Mumpung masih suasana Idul Fitri, ada baiknya mengingat kembali tentang amal. Iya tentang amal, tentang perbuatan kita, tentu bisa baik bisa buruk. Tinggal dipilih mau yang mana amalnya? Bila amal baik yang dikerjakan maka mendapat pahala. Tapi bila amal buruk, ya harus siap juga menerima balasannya. Tapi sejatinya, amal itu perbuatan yang dilakukan untuk kebaikan terhadap sesamu atau masyarakat. Untuk kemaslahatan orang banyak. Seperti berdonasi, membantu korban bencana, membantu orang jompo, anak yatim piatu.
Lalu seorang apatis bertanya, “untuk apa sih amal dibahas-bahas?”
Jawabnya gampang. Memangnya manusia ada di dunia untuk apa selain beramal. Dunia
itu bukan untuk foto selfie atau biar eksis di media sosial. Dunia juga bukan
tempat mengumpulkan pujian manusia. Tapi dunia itu sarana untuk beramal, untuk
mengumpulkan bekal ke akhirat. Maka dunia, adalah tempat beramal. Kaum medsos aneh.
Urusan makan-makan, nongkrong-nongkrong dobahas dan dipublikasikan. Kenapa
urusan amal tidak boleh dibahas?
Puasa sudah. Lebaran
sudah. Apa sudah cukup? Tentu belum justru makna puasa dan lebaran itu harus
tercermin di hari-hari esok. Sama saja atau menjadi lebih baik dalam beramal.
Karena amal itu, sadar atau tidak sadar, merupakan realisasi dari harapan jiwa.
Caranya dapat berupa ucapan, perbuatan, atau getaran hati. Amal pun sangat
ditentukan oleh niatnya. Niatnya karena orang atau karena Allah SWT.
Sekadar mengingatkan,
amal itu ada tiga jenis, yaitu 1) amal jariah, 2) amal ibadah, dan 3) amal
saleh. Begini penjelasannya:
1.
Amal jariah, yang berarti perbuatan baik yang dilakukan terus-menerus dan tanpa
pamrih, perbuatan sosial yang
berkelanjutan. Maka pahala amal jariah
tidak akan terputus walaupun pemberinya sudah meninggal, selama yang diamalkan masih
memberikan manfaat bagi orang lain seperti: menyekolahkan anak yatim, mengajar
kaum buta aksara atau menyumbang karpet di masjid.
2.
Amal ibadah, yang berarti perbuatan baik
sebagai wujud pengabdian kepada Allah SWT. Ibadah salat, puasa, dan zakat itu wujud
amal ibadah. Karena manusia itu hamba, maka harus mengabdi dan menyembah
kepada sang penciptanya. Ibadah pun acuannya sesuai perintah Allah SWT dan
hadist Nabi Muhammad SAW. Bukan kata orang lain.
3.
Amal saleh, yang berarti perbuatan baik yang bersifat
lahir maupun batin. Amal yang berdampak positif
dan bermanfaat. Maka amal saleh bisa
saja berupa amal jariah dan amal ibadah. Asal sungguh-sungguh dalam perbuatan baik.
Beramal tentu
bisa di mana saja. Ada banyak tempat untuk beramal. Asal ikhlas dan tanpa
pamrih. Nah, salah satunya di taman bacaan. Karena taman bacana adalah tempat
untuk membangun kegemaran membaca anak-anak atau masyarakat. Tempat untuk membaca
buku, untuk diskusi, untuk belajar bahkan untuk kegiatan amal yang bermanfaat.
Bisa
jadi, taman bacaan adalah tempat sederhana untuk beramal. Baik amal jariah, amal
ibadah maupun amal soleh. Setidaknya ada 4 amalan sederhanan yang bisa
dilakukan di taman bacaan:
1. Amal
untuk mendukung perilaku membaca buku dan belajar anak-anak. Apalagi di tengah pandemi
Covid-19. Taman bacaan terbukti menjadi
tempat alternatif yang diperlukan sebagai pengganti sekolah.
2. Amal
untuk memberikan informasi dan motivasi kepada anak-anak. Agar tetap semangat
dalam belajar dan sekolah untuk meraih cita-cita di masa depan.
3. Amal
untuk kegiatan kepedulian sosial kepada sesama, utamanya dari kalangan yang
membutuhkan bantuan akibat kemiskinan. Terjun langsung melihat realitas yang
terjadi di masyarakat.
4. Amal
untuk menghibur yang bersifat edukatif sehingga terjadi interaksi sosial yang
positif dan menyenangkan. Sambil mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang
bermanfaat.
Itulah
amalan sederhana di taman bacaam. Sebagai bagian untuk menegakkan tradisi baca
dan budaya literasi anak-anak. Apalagi di tengah gempuran era digtal, maka anak-anak
Indonesia harus dibantu dan diselamatkan. Spirit itu pula yang terjadi di Taman
Bacaan Masyarakat (TBM ) Lentera Pustaka yang terletak di Kaki Gunung Salak
Bogor. Sejak didirikan 4 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka kini memiliki 8 program,
yaitu: 1) TABA (TAman BAcaan) sebagai tempat membaca 170 anak-anak
dari 3 desa (Sukaluyu, tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA)
yang diikuti 10 ibu-ibu warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah)
yang diikuti 21 anak-anak, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 16 anak yatim yang
mendapat santunan setiap bulan, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) yang menyantuni 7 orang
tua usia lanjut, 6) DONBUK (DONasi BUKu) untuk menerima dan menyalurkan buku
bacaan ke taman bacaan, 7) RABU (RAjin MenaBUng) sebagai gerakan menabung
anak-anak sejak dini, dan 8) KOPERASI LENTERA sebagai upaya untuk memberantas
rentenir dan membebaskan warga dari jeratan hutang berbunga tinggi.
Apa artinya taman bacaan? Dalam konteks mengoptimalkan
amalan pascalebaran, maka taman bacaan bisa jadi alternatif tempat orang-orang
yang mau beramal sambil berinteraksi dan terjun langsung ke masyarakat. Amal,
sungguh menjadi perbuatan sederhana yang berdampak besar. Mulailah dengan
amalan yang sederhana, selagi ada waktu untuk melakukannya.
Karena di zaman now. Banyak orang
berani mendaki gunung, menyeberangi lautan. Tapi sayang, amal dilupakan bahkan
ibadah pun dilewatkan. Hidup itu singkat dan sementara. Maka isilah dengan amal
perbuatan baik yang bermanfaat. Jangan terlalu sering mengisi hidup dengan
perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Jangan terpukau dengan
media sosial, karena ketenaran itu bak minum dari air lautan yang asin. Semakin
diminum, maka semakin haus untuk mendapatkannya.
Dan
ketahuilah, beramal memang mudah. Tapi
menjaga amal agar tidak rusak dan terhapus itu yang lebih sulit.
Selamat beramal dan salam literasi. #AmalanSederhana #KampanyeLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar