Yogyakarta, 17 Oktober 2025 - Dalam rangka perayaan pertama Hari Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia memberikan sertifikat apresiasi kepada Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) dan kepada dalang milenial Herjuno Pramariza Fadlansyah atas komitmen dan kontribusinya dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya Indonesia.
Sertifikat penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur
Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., kepada
Rektor Unindra, Prof. Dr. H. Sumaryoto, M.Pd., serta kepada Herjuno Pramariza
Fadlansyah dalam acara puncak Hari Kebudayaan Nasional 2025 yang berlangsung di
pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta.
“Unindra menunjukkan bahwa
kampus dapat menjadi pusat hidupnya kebudayaan — tempat ilmu dan seni tumbuh
bersama. Herjuno Pramariza Fadlansyah adalah contoh nyata generasi muda yang
menghidupkan tradisi dengan cara yang relevan bagi zaman ini,” tandas Dr. Restu
Gunawan.
Pada saat peringatan tersebut, Herjuno Pramariza Fadlansyah tampil
memukau dalam pementasan wayang dengan judul “Wahyu Tri Manggolo”, menampilkan
kisah yang sarat nilai moral dan estetika budaya — di panggung terbuka tepat di
depan Monumen Serangan Umum 1 Maret, Yogyakarta — lokasi yang juga sarat makna
perjuangan nasional.
Rektor Unindra, Prof. Dr. H. Sumaryoto, menyambut baik atas penghargaan
tersebut. "Penghargaan ini adalah penyemangat kami untuk terus menanamkan
nilai-nilai luhur budaya bangsa di setiap langkah,” ujarnya.
Penghargaan dari Kementerian Kebudayaan ini menandai pengakuan terhadap
upaya Unindra dalam menjaga warisan budaya Indonesia melalui berbagai kegiatan
akademik, penelitian, dan dukungan terhadap generasi muda kreatif seperti
Herjuno Pramariza Fadlansyah yang belajar dengan melihat dan mempelajari cara
mendalang melalui media sosial.
17 Okrober ditetapkan sebagai hari kebudayaan oleh kementerian, dengan
dasar bahwa kebudayaan merupakan salah satu pilar penting dari identitas dan
persatuan bangsa. Tema peringatan tahun ini adalah “Kebudayaan untuk
Keberlanjutan dan Persatuan”, menegaskan bahwa budaya bukan sekadar warisan
namun juga kekuatan yang harus hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Inisiatif penetapan Hari Kebudayaan
datang dari sembilan seniman nasional, di antaranya Yati Pesek, yang
mengusulkan kepada Kementerian Kebudayaan agar tanggal tertentu diabadikan
sebagai hari khusus bagi kebudayaan guna memberi ruang yang lebih besar bagi
pelaku budaya dan publik untuk merayakan, menghargai dan mengembangkan
kebudayaan Indonesia. Yanti Pesek, Maryoto dan kawan-kawan ikut menyemarakkan
hari Kebudayaan di Yogya dengan menampilkan Ketoprak pendek di acara Limbukan
yang digelar Pramariza. (kbl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar