Hari ini banyak orang lelah.
Lelah bekerja di kantor. Lelah jalan-jalan, lelah makan enak. Bahkan lelah bergosip
dan menebar keburukan. Benci sana benci sini. Tanya sana tanya sini. Lalu
sehari-hari, berkeluh-kesah. Hingga lelah. Dan itu terjadi, akibat perbuatannya
sendiri. Hidupnya lelah.
Lelah itu sama dengan penat, letih, payah, atau lesu. Dan sebab lelah,
tidak harus kurang tidur. Sebut saja, orang-orang lelah. Mereka yang hidupnya terasa
letih, terasa
sulit. Lelah karena
kurang bersyukur. Lelah mengurusi hal yang tidak perlu diurusi. Hal yang
tidak
penting dinikin jadi
penting. Bahkan hal kecil dibesar-besarkan. Pantas saja, makin
lelah hidupnya.
Orang-orang lelah. Saat bertemu teman-temannya. Lalu bilang, “sungguh,
hidup ini melelahkan". Gimana tidak lelah? Hidup kok dibikin
sulit sendiri. Memang apa yang sulit? Kata siapa sulit? Lalu dibandingkan
apa dan siapa bisa jadi sulit?
Orang lelah karena hidupnya tidak sederhana. Hidup dianggap beban, bukan anugerah.
Padahal, hidup itu gampang. Bila mau dijadikan harapan, hidup untuk ibadah.
Dalam jejak Langkah kebaikan, apa pun dan di mana pun.
Lelah, tentu boleh. Asal untuk kebaikan dan
kemanfaatan. Seperti mereka yang berjuang di taman bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan
budaya literasi. Menyediakan akses bacaan anak-anak, menularkan perilaku baca
daripada bermain gawai. Itu semua pasti lelah. Tapi lelah yang berarti. Berlelah-lelah dalam kebaikan itu akhlak mulia.
Maka jangan terlalu lelah. Bisa
frustasi, bisa stress. Dan tidak menyehatkan. Kerjakan
saja "bagian" kita, tidak usah urusin
"bagian" orang lain. Hidup siapa pun pasti tidak akan lelah. Karena hidup, peluangnya
hanya dua saja; 1) hidup jadi ibadah atau 2) hidup jadi beban. Hidup
itu pun hanya dua, bila tidak bersyukur ya bersabar. Maka pangkat,
jabatan, harta, pekerjaan atau apapun. Sama sekali tidak
berguna bila tidak jadi ibadah.
Siapa pun pasti lelah.
Saat membandingkan-bandingkan kekurangan diri dengan
kelebihan orang lain. Terlalu sibuk mengurusi orang lain, sementara lupa mengurus
diri sendiri. Hingga hidup, tidak lagi "apa adanya" tapi
"ada apanya". Salam literasi
#KampanyeLiterasi #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar