Kata orang bijak “Betapa banyak amal besar menjadi kecil karena niat. Dan sebaliknya, betapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat pula”. Itulah hal yang patut direnungkan di momen Idul Fitri kali ini. Luruskan niat dan tetap melangkan untuk hal apa pun dan di mana pun, termasuk aktivitas pegiat literasi di taman bacaan.
Benar
kata orang bijak lagi, Bahwa niat itu seperti surat. Salah tulis alamat maka
akan salah tempat, salah tujuan. Maka, luruskan niat dalam hal apa pun. Agar
lebih tetap tujuan, lebih manfaat pada tempatnya. Sebagai pangkal tolak segalanya,
niat itulah yang menentukan ikhtiar dan proses yang dilakukan berikutnya. Bila
niatnya benar, maka prosesnya pun mudah. Tapi bila niatnya salah, maka ikhtiar
sehebat apa pun tidak memberikan hasil yang memadai.
Segala
sesuatu tergantung niatnya. Percayalah, bila niatnya buruk maka hasilnya buruk
pada akhirnya. Sebaliknya bila niatnya baik, maka insya Allah hasilnya pun
baik. Semua niat baik pasti akan tercermin pada ikhtiar yang ikhlas. Niat baik
dan ikhlas memang mudah diucapkan, namun sulit
untuk dijalankan. Karena niat yang lurus dan hati yang ikhlas adalah jalan
menuju hati yang lebih tenang, penuh rasa syukur, dan hidup yang lebih baik
untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT. Apa pun kondisinya.
Maka
kini, luruskan niat untuk tetap melangkah lebih baik ke depan. Untuk urusan apa
pun dan atas alasan apa pun. Perbaiki niatnya sekarang. Mumpung belum
terlambat. Bahwa segala hal yang dilakukan sebaiknya ditujukan untuk mencari
rahmat dan ridho Allah SWT, termasuk aktivitas literasi di taman bacaan. Agar semua
ikhtiar dan proses yang dijalankan lebih mudah dan diberkahi-Nya. Sejatinya,
niat yang lurus dan hati yang ikhlas yang dibalut doa yang baik adalah “tantara”
yang sulit dikalahkan. Dengan begitu, segala hal yang dianggap tidak mungkin
dapat berubah menjadi mungkin. Insya Allah.
Luruskan niat dan tetap melangkah di
taman bacaan. Itulah spirit yang diperkuat Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor bertepatan dengan momen Idul Fitri
1443 H. Untuk menata kembali niat dan ikhtiar yang dilakukan dalam tata kelola
taman bacaan. Agar tetap fokus pada tujuan literasinya, di samping menjaga
komitmen dan konsistensi aktivitas taman bacaan. Caranya adalah: 1) taman
bacaan yang selalu menghindari pantangan yang tidak boleh terjadi di taman
bacaan seperti: membiarkan anak-anak yang hanya main tanpa mau membaca, menjalankan
taman bacaan sebagai rutinitas tanpa melakukan inisiatif baru atau kreativitas
dan 2) taman bacaan yang selalu mencari “obat” literasi bukan
membahas “penyakit”. Selalu memperbaiki keadaan taman bacaan yang bertumpu pada
solusi, bukan mempersoalkan hambatannya.
Melalui 14 program literasi yang
dijalankan TBM Lentera Pustaka saat ini seperti: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan
140 anak, 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3)
KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak
yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan)
dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7)
KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam agar
terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi
Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk
mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), 12) LIDAB
(LIterasi ADAb), 13) MOBAKE (MOtor Baca KEliling) dan 14) Rooftop Baca. TBM
Lentera Pustaka tidak boleh jumawa dan harus selalu introspeksi diri untuk dapat
mengelola taman bacaan lebih baik lagi dan lebih baik lagi. Mengingat saat ini,
tidak kurang dari 250 orang yang menjadi penerima layanan literasi TBM Lentera
Pustaka setiap minggunya.
Jadi
jelas, luruskan niat dan tetap melangkah di taman bacaan. Sejatinya, hidup dan
aktivitas apa pun itu ringan karena sudah ada dalam genggaman-Nya. Tapi yang
berat adalah meluruskan niat dan ikhlas menjalankannya karena Allah SWT semata.
Untuk selalu menjaga lahir dan batin dalam perbuatan baik, dalam Tindakan amal
soleh yang berkelanjutan. Bukan lagi sebatas omongan baik tanpa perbuatan baik
secara nyata.
Aktivitas
taman bacaan itu sudah cukup. Bila berani meluruskan niat dan membaguskan
ikhtiar-nya. Adapun setelahnya, amal perbuatan digibahi, dicemooh, disalah-pahami,
atau sengaja dimanipulasi oleh orang-orang yang tidak suka cukup biarkanlah. Tetaplah
melangkah di taman bacaan.
Toh
nantinya, tiap-tiap manusia akan sibuk sendiri-sendiri di yaumil hisab. Salam
literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar