Di zaman begini, tidak banyak anak-anak yang mau dan berani bergumul di taman bacaan. Anak-anak yang sudah tidak lagi dekat dengan buku bacaan. Justru lebih akrab dengan gawai, main atau menonton TV. Aktif di media sosial. Maka wajar saat ditanya, pasti cita-citanya pengen jadi “orang besar” sampai lupa jadi “orang baik”.
Bergumul itu berarti melibatkan diri dengan aktivitas tertentu. Bergulat
atau bergelut. Maka bergumul di taman bacaan, berarti melibatkan diri dengan
buku-buku dan aktivitas literasi di taman bacaan. Anak-anak yang mau bergulat
dan bergelut dengan aktivitas di taman bacaan secara rutin. Anak-anak yang diajrakan
untuk mengambil sikap. Tetap dekat dengan buku dan taman bacaan, sekalipun
masih cukup waktu bermain.
Anak-anak yang bergumul di taman bacaan.
Realitas itulah yang terjadi pada puluhan anak di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tepatnya di Kampung Warung Loa Desa
Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor. Ada puluhan anak yang secara rutin seminggu 3
kali datang dan membaca buku di taman bacaan. Apalagi di musim liburan sekolah,
mereka sangat mudah melangkahkan kaki untuk selalu dekat dengat buku. Seperti
yang terjadi pada Minggu (2/7/2023), anak-anak TBM Lentera Pustaka menggelar
aktivitas mewarnai, berdongeng,dan senam literasi setelah aktivitas membaca
buku. Tentu, di bawah bimbingan wali baca dan relawan.
Pertanyaan, kenapa anak-anak
penting bergumul di taman bacaan?
Tentu jawabnya sederhana. Agar
anak-anak terbiasa membaca buku dan mampu membagi waktu antara kegiatan yang
bermanfaat dan tidak bermanfaat. Berdasarkan pengalaman di TBM Lentera Pustaka,
setidaknya ada 5 (lima) manfaat utama anak-anak yang berumul di taman bacaan,
yaitu:
1. Melatih
sikap aktualiasi diri untuk bergaul secara baik dan beradab sesama teman
sebaya, baik dalam berbiacara maupun berperilaku.
2. Membiasakan
berpikir positif atas aktivitas yang dijalani di taman bacaan sehingga menjadi
bekal untuk kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah.
3. Melatih kesabaran
saat membaca buku dan berada di taman bacaan. Selama dua jam penuh selalu dekat
dengan buku dan menahan diri untuk tidak main atau nongkrong.
4. Gemar berbuat
baik kepada orang lain melalui interaksi sosial, di samping melatih kerja sama
dengan teman sebaya
5. Mendapatkan
motivasi dan nasihat baik dari pengelola taman bacaan, wali baca atau relawan
sebagai bagian penting yang diharapkan orang tua untuk anak-anaknya.
Bergumul di taman bacaan bukan
hanya baik. Tapi dapat melatih keseimbangan jiwa dan pikiran anak-anak usia
sekolah. Sehingga tercermin de kalam perilaku sehari-hari yang positif. Terhindar
dari aktivitas dan hal-hal yang negatif atau tidak bermanfaat.
Maka
selalu ada senyum saat anak-anak bergumul di taman bacaan. Bahkan orang-orang
dewasa yang peduli terhadap taman bacaan pun tergerak untuk selalu berpihak
pada kebaikan dan kemanfaatan. Taman bacaan sebagai ladang amal untuk semua
orang. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Janganlah engkau
meremehkan sekecil apapun kebaikan, walau dengan wajah ceria kala bertemu
saudara (HR. Muslim: 2626).
Bergumul di taman bacaan, tentu bukan
untuk mengejar kesempurnaan. Tapi bertahan di jalan kebaikan dan kemanfaatan
untuk orang lain. Agar siapapun yang ada di taman bacaan dapat "menemukan
sendiri" jalan untuk memperbaiki diri kualitasnya. Agar tidak mudah
menghakimi atau menilai orang lain tanpa bisa menilai diri sendiri.
Karena faktanya hari ini. Banyak orang
sibuk bicara sampai lupa mendengarkan. Banyak yang sibuk ingin jadi orang besar
hingga lupa jadi orang baik. Terlalu mudah merendahkan orang lain tanpa mau merendahkan hati diri sendiri. Mak di situ,
siapapun sangat butuh untuk lebih banyak membaca dan bergumul di taman bacaan. Salam
literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar