Dulu di tahun 2002, saya membeli sebidang tanah yang kini jadi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Niat awalnya, saya hanya ingin membangun rumah sebagai tempat istirahat keluarga seminggu sekali. Maka saya pun memanggil beberapa orang tukang bangunan. Tahap demi tahap, akhirnya sebuah rumah pun berdiri. Setelah jadi bangunan pun, ternyata tidak langsung bisa dihuni. Karena masih perlu instalasi listrik, dipasang keramik lantai, dan saluran air. Lagi pula, siapa yang mau menempati rumah tanpa listrik, air atau lantai? Pasti tidak nyaman kan.
Setelah listrik,
lantai, dan air terpasang. Ternyata, masih butuh furniture. Minimal, perlu tempat
tidur, kursi tamu, meja makan, dan perlengkapan dapur. Jadi, sebidang tanah yang
mau dihuni sangat butuh persiapan. Perlu persiapan dan proses agar bisa dihuni
sesuai fungsinya. Lebih nyaman bagi yang menempatinya.
Dan sejak tahun 2017, rumah yang saya bangun pun berubah jadi Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Dan ternyata, mendirikan taman bacaan pun
butuh persiapkan. Mulai dari mengurus izin operasional ke pemda, mencari
koleksi buku-buku bacaan, menyiapkan rak-rak buku. Setelah buku tersedia pun,
masih harus mencari dan mengajak anak-anak usia sekolah untuk membaca. Membangun
taman bacaan di daerah yang selama ini tidak punya akses bacaan dan 81% tingkat
pendidikan masyarakatnya hanya SD memang tidak mudah. Pasti butuh persiapan dan
cara yang pas. Agar layak diterangi, agar sesuai dengan tujuannya. Jadi tempat
membaca anak-anak dan warga. TBM yang tidak dipersiapkan, memang layak tidak
dikenali. Maka, TBM di manapun harus dipersiapkan, harus diurus oleh pengelolanya.
TBM butuh persiapan, hidup pun harus dipersiapkan. Tidak bisa sembarangan atau dijalani
begitu-begitu saja.
Membangun rumah butuh
perencanaan, mendirikan TBM pun butuh persiapan. Hidup siapa pun harus direncanakan
dengan baik. Agar menjadi berkah, agar lebih bermanfaat untuk orang lain. Ada
benarnya kata guru ngaji saya dulu, “Segalanya dalam hidup harus dipersiapkan
dengan baik. Bangun rumah saja perlu dipersiapkan apalagi alam kubur kita
nanti?”
Rumah, TBM, dan
alam kubur hakikatnya sama. Sama-sama menjadi tempat. Rumah jadi tempat
tinggal, TBM jadi tempat membaca. Dan alam kubur jadi tempat tinggal manusia setelah
meninggal dunia. Rumah atau TBM ditempati saat hidup. Alam kubur ditempati saat
mati. Maka, semuanya harus dipersiapkan. Siapkan mati di saat masih hidup.
Karena itu, alam kubur juga perlu persiapan yang sangat banyak sebelum tinggal
di dalamnya. Siapa sih yang mau tinggal di dalam tanah yang sempit dan gelap
gulita. Bagaiman bisa istirahat dengan nyaman di alam kubur bila tidak
dipersiapkan dari sekarang?
Mumpung masih ada
waktu, persiapkan segalanya dengan baik. Jadikan segala aktivitas yang
dilakukan sebagai ladang amal. Segerakan bertaubat kepada Allah SWT. Perbanyak
amal saleh agar tempat tinggal di alam kubur jadi terang-benderang. Jauhi
perbuatan yang sia-sia. Hindari tindakan yang dapat merusak persiapan dan amal-amal
kita.
Karena rumah atau TBM yang tidak dipersiapkan, memang tidak layak diterangi.
Persiapkan alam kubur sebelum tiba waktunya. Urus yang seharusnya diurus,
jangan urus yang tidak layak diurus. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar