebih dekat dengan buku-buku bacaan. Harapannya, Kampanye Ayo Baca bisa membentuk perilaku anak dan masyarakat untuk membaca buku di taman bacaan.

 

“Kami di TBM Lentera Pustaka secara rutin menggelar Kampanye Ayo Baca, keliling kampung sambil membaca buku. Agar anak-anak tidak malu punya aktivitas positif di TBM sekaligus untuk mengajak anak-anak yang belum mau membaca. Alhamdulillah, dalam 2 bulan terakhir ini, TBM Lentera Pustaka punya tambahan 20-an anak pembaca yang baru bergabung. Ini cara kretif yang bisa dilakukan taman bacaan” ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor.

 

Dalam Kampanye Ayo Baca kali ini, anak-anak TBM Lentera Pustaka memakai kaos seragam baru "versi biru" yang didonasikan dari kawan Pendiri TBM Lentera Pustaka. Sekaligus sosialisasi "lebih baik ke TBM daripada main" di masa liburan sekolah. Sementara anak-anak yang belum mendapat kaos disebabkan masih dalam “masa probation". Dalam masa pengamatan tingkat kerajinan datang ke taman bacaan.

 


Setelah 7 tahun berdiri, TBM Lentera Pustaka saat ini TBM Lentera Pustaka menjalankan 15 program literasi seperti TABA (Taman Bacaan) dengan 100 anak usia sekolah, GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), Literasi Digital, Literasi Finansial, Kopi Lentera kafenya lirerasi, dan MOBAKE (MOtor BAca KEliling). Tidak kurang 200 orang setiap minggunya menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan, di samping koleksinya mencapai lebih dari 10.000 buku. Pada tahun 2024 ini, TBM Lentera Pustaka didukung oleh Bank Sinarmas, Chubb Life, dan AAI Perancis sebagai mitra CSR korporasi

 

Selain berharap Masyarakat makin “aware” terhadap aktivitas taman bacaan, Kampanye Ayo Baca TBM Lentera Pustaka juga menjadi cara mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi anak-anak Indonesia. Agar tercipta ekosistem taman bacaan dan gerakan literasi yang lebih berdaya. Dan jadi bukti, taman bacaan memang harus diurus bukan hanya didirikan. Teruslah berliterasi di mana pun. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen #KampanyeAyoBaca

 




Sabtu, 29 Juni 2024

Selain Jadi Tempat Baca, Kenapa TBM Lentera Pustaka Punya Program Yatim dan Jompo Binaan?

Siapa sih anak yang mau ditinggal wafat ayahnya? Tentu tidak ada tapi bila itu terjadi, apalah mau dikata. Anak yatim, yang tidak lagi bisa mendapat kasih sayang tangan seorang ayah. Bahkan tidak bisa lagi hidup seperti saat ayahnya masih ada. Tidak ada lagi yang menafkahi, mendidik, dan membiayai kebutuhannya. Maka anak-anak yatim, memiliki kedudukan yang istimewa dalam pandangan agama Islam. Itulah dasar perintah, untuk berbuat baik terhadap anak-anak yatim 

 

Sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap anak yatim dan kaum jompo, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor memliki program YAtim BInaan (YABI) dan JOMpo BInaan (JOMBI). Setiap akhir bulan anak-anak yatim dan kaum jompo mengaji dan mendapat santunan dari Pendiri TBM Lentera Pustaka. Seperti yang terjadi pada pengajian bulanan kemarin (29/6/2024), TBM Lentera Pustaka mendapat "tambahan" 3 anak yatim binaan baru dari Kp. Sinarwangi dan Kp. Babakan. 

 

Saat ini ada 14 anak YAtim BInaan (YABI) dan 12 JOmpo BInaan (JOMBI) di TBM Lentera Pustaka. Minimal 1 kali sebulan mengaji, membaca doa plus mendapat santunan secara rutin. Tujuannya sederhana, agar anak-anak yatim tetap bisa melanjutkan sekolah dan kaum jompo bisa tersenyum untuk memenuhi kebutuhannya.

 

Sebenarnya, yatim binaan sudah berjalan jauh sebelum TBM Lentera Pustaka berdiri. Pendiri TBM Lentera Pustaka bersama teman-temannya yang peduli, setiap bulan selalu menyisihkan sebagian rezeki sebagai sedekah untuk anak-anak yatim. Sementara Jompo Binaan baru ada sekitar tahun 2021 lalu, setelah mendapat info kehidupan salah satu jompo yang mengenaskan. 

 

Tapi di luar itu, paling tidak di TBM Lentera Pustaka, setiap bulan bisa bercengkrama sekaligus memberi nasihat kepada anak-anak yatim dan kaum jompo sebagau wujud kasih sayang dan perhatian pada mereka. Karena sekecil apapun perhatian kepada mereka, pasti bisa membesarkan hatinya dan bisa menjadi sumber keberkahan.



 

Melalui program YABI dan JOMBI, TBM Lentera Pustaka hanya ingin memberi prioritas kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. Agar bisa memberikan perlindungan, kasih sayang, dan perhatian kepada mereka. Syukur-syukur bisa menyantuni seperti yang dilakukan selama ini dalam pengajian bulanan. 

 

Karena perintahnya, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya' dan enggan (menolong dengan) barang berguna" (QS. Al-Ma'un: 1-7).

 

Khusus anak yatim, TBM Lentera Pustaka ingin memastikan anak yatim mendapatkan pendidikan yang layak, tidak boleh putus sekolah. Dan perhatian itu dilakukan selama aktivitas membaca buku di TBM Lentera Pustaka seminggu 3 kali. Harapannya ke depan, TBM Lentera Pustaka terus diberi kemampuan untuk mempedulikan anak-anak yatim dan kaum jompo. Sebagai realisasi amalan yang sangat dianjurkan.

 

Alhamdulillah, setelah bersanding bersama anak-anak yatim dan kaum jompo, segala urusan TBM Lentera Pustaka selalu diberi kemudahan dan kelancaran, termasuk urusan kesehatan dan rezeki Pendiri TBM Lentera Pustaka terus mengalir deras hingga kini. Ada berkah yang bergelantungan di langit TBM Lentera Pustaka. Banyak rezeki yang tidak terduga, banyak kemudahan yang diraih, Wallahu a'lam bishowab. 

 

Sebabnya, mungkin karena selama ini Pendiri TBM Lentera Pustaka mengutamakan anak-anak yatim dan kaum jompo. Semoga bermanfaat dan berkah ya ... Salam literasi #YAtimBInaan #JOMpoBInaan #TBMLenteraPustaka





Kenapa Ber-CSR ke Taman Bacaan? Ini Jawabannya

Kata banyak orang, taman bacaan Masyarakat kurang mendapat perhatian. Memang benar, buktinya banyak orang pula bertanya, apa sih taman bacaan? Sampai-sampai, banyak kebijkan pemerintah yang “menyutruh” bantu taman bacaan. Tapi realiasasinya “nol besar” alias kebijakan sebatas PHP. Taman bacaan memang masih terpinggirkan. Maka di taman bacaan, jangan terlalu banyak berharap apalagi pada kebijakan. Tapi taman bacaan, cukup dikelola dengan baik dan diurus. Jangan sampai nama taman bacaan ada tapi tidak diurus.

 

Seperti yang terjadi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, Pada bulan Mei dan Juni 2024 ini, bisa dibilang bulan terpadat aktivitas CSR di TBM Lentera Pustaka. Mulai CSR dari DPLK Riders, Jakarta Islamic Boarding School (JIBS), Bank Sinarmas (CSR dan Qurban), AAI Perancis, Al Izhar, Perpusnas RI, Telkom Indonesia, dan donasi kaos H. Kusnadi plus bakti sosial BEM Faperta IPB, launching buku mahasiswa Unindra. Semuanya dilakukan di TBM Lentera Pustaka. Ada yang tahu-nya dari google, ada yang karena pertemanan, ada pula yang relasi, dan ada yang dengan sengaja memang memilih TBM Lentera Pustaka.  

 

Adapun donasi yang diberikan ke TBM Lentera Pustaka selama 2 bulan tersebut, alhamdulillah. Donasi berupa uang mencapai Rp. 11 juta dan jumlah donasi buku mencapai 438 buku bacaan dan qurban 1 sapi + 1 kambing serta 134 donasi kaos TBM yang diberikan secara gratis untuk anak-anak pembaca aktif.

 

Pertanyaannya sederhana, kenapa orang-orang baik dan lembaga baikitu mau menyasar dan berkunjung ke TBM Lentera Pustaka? Jawabnya pun sederhana, karena 1) anak-anaknya TBM Lentera Pustaka banyak lagi aktif, 2) dukungan para ibu yang mengantar jumlahnya luar biasa, dan 3) selalu ada publikasi di online news setelah event dilakukan, tidak hanya sebatas medsos. Para tamu yang ber-CSR senang karena antusiasme pengguna layanan di TBM Lentera Pustaka sangat tinggi. Berkegiatan di TBM Lentera Pustaka jadi semarak, menyenangkan, dan jadi momen berkesan yang sulit dilupakan para tamu yang datang berbakti di taman bacaan. Gairah tamu yang datang ke TBM itu sangat penting, jadi itulah yang harus diperkuat di taman bacaan. Dan siapapun yang ber-CSR di taman bacaan, maka dia telah peduli terhadap gerakan membaca buku bagi anak-anak Indonesia di tengah gempuran era digital.

 


TBM Lentera Pustaka sadar betul. Taman bacaan tidak bisa berdiri sendiri tanpa kolaborasi dan sinergi bersama, termasuk perhatian orang-orang baik dan perusahaan swasta, termasuk peran besar dari wali baca dan relawan yang megabdi di TBM, termasuk kaum ibu yang mengantar anak-anaknya. Maka semua pihak harus terlibat aktif “menghidupkan” taman bacaan itu sendiri. Agar taman bacaan, benar-benar mampu menjadi tempat berbuat baik dan menebar manfaat bagi semua orang. Sehingga kemudahan dan keberkahan pun bertaburan di taman bacaan.

 

Dan tidak kalah penting, bahwa taman bacaan pada akhirnya harus diurus bukan bukan “di-manage di atas kertas atau di dalam otak”. Karena apa yang ada di otak pastinya tidak sama dengan apa yang terjadi di lapangan. Maka cara sederhana mengelola pada akhirnya terletak pada “praktik baik”, pada aksi nyata dalam menghidupkan taman bacaan, Agak sulit bila membesarkan taman baxaan dari ruang diskusi dan narasi ilmiah. Metode banyak, ilmu melimpah tapi praktik di lapangan hanya butuh “cara mengurus TBM yang baik”.

 

Alhamdulillah setelah 7 tahun berjalan, kini TBM Lentera Pustaka sudah jadi "ladang amal" banyak pihak, banyak orang. Sudah jadi ekosistem literasi yang berdaya sehingga mendapat dukungan dari berbagai pihak secara alamiah. Maka selanjutnya, apay ag sudah berjalan di TBM Lentera Pustaka tinggal dirawat dan tetap diurus seperti yang sudah dilakukan. Lalu esok, tinggal diambah kreativitas dan inovasi aktivitas yang ada di TBM Lentera Pustaka. Agar lebih berkualitas, lebih semarak lagi. Sehingga para tamu yang datang ber-CSR lebih senang dan terkesan.

 

TBM Lentera Pustaka kian menegaskan fokusnya terhadap praktik baik di gerakan literasi dan taman bacaan. Saat ini TBM Lentera Pustaka menjalankan 15 program literasi seperti TABA (Taman Bacaan) dengan 100 anak usia sekolah, GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 40 anak usia prasekolah, YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 12 jompo usia lanjut, TBM Ramah Difabel dengan 2 anak difabel, Koperasi SImpan Pinjam dengan 28 kaum ibu agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, DonBuk (Donasi Buku), RABU (RAjin menaBUng), Literasi Digital, Literasi Finansial, Kopi Lentera kafenya lirerasi, dan MOBAKE (MOtor BAca KEliling). Tidak kurang 200 orang setiap minggunya menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka yang didukung oleh 12 wali baca dan relawan, di samping koleksinya mencapai lebih dari 10.000 buku. Terima kasih buat orang-orang baik dan perusahaan swasta seperti Bank Sinarmas dan Chubb Life yang telah mendukung aktivitas TBM Lentera Pustaka.

 

Jadi kata kuncinya, taman bacaan memang harus diurus dan punya "strong point'" yang bisa dilihat atau dicermati orang-orang dan lembaga di luar sana. Tanpa diurus, taman bacaan sulit untuk berkembang. Teruslah berliterasi di mana pun. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen





Jumat, 28 Juni 2024

Literasi Kerak Telor, Jangan Angkuh di Hadapan Orang Rendah Hati

Saat memesan kerak telor, saya bertanya ke si abang, "apa sih hebatnya kerak telor Bang?"

Sambil ngelayanin, si abang pun menjawab, "Yah, makan itu jangan cuma kenyang Pak. Harus nikmat, sehat, dan kenal filosofinya” ujar di abang. Luar biasa si Abang, pikir saya.

Makanya saya sebut literasi kerak telor. Kuliner legendaris khas Betawi atau Jakarta. Terbuat beras ketan dan telor, plus bumbu tambahan seperti cabai, bawang, kencur, jahe, dan merica. Makannya dilengkapi serundeng. Wow ajib banget rasanya.

 

Literasinya di mana? Setelah melihat proses masaknya, ternyata di kerak telor memberi banyak pelajaran. Diantaranya: 1) beras ketan dan bumbunya dikuatkan dengan kehadiran telor, ilmu dan wawasan sejatinya harus dikuatkan agar tidak tercecer dan terlepas dari tujuannya. 2) Saat kerak telor ditelungkupkan (di balik) pun harus sesuai waktunya, pemimpin pun harus sesuai waktunya. Bila belum sia jangan dijadikan pemimpin atau tiap pemimpin harus tahu batasan waktu dalam memimpin. Kalau kelamaan bisa gosong, hangus dan tidak enak lagi. Pemimpin harus tahu diri. Dan 3) Bumbu di kerak telor mengajarkan omong apa adanya, kalau pedas teriaklah yang keras bila gurih bilang enak banget. Jangan mencla-mencle, pagi di depan bilang baik tapi di belakang bilang buruk.

 

Lebih dalam lagi dari kerak telor, ternyata tidak ada makanan yang enak bila tidak dimasak. Di situ ada peran "tukang masak" atau "chef". Begitu pula manusia, tidak ada yang hebat selain ada yang memghebatkan. Tidak ada yang mampu selain ada yang memampukan. Tidak ada yang bisa apa-apa selain ada yang membiasakan. Karena manusia hanya seorang hamba, maka ada Tuhan tempat menghambakan diri.

 


Jadi siapapun, tidak usah merasa hebat merasa mampu apalagi merasa bisa segalanya. Tidak, manusia sama sekali tidak hebat tidak mampu dan tidak bisa kecuali mendapat Rahmat dan karunia-Nya. Maka tidak usah sombong apalagi meremehkan orang lain. Semua yang dimiliki manusia itu adalah "cara Tuhan" mengasihi dan menyayangi hamba-Nya.

 

Makanya, saat membuat kerak telor harus pakai hati bukan hanya otak. Otak hanya menyuruh kerja keras tapi hati menyuruh untuk menyenangi apapun yang dikerjakan dan memberi manfaat untuk orang lain. Otak memerintah untuk ikhtiar tapi hati mengharuskan berdoa. Agar seimbang, agar memberi berkah atas apapun yang dilakukan, termasuk berkiprah secara sosial di taman bacaan.

 

Dan saat berhadapan dengan si Abang kerak telor, kita diingatkan. Jangan angkuh di hadapan orang yang rendah hati. Tapi jangan merendah di hadapan orang yang angkuh. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen


Kamis, 27 Juni 2024

Jadi Driver Motor Baca, Cukup Nurut Saja

Saat seorang kawan, bercerita menggebu-gebu. Bahwa dia meniti karier dari bawah, hingga sukses dan punya jabatan tinggi. Lalu, bertutur lagi tentang pentingnya sikap profesional dalam bekerja. Bila mau sukses dan kaya. Bicara ini, ngomong itu. Seolah-olah, dia paling tahu segalanya. Paling hebat dan terhormat. Saya pun hanya terdiam dan tersenyum dalam hati.

 

Setelah berhenti omong banyak. Giliran saya bicara, pelan saja dan sekadar mengingatkan. "Begini sahabat .." kata saya.

Jika kuatnya ikhtiar itu karena kehebatan kamu. Jika sukses itu karena ikhtiar kamu. Jika terkumpulnya uang itu karena kesuksesan kamu. Bahkan jika semua yang kamu raih itu merasa karena dirimu. Hanya satu pertanyaan saya, lantas dibmana peran Allah dalam hidup kamu?

 

Ingat sahabat, apapun yang kita raih. Apapun yang kita miliki itu semua karunia-Nya. Atas kuasa-Nya kita bisa memperolehnya. Tanpa izin Allah, kita tidak punya apa-apa. Bahkan manusia itu sejatinya, bukan apa-apa dan tidak punya apa-apa. Jadi, tidak usah sombong. Cukup bersyukur atas karunia-Nya, dan tebarkan manfaat dari apa yang kita punya untuk orang lain. Hidup itu tidak selalu tentang cerita-cerita kehebatanmu.

 


Semua kita tahu. Allah maha kuasa memang tidak lagi bisa dibantah. Manusia hanya bergantung kepada Allah pasti semua paham. Tapi membangun kesadaran diri bahwa apapun dan semuanya mutlak sepenuhnya di bawah kekuasan Allah, itulah yang sulit. Sadar diri, bahwa apa yang kita peroleh karena kita nurut sama Sang Pencipta.

 

Hidup itu bukan sedang melakukan perjalanan. Tapi sedang dalam perjalanan dalam skenario-Nya. Bila waktunya, pasti Allah juga akan perintahkan kita "berhenti" dari perjalanan. Sadarilah, hanya satu peran diri di dunia ini, disuruh nurut sama Allah saja. Tidak ada yang lain.

 

Adalah tugas seorang hamba di muka bumi, yaitu "Nurut Saja" kepada-Nya. Seperti tidak ada orang yang bercita-cita jadi "driver" motor baca keliling. Tapi bila sudah diperintah untuk bergerak, maka bergeraklah. Sebaba membaca, siapapun bisa jadi apapun, Salam literasi #MotorBacaKeliling #TBMLenteraPustustaka #BacaBukanMaen

 

Edi Pudjiyanto Terpilih Sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Dana Pensiun

Melalui Rapat Pembina hari ini, Lembaga Sertifikasi Profesi Dana Pensiun (LSPDP) memilih Edi Pudjiyanto sebagai Ketua LSP Dana Pensiun, menggantikan Sularno sebagai Ketua sebelumnya di Jakarta (27/6/2024). Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian terhadap penatalaksanaan LSP Sektor Jasa Keuangan, di samping antisipasi Ketua LSP tidak merangkap jabatan di pelaku Dana Pensiun.

 

Rapat Pembina LSP Dana Pensiun dihadiri oleh Sularno, Edi Pudjiyanto,  A.T. Sitorus Pengawas), Sarwadi (Bendahara), Syarifudin Yunus (Sekretaris), Budi Sulistijo (Direktur Eksekutif ADPI) dan Arif Hartanto (Direktur Eksekutif LSPDP).

 

"Selain menjadi bagian regenerasi organisasi, pergantian Ketua LSPDP ini sebagai antisipasi terhadap RPOJK Penatalaksanaan LSP Sektor Jasa Keuangan yang tengah dilakukan OJK. Agar LSPDP terus berkiprah dalam peningkatan kompetensi SDM di dana pensiun" ujar Sularno pemaparannya.

 

Selain serah terima Ketua LSPDP, dilaporkan pula kinerja LSPDP per Juni 2024 yang mencapai 79% dari rencana 330 peserta Sertifikasi MUDP (Manajemen Umum Dana Pensiun) pada tahun 2024 ini. Sedangkan Sertifikasi MRDP (Manajemen Risiko Dana Pensiun) telah mencapai 70% dari 110 peserta yang direncanakan pada tahun 2024 ini. Artinya, pelaksanaan MUDP dan MRDP masih on track dari rencana.

 

Selain aktif memberi masukan terhadap RPOJK Penatalaksanaan LSP Sektor Dana Pensiun yang sedang bergulir, LSP Dana Pensiun ke depan akan fokus mengimplementasikan KKNI Dana Pensiun yang sudah ditetapkan OJK untuk memastikan standar profesi level staf hingga pengurus dana pensiun. Karenanya, tahun ini LSPDP akan fokus membuat kurikulum dan modul KKNI Dana Pensiun yang menjadi bahan ajar sebagai standar kompetensi SDM industri dana pensiun di Indonesia yang terus berkembang. 

 


Untuk diketahui, LSP Dana Pensiun merupakan lembaga sertifikasi profesi dana pensiun yang didirikan oleh Perkumpulan ADPI dan Perkumpulan DPLK. Untuk menyelenggarakan ujian sertifikasi MUDP bagi calon pengelola dana pensiun dan pihak lainnya, di samping manajemen risiko dana pensiun. LSPDP berkomitmen untuk terus  meningkatkan kualifikasi dan mutu sumber daya manusia di bidang dana pensiun, dari level staf hingga pengurus. Hingga nantinya, industri dana pensiun memiliki level kompetensi SDM yang memadai. Agar dapat menerapkan tata kelola, manajemen risiko, dan standar pelayanan dana pensiun yang sesuai dengan prinsip perlindungan konsumen dan mampu memenuhi harapan peserta dan masyarakat. #YukSiapkanPensiun #LSPDanaPensiun #DanaPensiun



Senin, 24 Juni 2024

Pesan Literasi dari Kaki Gunung, Takklukan Diri Sendiri Aja

Entah kenapa, saat memandang gunung. Banyak orang ingin menaklukkannya. Sejatinya, siapapun yang dekat dan mendaki gunung justru sedang menaklukkan dirinya sendiri. Menaklukkan ego dan arogansi pada dirinya sendiri. 

 

Jangan pernah bertekad menaklukkan gunung. Nikmati saja panorama gunung yang indah. Dari atas gunung, siapapun bisa melihat indahnya matahari terbit bahkan lingkungan sekitar. Sambil bertafakur dan bersyukur, betapa besarnya anugerah Allah SWT kepada hambanya. Betapa hebatnya alam semesta yang disediakan untuk kita. 

 

Gunung dan semua yang diciptakan Ar-Rahman. Langit, matahari, bulan, dan bumi tempat kita berpijak. Dijadikan sebagai hamparan untuk kita. Agar memberi hikmah dan pelajaran. Tentu bagi yang menggunakan akal pikiran dan memiliki hati. Bahwa kita, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa di muka bumi. Selain untuk mengabdi kepada-Nya. Karena gunung dan alam semesta adalah bukti akan kebesaran Allah SWT. Manusia itu kecil lagi lemah bahkan tidak mampu apa-apa tanpa pertolongan-Nya.

 


Maka nikmatilah panorama gunung untuk melatih syukur. Jangan pernah menaklukkan gunung, tapi taklukan diri sendiri. Agar tidak lagi angkuh dan egois. Perbanyak berbuat baik kepada sesama dan tebarkan manfaat dimana pun berada. Jangan isi hari-hari dengan keluh-kesah dan sikap pesimis. Seperti orang yang mendaki gunung pun dilarang untuk melihat ke bawah, apalagi menengok ke belakang. Ayunkan langkah kaki dan pandanglah ke depan dengan optimis. 

 

Dekati gunung agar bisa melihat dunia, menerima realitas. Dan saat di dekat gunung, siapapun bisa belajar. Bahwa tidak semua hal di dunia ini harus dipikirkan dan dapat dijelaskan secara rasional. Terkadang kita disuruh menikmati dan menjalaninya. Itulah pelajaran dari TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #FilosofuGunung #BacaBukanMaen 

Minggu, 23 Juni 2024

Saya Memilih Taman Bacaan sebagai Jalan Kebaikan

Suatu kali, ibu saya pernah menasihati. "Nak, senikmat dan seindah apapun keburukan tetap tidak akan membawa keberuntungan, namun sekecil dan sesederhana apapun kebaikan akan tetap membawa keberuntungan", begitu katanya.

 

Mungkin itu pula yang menjadi inspirasi saya mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Rumah yang tadinya tempat istirahat, sejak tahun 2027, saya ubah jadi taman bacaan. Taman bacaan sebagai jalan kebaikan di hari tua saya. Dan hingga kini, saya masih komit dan konsisten menjadikan taman bacaan sebagai jalan hidup pengabdian.

 

Nasihat ibu saya pun terbukti. Siapa saja yang memilih setia di jalan kebaikan, berarti ia telah memilih jalan yang akan sampai pada kebahagiaan. Lebih realistis dan lebih berani memberi manfaat kepada sesama. 

 

Di TBM Lentera Pustaka pula, saya menyadari tentang besarnya ganjaran dan keutamaan melakukan kebaikan. Hidup lebih dinamis, lebih rileks lagi optimis. Hingga sudi berletih-letih untuk melakukan apa saja yang masih bisa dikerjakan untuk kebaikan. Selalu berbuat baik dan menebar manfaat, menjadi nafas keseharian.

 

Dan betapa ruginya orang yang sama-sama menghabiskan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, atau 12 bln setahun, tetapi dalam catatan sang Rahman tak satupun memiliki nilai kebaikan. Waktu yang terbuang percuma untuk hal yang tidak penting dan tidak bermanfaat.

 

Semakin ke sini, justru semakin banyak ide kebaikan yang membuncah di kepala. Seperti menjelajah daerah baru untuk sediakan akses bacaan melalui motor baca keliling, hingga berniat untuk menjalankan program "SAtu MUsholla SAtu LEMbar karpet (SAMUSALEM)" untuk mushola-mushola sekitar TBM Lentera Pustaka, insya Allah.

 

Maka di mata saya, jangan lagi sia-siakan waktu dan kesempatan untuk terus berusaha menambah cacatan amal dan melakukan kebaikan. Jika tidak mampu melakukan yang besar, maka lakukan yang kecil saja. Asalkan rutin dan sepenuh hati seperti yang saya kerjakan di TBM Lentera Pustaka setiap akhir pekan.



 

Tidak usah semua kebaikan dilakukan. Tapi cukup lakukan sebagian kecil saja sekalipun hanya sediakan tempat baca atau memberi akses bacaan. Asal berbuat baik jangan ditinggalkan. Dan saat berbuat baik,btidak usah ingin dipuji apalagi dibilang hebat. Cukup ikhtiar agar istiqomah dalam kebaikan. Jangan sampai kosong setiap hari tanpa berbuat baik, menebar manfaat. Insya Allah menjadi ladang amal dan tambahan pahala.

 

Berbuat baik, mulailah dari sekarang dari yang kecil dan dari diri sendiri. Asal senang mengerjakannya, insya Allah sampai pada puncak keberkahan. Lihatlah gedung yang tinggi, bukankah awalnya hanya kerikil dan pasir kecil. Namun lama-lama menjadi bangunan yang tinggi dan megah.

 

Begitu pula dengan kebaikan yang kita kerjakan, walau itu kecil jika kita rutin, ikhlas dan tujuannya hanya untuk Allah, maka semua bisa menjadi besar nilainya. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Jalin Silaturahim, Alumni Angkatan 89 PBSI FBS UNJ Sumbang Kaos ke TBM Lentera Pustaka

Alumni kelas B Angkatan 89 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ jalin silaturahim dan donasi 120 kaos untuk anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogro (23/6/2024). Dimotori oleh H. Kusnadi dan istri, donasi kaos diberikan sebagai wujud syukur dan kepedulian sosial terhadap aktivitas taman bacaan dan gerakan literasi di Indonesia. Donasi kaos juga diberikan kepada wali baca dan relawan TBM Lentera Pustaka. Secara simbolik, kaos dipakaikan ke tiga anak TBM, disaksikan oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka seklaigus teman sekelas saat kuliah di PBSI FBS UNJ.

 

“Alhamdulillah, saya bisa berkunjung lagi ke TBM Lentera Pustaka. Donasi kaos ini sebagai wujud syukur dan kepedulian sosial terhadap kegiatan membaca anak-anak. Sebagai sahabat, saya dan teman sekelas sangat mendukung aktivitas TBM Lentera Pustaka, Maka semuanya harus semangat belajar, agar bisa mencapai cita-cita di masa depan” ujar H. Kusnadi dalam sambutannya. ‘

 

Ikut hadir pula teman sekelas Angkatan 89 PBSI FBS UNJ, yaitu Dyah Ratnawiati, Umiyatun, Dwi Purwasari sambil menjalin silaturahim bersama H. Kusnadi dan Syarifudin Yunus sambil menikmati kopi dan cemilan di Kopi Lentera. Sambil bernostlagia masa-masa kuliah sekelas dan bersenda gurau, Angkatan 89 PBSI UNJ sepakat pentingnya menjalin silaturahi, Apalagi di usia yang tidak lagi muda, agar tetap selalu sehat dan selalu menebar manfaat kepada sesama. Patut diketahui, alumni kelas B Angkatan 89 PBSI FBS UNJ sebagian besar berprofesi guru dan di Tengah kesibukannya tetap berkomunikasi dan menjalin silaturahim. Seperti yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka dengan berdonasi kaos untuk anak-anak, wali baca, dan relawan.

 

“Alhamdulillah, sudah 35 tahun lalu kita bersama sekelas saat kuliah. Sekarang masih bisa silaturahim dan ikut mendukung aktivitas teman di TBM Lentera Pustaka. Anak-anaknya banyak dan sangat bermanfaat. Insya Allah TBM Lentera Pustaka bisa jadi ladang amal banyak orang. Tetap semnagat semuanya” ujar Dyah yang diaminkan Umi dan Dwi.

 


Silaturahim dan donasi kaos jadi bukti persahabatan memang harus dibangun terus-menerus. Tanpa pamrih dan selalu menebar manfaat kepada sesama. Karena sejatinya, sahabat bukan tentang siapa yang telah lama dikenal. Tapi tentang siapa yang peduli dan mau membaktikan ilmunya kepada yang membutuhkan. Sambil ngopi dan berfoto ria, Angkatan 89 Kelas B PBSI FBS UNJ pun sepakat menjadikan persahabatan lebih dari sekadar cinta. Tapi punya komitmen untuk membantu sesama.

 

Melalui persahabatan yang langgeng, Insya Allah siapapu dapat menjaga kesehatan bukan hanya fisik tapi mental. Untuk selalu menjaga pikiran positif dan sikap optimism dalam hidup. Sambil ngopi cantik di Kopi Lentera dan menikmati suasana pemandangan Gunung Salak, silaturahim kali ini pun mendoakan teman-teman sekelas lainnya gara selalu sehat dan diberkahi Allah SWT.

 

“Saya senang bisa bertemu kawan seperjuangan saat kuliah, teman sekelas yang tahu kondisi kita pada masanya, Dan kini bertemu lagi di TBM Lentera Pustaka untuk berdonasi kaos dan memotivasi anak-anak pembaca aktif, para wali baca dan relawan. Inilah kualitas persahabatan yang sejati. Selalu ikhtiar untuk dipahami dan memahami” kata Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka dan anggota kelas B Angkatan 89 PBSI FBS UNJ.

dgn cara sederhana dan literat tentunya. Sehat dan berkah selalu tuk teman Kelas B Angkatan 89 PBSI FBS UNJ. Love you full ... Salam literasi

 

Pesan moralnya, selagi sehat dan masih ada waktu tetaplah jalin silaturahim sesibuk apapun kita. Karena persahabatan tanpa silaturahim ibarat seperti rumah besar yang dibangun di atas pasir. Semoga kita semua sehat dan berkah selalu, amin. Salam literasi #DonasiKaos #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen