Semua orang sepakat, taman bacaan dan gerakan literasi di Indonesia masih jadi “jalan sunyi” yang tidak banyak dilirik orang. Bahkan taman bacaan patut diduga kurang dipedulikan banyak orang. Sementara di saat yang sama, tidak ada pula yang membantah. Bahwa peran taman bacaan dan gerakan literasi sangat penting dalam meningkatkan kegemaran membaca anak-anak. Apalagi di tengah gempuran era digital dan pengaruh buruk kecanduan gawai.
Maka harus ada cara beda, untuk meningkatkan
eksistensi taman bacaan dan gerakan literasi di Indonesia. Salah satunya adala
dengan menahdirkan tokoh penting di taman bacaan. Mengundang dan mengajak tokoh
penting atau pemimpin daerah untuk mengunjungi taman bacaan. Untuk
berkolaborasi membangun kepedulian terhadap gerakan literasi. Sebagai motivasi taman
bacana dan penyemangat anak-anak pembaca aktif. Tokoh penting datang ke taman
bacaan lalu bersanding dengan anak-anak di taman bacaan.
Berdasar spririt itulah,
TBM Lentera Pustaka pun mengundang Bapak Bima Arya Sugiarto (Walikota Bogor)
untuk berkunjung dan memotivasi anak-anak pembaca aktif di taman bacaan di kaki
Gunung Salak Bogor (31/10/2021). Bertajuk peringatan hari Sumpah pemuda di
Taman acaan dan pencanangan Kampung Literasi Sukaluyu, Bima Arya Sugiarto beserta
istri mengunjungi Taman Bacaan Lentera Pustaka dan bertatap muka langsung
dengan 100-an anak pembaca aktif, relawan, dan warga di Desa Sukaluyu,
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Sebagai bukti tokoh penting yang peduli
terhadap kegemaran membaca dan budaya literasi.
Selain memotivasi dan berdialog dengan anak-anak taman bacaan, Bima
Arya Sugiarto pun didapuk dengan penobatan sebagai “Pemimpin dan Tokoh Muda Peduli
Literasi Bogor” oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka yang ditandai
dengan pemakaian selempang tokoh literasi. Hal ini dilakukan karena Bima Arya
dipandang sebagai tokoh dan pemimpin yang peduli gerakan literas. Pemimpin yang
rajin membaca dan menulis buku, di samping mau terjun langsung ke taman bacaan.
Kenapa harus
menghadirkan tokoh penting di taman bacaan?
Jawabnya sederhana. Untuk meningkatkan eksistensi dan branding taman
bacaan. Karena dengan hadirnya tokoh penting di taman bacaan, suka tidak suka,
akan mampu menarik perhatian publik terhadap keberadaan taman bacaan dna
gerakan literasi. Sehingga taman bacaan tidak lagi dianggap “jalan sunyi”
kebaikan.
Karena bila mau jujur, tidak banyak tokoh penting di Indonesia yang mau “menginjakkan
kaki” di taman bacaan. Hal ini sekaligus untuk mengajak tokoh penting lebih
peduli terhadap gerakan literasi dan taman bacaan. Untuk memotivasi dan menyemangati
anak-anak pembaca aktif, warga, dan relawan yag mengabdi di taman bacaan.
Hadirnya tokoh penting di taman bacaan adalah “energi
baru” gerakan literasi. Sebagai penyemanngat komitmen dan konsistensi pegiat
literasi di mana pun. Agar aktivitas literasi dan taman bacaan dapat
dipromosikan langusng ke tokoh penting.
Seperti
yang dilakukan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Siapa sangka,
setelah empat tahun berdiri, kini TBM Lentera Pustaka telah menjalankan 12
program literasi, yaitu: 1) TABA (Taman
BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, tamansariu,
Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan
BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga
belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas
PRAsekolah) yang diikuti 26 anak usia PAUD, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo,
6) TBM Ramah Difabel
dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk
mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tingg, 8) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan
buku bacaan, 9) RABU (RAjin
menaBUng) karena semua anak punya
celengan, 10) LITDIG (LITerasi
DIGital) seminggu sekali setiap
anak, dan 11) LITFIN (LITerasi FINansial), dan 12) LIterasi aDAB (LIDAB) yang mengajarkan
akhlak dan adab anak-anak. Kian lengkap lagi, TBM Lentera Pustaka pun terpilih 1 dari 30 TBM di
Indonesia yang menggelar program “Kampung Literasi 2021” dari Direktorat
PMPK Kemdikbud RI dan Forum TBM. Menyusul prestasi sebagai peraih “31 Wonderful People
tahun 2021” kategori Pegiat Literasi dan Pendiri Taman Bacaan dari Guardian
Indonesia.
Seperti kata Bima Arya Sugiarto di TBM
Lentera Pustaka yang memberi nasihat literasi “buku adalah jendela dunia,
memperluas cakrawala menuju cita-cita”. Maka hadirkan tokoh penting di tama bacaan.
Sebagai realisasi pikiran besar pegiat literasi. Karena jika taman bacaan berpikir terlalu
kecil, maka perubahan menuju masyarakat literat pun sulit dilakukan.
Sungguh,
penghargaan tertinggi
dari taman bacaan bukan pada apa yang dihasilkan. Melainkan pada
keberanian menghadirkan tokoh penting di taman bacaan, tentang bagaimana pegiat
literasi dapat
berkembang karenanya. Literat itu perbuatan bukan ocehan. Salam literasi.
#TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi #KampungLiterasiSukaluyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar