Buku-buku di taman bacaan, bukan hanya penting tapi mudah.
Karena tanpa
harus membeli, siapapun selalu bisa membaca buku di taman bacaan. Bahkan bisa meminjamnya untuk dibaca
di rumah. Sementara untuk bisa main gawai atau media sosial, tentu siapapun harus
membelinya. Buku di taman bacaan tidak perlu uang. Sedangkan bermain gawai butuh
uang.
Maka buku adalah nyawa.
Karena tanpa buku,
nilai-nilai agama sulit untuk disebarkan. Kitab suci pun berupa buku. Tanpa
buku pula, negara Indonesia tidak akan pernah ada dalam catatan sejarah. Bahkan
tanpa buku pula, cerita tentang R.A. Kartini, Jenderal Soedirman atau Patih
Gajah Mada tidak akan pernah diketahui orang banyak.
Buku adalah teman yang
dibutuhkan jiwa sepanjang masa. Bagaimana pun jeleknya sebuah
buku, pasti ada manfaatnya. Karena buku dapat mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik.
Akibat buku, kecerdasan
dan pikiran seseorang bertambah. Dan buku pada akhirnya menjadi warisan
berharga yang ditinggalkan untuk kemanusiaan dan diberikan
turun temurun kepada anak cucu.
Hari ini bila masih ada
anak-anak yang mau membaca buku di taman bacaan. Itulah anak-anak yang hebat,
anak-anak yang akhlaknya baik. Apalagi di era yang serba digital seperti
sekarang. Sementara banyak orang sibuk dengan gawai dan internet, justru anak-anak
taman bacaan malah membaca buku. Karena hari ini makin banyak orang yang rajin
ngomong. Tapi malas membaca buku.
Buku pun berguna sepanjang
masa. Untuk siapa pun, hingga kapan pun dan di mana pun.
Pakaian suatu pasti
mengecil. Perhiasan suatu
saat terlalu mewah. Rumah pun bisa reyot dan butuh direnovasi. Bahkan tubuh pun
bisa sakit lalu harus berobat untuk sembuh. Tapi buku, meskipun hilang dari
tangan pembacanya. Pasti ada isinya yang tertinggal di pikiran pembacanya.
Buku memang ajaib. Karena
setelah dibaca, buku bisa menambah ide dan pengetahuan pembacanya. Buku pun
bisa menginpsirasi cita-cita dan mimpi seseorang. Buku bisa mengajak introspeksi
diri pembacanya. Buku mampu mengubah masa depan seseorang. Bahkan buku bisa
menjadikan sesorang lebih mengenal dan mendekat kepada Tuhannya.
Karena buku, seseorang bisa
berpikir. Bisa bertindak lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Bila hari ini,
masih ada orang yang terombang-ambing dalam hidup. Bisa jadi mereka karena
kurang atau tidak pernah membaca buku. Bila ada yang galau, pesimis,
berkeluh-kesah dalam hidupnya, sungguh itu terjadi karena mereka jauh dari buku.
Di luar sana, faktanya kehancuran dan kemunafikan hanya terjadi pada mereka
yang tidak membaca buku.
Selain Tuhan, buku pun ikut
menentukan nasib pembacanya di masa depan. Maka itulah yang menjadi alasan
anak-anak di taman bacaan selalu berlomba-lomba membaca buku. Anak-anak yang menghabiskan
berpuluh-puluh buku dalam sebulan. Nietzsche pernah bilang “Tuhan
Sudah Mati.”. Maka membaca buku akan menegaskan bahwa “Tuhan Adalah Segalanya”.
Karena siapa pun yang membaca
buku, bahkan terhibur dengan buku. Maka optimisme dan kebahagiaan tidak akan
sirna dari dirinya. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampanyeLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar