Majelis hakim telah memvonis Ferdy Sambo hukuman mati dan Puti Candrawathi hukuman penjara 20 tahun. Hukuman yang lebih tinggi dari tuntutan jaksa. Akibat “menghabisi nyawa” Brigadir Josua di rumah dinasnya. Terlepas dari apa pun motif dan ceritanya, perjalanan Panjang kasus Sambo dan Putri jadi bukti. Bahwa emosi atau marah tidak mampu menyelesaikan apa-apa. Justru mengacaukan yang telah ada.
Hingga
puluhan tahun ke depan, Sambo dan Putri akan menghabiskan hari-harinya di dalam
penjara. Mendekam di balik jeruji dan menyesali perbuatannya. Hilang lenyap
kekuasaan yang dibangunnya puluhan tahun. Hancur sudah kehangatan bersama
anak-anak dan keluarganya. Menanggung malu seumur hidupnya. Memupuskan harapan orang
tua dan keluarga Josua yang hidup sederhana. Bahkan berdosa besar akibat membunuh
nyawa orang lain tanpa sebab yang jelas. Seperti pengakuan Sambo di persidangan,
“saya menyesal karena emosi telah membuat saya gelap mata”. Sungguh, emosi
terbukti tidak menyelesaikan apa-apa. Justru mengacaukan yang telah ada.
Sambo
divonis mati. Putri dihukum 20 tahun penjara. Itulah risiko dari kejahatan yang
diperbuatnya. Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab. Harus siap menanggung
risikonya. Sama Sekali tidak ada gunanya kekuasaan, tidak guna pula pangkat dan
jabatan. Apalagi harta dan uang pun tidak akan pernah mampu membeli kebenaran. Punya
uang segudang pun tidak ada gunanya bila akhirnya “bertempat tinggal” di
penjara.
Ada pelajaran literasi di balik vonis mati Sambio dan penjara 20 tahun
Putri. Bahwa emosi tidak akan menyelesaikan apa-apa. Justru emosi jadi sebab
mengacaukan yang telah ada. Emosi dalam segala bentuknya. Marah, kecewa, dan tersinggung
sama Sekali tidak ada gunanya. Bila akhirnya menjerumuskan pemiliknya ke jurang
kejahatan. Jadi hikmahnya, ap akita masih percaya emosi mampu menjadikan
keadaan lebih baik? Maka penting hari ini untuk siapapun. Agar belajar dan berlatih
mengelola emosi secara bijak. Tidak mudah tersulut emosi. Karena emosi, Sekali lagi,
tidak akan pernah menyepesaikan apapun. Bahkan emosi sifatnya hanya mengacaukan
yang telah ada.
Sambo
lupa, manusia hebat itu bukan karena kekuasaan, pangkat apalagi jabatan.
Manusia hebat itu justru karena mampu mengendalikan diri saat dikuasai amarah.
Tetap tenang saat dipermalukan, tetap tersenyum saat diremehkan. Tetap diam saat
dizolimi, tenang saat digibahi bahkan menjauhkan diri saat difitnah. Sabar dan
ikhlas dalam menikmati proses kehidupan. Dan berserah diri kepada Tuhan karena
semua yang dilakukan siapapun pasti ada ganjarannya. Selain menjadi pilihan, sikap
jahat dan baik itu sudah pasti ada konsekuensinya.
Di balik vonis Sambo dan Putri, sangat
jelas bahwa kejahatan dan kebaikan akan terus berperang hingga kapapun. Dan
pada akhirnya, kebenaran yang akan menang melawan kejahatan. Mau seperti apapun
jalan terjal yang dilaluinya. Karena Allah SWT pasti berpihak pada kebenaran. Kebenaran
di atas segalanya hingga kapanpun dan di manapun.
Renungkanlah, emosi tidak akan pernah menyelesaikan apapun.
Justru emosi akan mengacaukan yang telah ada. Karena itu, siapapun dalam hidup jangan jauh-jauh dari Allah SWT. Apapun yang dikerjakan pastikan
sesuai dengan ajarana-Nya. Jangan pernah melenceng dari aturan Allah SWT, jangan
jauh-jauh dari-Nya.
Karena kejahatan dan kebenaran sekecil
apapun yang dilakukan, pasti ada ganjarannya di kemudian hari, Seperyi yang
dialami Sambo dan Putri. Salam literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar