Hari ini ada yang khawatir tidak dapat rezeki. Khawatir tidak disukai orang lain. Bahkan khawatir bila berkiprah sosial, terus bagaimana hidup besok? Ada pula yang takut bisa makan atau tidak besok, lalu kerja siang malam hingga melalaikan ibadah dan kewajiban sebagai hamba. Banyak orang terlalu khawatir, hidupnya penuh kecemasan.
Terlalu khawatir, terlalu cemas. Segala rupa dikhawatirkan.
Pekerjaan, uang, hingga cuaca pun dikhawatirkan. Hujan khawatir kehujanan,
panas khawatir kepanasan. Biaya sekolah anak dikhawatirkan. Makan dicemaskan.
Apalagi sedekah, pasti sangat dikhawatirkan. Tidak mau bersedekah karena takut
uangnya habis dan tidak ada sisa lagi untuk keperluannya.
Banyak orang lupa. Khawatir itu tidak membawa kita ke
mana-mana. Cemas itu tidak membuat apapun bisa jadi bergerak. Pekerjaan, rezeki
bahkan uang terus-menerus dikhawartirkan. Pantas jadi lelah, stress, dan tidak
berdaya. Lelah itu bukan karena pekerjaan, lemas itu bukan karena tidak punya
uang. Tapi karena terlalu khawatir. Pikiran dan perasaan yang berlebihan.
Mungkin terlalu banyak marah, benci, dan dendam. Berhentilah mengkhawatirkan
apapun. Bangkitlah dari tempat duduk, dan bergeraklah ke mana-mana.
Apapun, jangan khawatir. Tidak usah cemas. Apalagi meragukan
kekuasaan-Nya. Semua sudah ada yang mengatur. Karena ”Sesungguhnya Allah,
Dia-lah Yang Maha Pemberi rizki, Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh”
(QS. Adz-Dzariyat: 58). Maka apapun, tidak perlu khawatir. Tugas kita hanya menyempurnakan
ikhtiar dan terus beramal soleh. Selalu mau dan berani berbuat baik dan menebar
manfaat kepada siapapun. Rezeki setiap manusia sudah Allah tetapkan. Bahkan
terkadang datang dari arah yang tidak disangka-sangak. Jangan khawatir.
Khawatir itu tidak akan membawa ke mana-mana. Khawatiran
hanya membangkrutkan semangat, membuang energi positif. Kerjakan saja apapun
yang baik dan tebarkan terus manfaat di mana pun berada. Seperti pegiat literasi
di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Hanya
ikhtiar membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta huruf,
mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, hingga menjalankan motor baca
keliling ke kampung-kampung. Untuk sediakan akses bacaan ke anak-anak usia
sekolah. Tidak pernah khawatir cuaca, mau hujan atau panas tetap bergerak.
Karena sekecil apapun kebaikan yang ditebarkan pasti akan kembali kepada yang
melakukannya.
Hidup itu tenang dan senang. Bila mau berbuat baik dan
menebar manfaat kepada orang lain. Asal seutas senyum bisa hadir dari bibir
mereka yang membutuhkan, semuanya sudah cukup. Bergerak saja, dan bebaskan diri
dari
kekhawatiran dari kecemasan. Jangan biarkan khawatir mengungkung diri, sehingga
tidak mampu berbuat apa-apa, tidak melakukan apa-apa.
Terkadang,
ada benarnya. Bahwa hidup ini terlalu singkat untuk mengkhawatirkan hal-hal
bodoh. Karena kahwatir itu tidak akan membawa ke mana-mana. Selain hanya
berdiam diri. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar