Jangan lupa anak yatim, apalagi yatim piatu. Anak-anak yang telah ditinggal pergi sosok ayahnya. Bukan hanya kehilangan figur sentral. Tapi anak-anak yatim pun sulit bertahan hidup akibat ketidak-adaan ekonomi. Untuk makan sehari-hari, untuk membeli buku, atau untuk jajan di sekolah. Dari mana uang anak-anak yatim?
Anak-anak yatim ada di dekat kita. Bahkan anak-anak
yatim pun terus bertambah akibat pandemi Covid-19. Saat sang ayah meninggal
dunia terpapar virus yang mematikan. Anak-anak yang tidak pernah berpikir “ditinggal”
sang ayah. Kini, termenung sendiri di pojok rumah. Menenteskan air mata di atas
meja makan. Atau memeluk sang ibu, meratapi hidup di hari-hari esok. Maka
jangan lupa anak yatim.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim,
katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu
bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa
yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan….” (Q.S.2:220).
Selain
menjalankan aktivitas taman bacaan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera
Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun menjalankan program Yatim BInaan (YABI)
dan JOMpo BInaan (JOMBI) secara rutin. Saat ini ada 14 anak yatim binaan yang
sekaligus pembaca aktif di taman bacaan. Sedangkan kaum lansia atau jompo ada 8
yang dibina. Sebagai garda terdepan gerakan literasi, taman bacaan pun dapat mengambil
peran dalam membina dan mendidik anak-anak yatim di lingkungan sekitarnya.
Ancaman
putus sekolah yang dihadapi anak-anak yatim, sejatinya membutuhkan kepedulian
dan uluran tangan dari kalangan mampu. Hanya untuk memastikan anak-anak yatim
tetap sekolah. Anak-anak yatim tidak putus sekolah sehingga terjebak ke dalam
jurang pernikahan dini. Berkolaborasi dengan sahabat-sahabat Pendiri TBM
Lentera Pustaka, setiap bulan menyisihkan sebagian dari rezeki yang dimilikinya
dan dititipkan untuk diberikan kepada anak-anak yatim dan jompo binaan. Karena
itu, minimal setiap bulan sekali, TBM Lentera Pustaka selalu menggelar
pengajian dan santunan anak-anak yatim. Bahkan kini, ada 4 anak yatim yang
mendapat beasiswa sekolah. Dari mulai anak yatim usia SD, SMA, dan kuliah.
seperti Badar (kelas 6), Sindi (kelas 2 SMP), Mega (kelas 3 SMK), dan Susi
(mahasiswa semester 5).
Sebagai
taman bacaan, TBM Lentera Pustaka berkomitmen besar untuk terus membina
anak-anak yatim. Untuk meringankan beban ekonomi, di samping bentuk perhatian atas
ke-papa-an yang dialaminya. Taman bacaan yang peduli kepada anak-anak yatim dan
kaum jompo. Itulah yang disebut “The power of taman bacaan”. Komitmen terhadap
anak-anak yatim dan kaum jompo inilah yang kian ditegaskan TBM Lentera Pustaka
melalui program “Kampung Literasi Sukaluyu tahun 2021”. Sebuah gerakan literasi
yang memberdayakan, di samping berbasis inklusi sosial.
Sungguh
siapa pun, ada banyak cara bersyukur atas apa yang telah diperoleh. Di
antaranya adalah berbagi kepedulian kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. Karena
ada pesan, tiap kebaikan yang
dilakukan, maka akan kembali kepada yang melakukannya. Balasannya bisa dalam
bentuk kesehatan, kemudahan, bahkan harta. Insya Allah.
Tentu, setiap orang punya cara sendiri-sendiri. Tidak
terkecuali TBM Lentera Pustaka melalui program “YAtim BInaan” sebagaa wujud
rasa syukur, di samping tetap konsisten dalam menjalankan program taman bacaan.
Jangan lupa anak yatim. Karena di balik
kenikmatan dan anugerah yang kita peroleh, di dalamnya ada hak orang lain yang
membutuhkan bantuan dan kepedulian kita. Bersama membantu sesama dalam bingkai
gerakan literasi. Salam literasi. #TamanBacan #YatimBinaan
#TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar