Sajak Literasi Kini Hanya Fantasi
Akal masih berjibaku pada ilusi
Merangkai cerita berupa fiksi
Bertutur kata hanya luapan
emosi
Terlalu kotor lalu percaya
diksi-diksi
Usiamu melangkah semakin
beranjak senja
Penuh lalai lagi semakin
terlena
Ditipu daya tanpa ada
sepenggal doa
Terbuai diri merasa belum
menua
Angan-angan terus berlari tiada
putus
Hidupkan semangat yang makin
misterius
Berlalu sambil melangkah
melawan arus
Hingga lupa sebentar lagi pedang
kematian menghunus
Sibuk sibuk tanpa batas di
luar kewajaran
Katanya demi mencapai sang harapan
Apapun dibumbui beragam
alasan
Agar amal dan ilmu mudah diabaikan
Raganya menganggap waktu selalu
panjang
Lupa diri akan tiba saat
nyawa menghilang
Tubuh ditanam terhimpit ke
liang
Hanya jasa budi kebaikan yang
tinggal dikenang
Raga pun siap diselimuti
tanah
Karena sebentar lagi alam
dunia menuju alam barzakh
Ketika itu saat itu masa itu selalu
bertanya siapakah
Hidup tertinggal langkah
penuh keluh kesah
Dan ternyata selama ini hidup
dalam orasi
Banyak berkoar-koar tanpa
aksi
Tapi berani menyebut diri
paling bergengsi
Literasi pun kian terpenjara
dalam narasi
Hanya emosi distorsi friksi tanpa
mau intropeksi diri
Hingga literasi pun hingga
kini hanya fantasi …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar