Hari ini, bisa jadi banyak orang bebas secara fisik. Tapi terpenjara secara pikiran dan batin. Terpenjara keserakahan, terpenjara ketidak-pedulian. Hingga terpenjara kenyamanan yang dinikmati sendiri.
Terpenjara itu artinya bukan “dapat
dipenjarakan”. Tapi “disekap di penjara”. Itu berarti seseorang yang terpenjara,
pasti sudah berbuat salah. Karena penjara memang untuk orang yang terhukum.
Terbukti bersalah, Tapi sayang, faktanya hari ini banyak orang yang
“memenjarakan” orang lain. Terlalu gampang menyalahkan orang lain. Tanpa tahu
apa salahnya orang itu? Bila salah pun, apa salah satu atau salah semua.
Terpenjara. Lalu bila orang lain salah, apa kita pasti
benar?
Jawabnya, belum tentu. Berkaca dari kisah Nabi Yusuf
AS. Seorang pemuda tampan yang memesona banyak wanita. Siapapun wanita pasti mudah
jatuh cinta. Hingga istri majikannya sekalipun, Siti Zulaikha pun terpikat lalu
jatuh cinta padanya. Hebatnya, Nabi Yusuf mampu menolak ajakannya. Menolak intimidasi
seorang Siti Zulaikha yang juga cantik dan menarik. Meskipun saat itu, tidak
ada siapa-siapa di istana. Hanya mereka berdua, bahkan pintu-pintu pun
tertutup. Saat itu ya, bukan saat ini.
Nabi Yusuf, mampu mencegah dirinya dari ajakan
maksiat; ia lolos dari ujian atau godaan syahwat nan dahsyat di kala itu. Tapi
akibatnya, Nabi Yusuf pun “terpenjara”. Akibat penolakannya terhadap Siti
Zulaikha. Tidak salah, tapi Nabi Yusuf tetap dipenjarakan. Ia jadi korban nafsu
dan intimidasi sang ratu. Begitulah adanya.
Saat Nabi Yusuf lebih memilih cinta untuk taat kepada
Allah SWT. Menolak ajakan maksiat Siti Zulaikha. Justru dipenjara. Apa artinya?
Kadang, kebenaran itu memang menyakitkan jika dinyatakan. Karena hanya sedikit orang
yang dapat menerimanya. Sementara banyak orang lainnya, lebih suka menyalahkan.
Lalu memenjarakan pihak yang “dianggap” salah. Sekalipun mereka tidak tahu faktanya.
Seperti di taman bacaan. Semua sepakat membaca buku itu
baik. Tapi sedikit saja dari mereka yang mau membaca. Apalagi peduli terhadap
tradisi baca dan budaya literasi. Akibat terpenjara dunia, terpenjara pikiran
sendiri. Batinnya terpenjara.
Literasi terpenjara. Hanya mengingatkan.
Bahwa hari ini, kita lebih senang menempatkan orang lain pada posisi yang salah.
Sedangkan kita sendiri semakin menjauh dari posisi yang benar. Maka penjarakanlah
kita dengan kebenaran. Tapi jangan siksa orang lain dengan kebohongan lalu
memenjarakannya.
Kenapa? Karena masih saja ada orang yang gemar berjuang
untuk membenci dengan baik dan benar. Tapi di saat yang sama, lupa untuk
menyayangi orang lain sekalipun dengan cara yang salah. Salam literasi. #KampanyeLiterasi #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar