Jadi begini sahabat literasi, taman bacaan itu tempatnya perbuatan baik. Tapi tidak semua orang bisa memahaminya. Itu sudah biasa. Dan tidak usah terlalu ambil pusing. Karena perbuatan baik itu memang harus dikerjakan, bukan diomongin. Sepakat dong ya. Lagi pula, aktivitas taman bacaan dan literasi fokusnya ada pada tujuan besarnya. Bukan pada orang. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Maka jadilah baik di taman bacaan.
Nah, berbuat baik di taman bacaan. Untuk siapapun dan
di mana pun. Tentu bukan karena ingin dipuji. Karena di taman bacaan, pujian
bahkan cacian sama sekali tidak ada pengaruhnya. Tidak mengurangi nilai pengabdian
seorang pegiat literasi. Jadi, dipuji atau dicaci ya biasa saja. Ibaratnya,
jangan terbang saat dipuji. Jangan tumbang pula saat dicaci. Toh, siapa pun yang
memuji dan mencaci sama saja. Mereka bukan orang penting dan genting di taman
bacaan. Ada atau tidak ada mereka, sama saja tidak berpengaruh sama sekali.
Hanya banyak orang harus tahu. Sekali lagi, taman
bacaan dan pegiat literasi itu perbuatan baik. Dan siapa pun yang berbuat baik,
tentu bukan berarti ingin mengalahkan malaikat. Juga sebaliknya, bila mau
berbuat jahat pun jangan sampaikan mengalahkam setan. Jadi, hidup itu hanya ada
dua pilihan. Mau baik atau jahat? Tinggal pilih saja.
Di taman bacaan pun ada anekdot begini. Perbuatan baik
jarang diingat. Perbuatan buruk jarang dilupakan. Sangat lazim dan sah-sah
saja. Tapi semua penilaian, baik atau buruk, sama sekali bukan urusan taman
bacaan. Karena di taman bacaan, intinya kerjakan dan lakukan. Apapun yang sudah
jadi tujuan taman bacaan. Atas dasar komitmen, konsitsensi,, dan sikap sepenuh
hati.
Pegiat literasi di mana pun harus paham. Bahwa tidak
ada orang baik yang tidak punya masa lalu. Tidak ada pula orang jahat yang
tidak punya masa depan. Maka kerjakan saja tiap perbuatan baik. Selagi mampu
dan masih ada umur. Agar tidak menyesal di kemudian hari. Pegiat literasi pun
harus berani menghindari pujian atau cacian. Karena keduanya tidak berpengaruh
terhadap aktivitas taman bacaan. Lebih baik fokus untuk selalu berbuat baik dan
menebar manfaat kepada orang lain. Masyarakat di sekitar taman bacaan, bukan di
media sosial.
Kata banyak orang pintar, membaca buku itu penting.
Tapi bagaimana bila akses bacaannya tidak ada? Di situlah peran taman bacaan,
untuk menyediakan akses bacaan sekaligus meningkatkan kegemaran membaca
anak-anak dan warga sekitar. Apalagi di tengah gempuran era digital, mengajak
orang lain membaca buku itu sama sekali tidak mudah. Lagi pula, siapa pun saat
membaca. Pasti berpikir dan berjuang menambah pengetahuan baik, meningkatkan wawasan
yang berkualitas.
Maka pesan moralnya, tetaplah berbuat baik di taman
bacaan. Jadilah pegiat literasi yang ciamik. Karena semua yang ada di taman
bacaan, bukan terjadi atas pikiran orang lain. Tapi karena sudah dikehendaki
Allah SWT.
Saat di taman bacaan, lebih baik membaca buku atau
diam. Tanpa perlu memberi penjelasan kepada orang-orang yang tidak literat dan
tidak paham, apa itu taman bacaan? Sekaligus tetap belajar untuk tidak mudah
menilai atau menghakimi orang lain. Karena sejatinya, manusia bukan apa-apa dan
bukan siapa-siapa? Hanya Allah SWT yang tahu segalanya. Salam literasi
#TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar