Bertajuk “Edukasi Sosial untuk Pemberdayaan Generasi Muda”, Karang Taruna 17 Depok hari ini melakukan stud banding tata Kelola taman bacaan ke TBM Lentera Pustraka di Kaki Gunung Salak Bogor. Dipimpin Aditia (Ketua Aksara 17) dan 24 anggota bertekad mengoptimalkan program RIPA (Ruang Pendidikan Anak) yang selama ini sudah dijalankan.
Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM
Lentera Pustaka pun memberi arahan akan pentingnya komitmen dalam program
pemberdayaan masyarakat di manapun, di samping kreativitas tata Kelola agar dapat
direspon positif oleh masyarakat dan anak-anak. Sehingga program social yang dicanangkan
bisa berjalan efektif dan mampu mencapai tujuan utamanya.
Dalam kesempatan ini, Karang Taruna Aksara 17 Depok
pun melihat langsung antusiasme 135 anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka
yang berebut mencari buku dan membaca secara bersuara. Membludaknya anak-anak
di taman bacaan ini menjadi tanda adanya tradisi baca dan budaya literasi
anak-anak di Desa Sukaluyu.
“Kami sangat
senang berkunjung ke TBM Lentera Pustaka ini. Selain mendapat arahan dan wawasa
tentang tata telola taman bacaan, kami pun melihat langsung animo anak-anak yang
membaca sangat banyak. Luar biasa dan patut diparesiasi, maka kami pun bisa
belajar dari TBM Lentera Pustaka untuk mengembangkan aktivitas taman bacaan di
wilayah kami” ujar Aditia, Ketua Karang Taruna Aksara 17 Depok di sela acara.
Anak-anak TBM Lentera Pustaka pun memperagakan salam
literasi, doa literasi dan menyanyi Bersama “gemar membaca” yang sudah jadi
kebiasaan sebelum membaca di TBM Lentera Pustaka. Untuk diketahui, TBM Lentera
Pustaka yang berdiri sejak 4 tahunlalu kini menjadi tempat membaca 135
anak-anak usia sekolah yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sinarwangi).
Dengan koleksi 6.000 buku yang ada, mereka membaca seminggu 3 kali dan mampu
menghabiskan 5-10 buku per minggu per anak. Sebagai tolok ukur keberhasilan
tradisi baca anak di taman bacaan.
“TBM Lentera Pustaka sangat apresiasi studi banding
Karang Taruna Aksara 17 Depok ke sini. Gerakan litrerasi sangat butuh sinergi
dan kolaborasi. Agar banyak taman bacaan dibuka di berbagai daerah. Karena
taman bacaan adalah satu-satunya sarana yang efektif untuk menghalau gempuran
era digital di kalangan anak-anak, baik gim online maupun nongkrong yang tidak jelas”
kata Syarifudin Yunus, Pendiri dan kepala Program TBM Lentera Pustaka.
Studi banding ini pun menegaskan pentingnya kolaborasi
dalam membangun tradisi baca anak. Agar lebih efektif dan tepat sasaran. Selain
bersilahturahmi, studi banding ini pun menjadi ajang diskusi dan bertukar
pikiran yang produktif tentang pengembangan taman bacaan yang diperankan oleh karang taruna di manapun.
Maka pesan moralnya, karang taruna sebagai generasi muda sudah saatnya
terjun langsung untuk berkarya nyata kepada masyarakat. Menuju organisasi
karang taruna
yang kompak dan mau mengembangkan kebaikan dan aktivitas social yang positif di wilayahnya. Karena masa muda adalah masa penting untuk
berjuang untuk menuju tatanan masyarakat yang lebih baik.
Karena masa muda, adalah momen untuk berbuat lebih banyak untuk meraih
mimpi. Bukan malah membuang waktu percuma, hanya untuk
meratapi keadaan. Salam literasi
#TBMLenteraPustaka #KarangTaruna #Aksara17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar