Kebiasaan mager alias malas gerak sangat berbahaya. Karena mager bikin apa pun jadi minim aktivitas. Mager justru memupuk perilaku tidak produktif. Main gawai setiap waktu, menonton TV dan ngobrol ngalur-ngidul itu contoh dari kebiasaan orang yang mager.
Penyakit mager bisa merasuki siapa saja, tanpa terkecuali. Apalagi
pegiat literasi di taman bacaan. Bahaya banget bila terinfeksi mager. Akibat
mager, taman bacaan bisa tidak diurus, sepi pembaca, buku mini, bahkan
aktivitas pun sepi. Sebagai kegiatan sosial, sudah sepatutnya pegiat literasi
dilarang mager. Karena mager, bisa jadi taman bacaan seakan mati suri. Seakan
ada tapi tiada. Hingga akhirnya lingkungan sekitar pun tidak peduli.
Lalu apa yang bisa
dikerjakan pegiat literasi agar tidak mager?
Tentu banyak yang
bisa dilakukan, Paling minim, pegiat literasi harus mempublikasikan aktivitasnya
di taman bacaan. 1 hari 1 kegiatan harusnya bisa dilakukan di taman bacaan. Apa
pun yang bisa dikerjakan di taman bacaan. Mulai dari menata buku, klasifikasi
buku, menemani anak-anak yang membaca, hingga bikin kesibukan untuk
mempercantik taman bacaannnya. Intinya, hindari mager.
Nah cara untuk
menghindari mager di taman bacaan, mungkin pegiat literasi dapat mengecek
kembali 7 tips berikut ini:
1.
Kaji ulang fokus dan tujuan taman bacaan. Pasang di dinding taman bacaan
agar mudah dibaca sambil membuat komitmen untuk bisa mencapai tujuan.
2.
Bikin strategi untuk memajukan taman bacaan. Caranya bisa dengan membuat
visi dan misi yang ingin cipcai. Lalu tuangkan ke dalam program kerja yang akan
dieksekusi.
3.
Kerjakan apa pun yang dapat dilakukan di taman bacaan. Mulai dari yang
sederhana seperti mempercantik area baca, mengecat rak buku, atau menata koleksi
buku-buku di rak.
4.
Jangan pernah tunda apa pun di taman bacaan. Bila perlu buat deadline
atau batas waktu pekerjaan yang harus dirampungkan di taman bacaan, apa pun
itu.
5.
Singkirkan hambatan dan gangguan di taman bacaan. Taman bacaan harus
terus bergerak dan menujukkan eksistensinya melalui kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan.
Jangan beri atensi pada gangguan tapi tentukan skala prioritas yang harus
dicapai taman bacaan.
6.
Bertindak realistis, jangan terbuai dengan rencana
dan mimpi-mimpi. Hadapi dan lakukan yang harus dikerjakan di taman bacaan.
Jangan terlalu banyak rencana atau diskusi. Karena taman bacaan hanya akan
hidup dengan perbuatan, bukan pemikiran.
7.
Jaga konsistensi atau sikap istiqomah di taman bacaan. Sedikit demi
sedikit pekerjaan di taman bacaan asal dilakukan dengan konsisten, insya Allah
akan membuahkan hasil. Jangan berdiam diri di taman bacaan bila tidak ingin
mager atau mati suriu.
Maka dilarang mager di taman bacaan. Pegiat literasi harus kreatif dan
terus mencari apa pun yang harus dikerjakan. Karena sekali mager, maka taman
bacaan bukan lagi mati suri tapi bisa mati beneran. Sekalipun taman bacaan
bersifat sosial, harus ad acara untuk terus memompa semangat dan energi untuk
menghidupkan taman bacaan dari waktu ke waktu.
Dan yang penting, pegiat literasi di taman bacaan harus
bertindak apa adanya. Tetap menjaga objektivitas dan realistis saja, Jangan terlalu
berlebihan dalam bikin rencana. Tetap menginjak di bumi. Agar taman bacaan di
mana pun tetap eksis di tengah gempuran era digital. Salam literasi
#PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar