Saat membaca buku “Paris, My Sweet” karya Amy Thomas, siapapun seakan diajak keliling Paris walau hanya membacanya. Ada pengetahuan dan imajinasi di dalamnya. Bahkan terjadi dialog antara penulis dan pembaca tentang indahnya kota Paris. Ada yang bisa dipelajari dari buku ini, kata Amy Thomas, “Bila ada satu hal yang dapat dipelajari dari musim dingin Paris yang panjang dan gelap, adalah kalau kau mengubah sikapmu, hidup akan mengikutinya”. Itulah arti pentingnya literasi.
Diskursus literasi, bisa jadi tidak akan pernah mati.
Selalu asyik untuk dibahas dan dibicarakan. Semata-mata untuk menghadirkan nuansa
kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia. Literasi, bila dipahami, menjadikan
penikmatnya lebih lebih lega dan realistis dalam kehidupan. Berkat literasi,
seseorang dapat menghindarkan diri dari penyesalan atas dirinya sendiri maupun atas
orang yang bertindak buruk kepadanya. Mungkin ada benarnya, hanya literasi yang
bisa mengajak dan memperlakukan siapapun dengan cara sebaik-baiknya hingga
akhir hayatnya.
Ada banyak hal yang sebenarnya belum terungkap di
literasi. Bahwa literasi bukan soal membaca dan menulis. Tapi literasi adalah
totalitas nilai-nilai kehidupan. Literasi yang menyuruh siapapun untuk memiliki
rencana baik, mampu eksekusi dan mengerjakannya, hingga berani mengukur
hasilnya. Maka, literasi adalah jalan bukan tujuan. Seperti kematian seorang
anak manusia pun menjadi “jalan” bukan tujuan. Tentang apa yang sudah dipersiapkan,
tentang kesadaran dari mana berasal dan mau ke mana menuju?
Tidak ada yang tabu di literasi. Obrolan literasi tidak
akan pernah usai. Selalu ada yang bisa diperbuat, dibagi, dan dikreasikan.
Begitulah obrolan literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di
kaki Gunung Salak Bogor saat dikunjungi Triyono dari Salatiga (PW Forum TBM
Jateng), Budi Susilo dari Magelang (TBM Omah Buku), dan Hadi dari Lampung (PW
Forum TBM Lampung). Obrolan literasi di taman bacaan ini menyimpulkan, siapapun
akan lebih baik ke depan bila mau dan berani memaknai secara realistis tentang 6 (enam) kemampuan literasi dasar, yatu
1) literasi Baca Tulis, 2) literasi Numerasi, 3) literasi Sains,
4) literasi Digital, 5) literasi Finansial, dan 6) literasi
Budaya dan Kewargaan. Semua aspek kehidupan manusia ada di literasi. Maka
literai tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Kenapa literasi? Ini penting
dipahami untuk banyak orang di luar sana. Apalagi yang masih menganggap
literasi hanya sekadar membaca buku. Literasi yang dianggap seremoni dan sebatas
narasi. Bukan itu sesungguhnya. Sekali lagi, literasi adalah jalan bukan tujuan,
Maka siapapun saat ber-literasi justru sedang menyadarkan dirinya untuk:
1. Menjadikan hidup lebih realistis dan
apa apa adanya.
2.
Meningkatkan pemahaman yang positif
tentang realitas kehidupan.
3.
Mengoptimalkan cara berpikir yang bijak
lagi kritis dalam segala hal.
4.
Memacu tumbuh kembangnya nila kebaikan sambil
menebar manfaat kepada sesama.
5. Memperkuat
dan mengembangkan akhlak dan budi pekerti yang baik.
Siapapun yang punya komitmen untuk memperbaiki diri dan
mengubah keadaan di masa depan menjadi lebih baik, maka literasi adalah jalannya.
Sejujurnya, tidak ada teori literasi yang paling benar. Karena
literasi hanya membutuhkan proses dan aktivitas yang tiada henti. Berdinamika
dalam literasi, berarti pantang menyerah untuk menghadirkan kreativitas,
inovasi, dan kolaborasi dalam literasi. Siapapun dan di mana pun. Itulah yang disebut
gerakan literasi. Tidak ada literasi tanpa proses dan dinamika di dalamnya.
Dari berbagai pengalaman dan kiprah literasi, pada akhirnya ada pelajaran penting yang sangat berharga. Bahwa literasi selalu mengajarkan siapapun untuk tetap menjadi baik dengan caranya sendiri, bukan cara orang lain. Meskipun cerita orang lain menganggap buruk diri kita, literasi yang akan membuktikannya di suatu hari nanti. Karena dalam literasi, baik adalah perbuatan bukan omongan. Karena itu, literasi harus dijadikan aktivitas yang asyik dan menyenangkan.
Maka kembalikan niat dan motif paling
sederhana di literasi. Yaitu untuk memudahkan urusan orang lain sekalipun hanya
melalui buku bacaan. Maka Allah SWT pun akan memudahkan urusan kita. Bila tidak
dapat membantu, maka cukup untuk tidak menyusahkan, soal apapun dan kepada
siapapun. Agar literasi
tidak akan pernah mati. Salam literasi #ObrolanLiterasi #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar