Sebut saja orang-orang penting di taman bacaan. Orang-orang yang membimbing aktivitas membaca anak-anak di taman bacaan. Bahkan sengaja datang dari “tempat jauh” untuk mengabdi secara sukarela di taman bacaan. Tanpa bayaran, tanpa pamrih. Orang-orang yang berdedikasi penuh untuk membantu aktivitas literasi dan taman bacaan.
Seperti
di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Para
wali baca dan relawan adalah orang-orang penting di taman bacaan. Selain
membimbing akativitas membaca secara rutin, wali baca dan relawan setiap hari
Minggu pagi bahu-membahu untuk berkiprah di taman bacaan. Mulai dari ber-senam
literasi, main games, memberi motivasi, bahkan mengajar kaum buta aksara. Orang-orang
penting di taman bacaan, berkiprah sepenuh hati tanpa pamrih.
Di
taman bacaan, saya belajar banyak. Akan adanya orang-orang yang peduli dan secara
sukarela membantu aktivitas taman bacaan. Sekalipun datang dari Depok dan Bogor
(butuh ongkos dan waktu) untuk ke taman bacaan. Tapi mereka tetap komit dan
konsisten “menghidupi” aktivitas literasi di taman bacaan. Adalah kekeliruan
pendidikan, bila orang penting diukur dari harta, pangkat apalagi jabatan.
Justru, orang-orang penting adalah mereka yang berani berani menebar manfaat
kepada banyak orang. Mereka yang berkontribusi secara sosial atas hati, bukan
logika.
Orang-orang
penting di taman bacaan. Mereka mengerjakan dan membimbing anak-anak yang
membaca tanpa bayaran. Dan insya Allah, mereka akan memperoleh “bayaran” dari
Allah SWT atas perbuatan baik yang dilakukannnya di taman bacaan. Maka jangan
anggap remeh remeh pengabdian sosial di taman bacaan yang digerakkan oleh hati. Mereka
yang berani membantu anak-anak pembaca bahkan kaum buta aksara.
Orang-orang penting di taman bacaan. Mereka
yang berbuat untuk dunia, untuk tegaknya budaya literasi dan aktivitas taman
bacaan. Tanpa pernah bertanya, apa yang mereka peroleh? Karena prinsipnya,
semua perbuatan baik pasti kebaikan itu akan kembali kepada yang melakukannya. Sementara
di luar sana, banyak orang menyangka berkiprah di taman bacaan dianggap
membuang waktu. Sangat salah, karena di taman bacaan ajarannya sederhana. Bila
tidak bisa sukses di pekerjaan, maka suskses-lah secara sosial. Karena mungkin
esok, justru perbuatan baik dan sosial di taman bacaan yang akan menjadikan “hidup
lebih berkah”.
Orang-orang penting di taman bacaan. Mereka yang selalu mengembangkan
sikap dan perilaku untuk selalu menjadi lebih baik. Mampu mengubah biat baik
jadi aksi nyata. Sehingga akibat aksi sosial-nya mampu membuat perbedaan yang
besar di kemudian hari.
Maka di taman bacaan, tidak ada orang-orang penting di politik, di
kantor atau di bisnis. Tapi orang penting adalah mereka yang bekerja dan mengabdi
untuk kemanusiaan. Khoirunass anfa uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat untuk orang lain. Bukan yang paling kaya, paling sukses, atau
paling berpangkat tinggi. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #RelawanTBM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar