Indonesia baru saja kehilangan salah satu legenda musik dan penyanyi legendaris, Titiek Puspa yang meninggal dunia pada hari ini Kamis, 10 April 2025 di RS Medistra, Jakarta. Meninggal dunia di usia 87 tahun. Wanita multitalenta yang sering dipanggil Eyang Titiek Puspa telah memberikan kontribusi besar dalam dunia seni dan musik di tanah air. Beliau bukan cuma penyanyi tapi seniman sejati. Seorang aktris, penulis lagu, koreografer, bintang iklan, pemain teater, beliau pernah menjajal semua kegiatan berbau seni.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, turut berduka cita atas keperguan Eyang
Titiek Puspa. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, diampun dosa
dan kesalahannya. Beliau memang layak
jadi legenda. Seorang seniman serba bisa, tetap berkarya di usia lanjut, energik.,
dan tidak pernah kehilangan aura positifnya. Sambil menjalani masa pensiun, beliau
tetappunya aktivitas yang padat. Bahkan saat sakit pun, semangatnya tetap
menginspirasi banyak orang.
Kini, Indonesia berduka dan harus mengucapkan selamat tinggal kepada “sosok
eyang” yang begitu luar biasa. Semoga warisan beliau di musik, film, budaya,
dan hiburan tanah air akan terus hidup.
Terlepas
dari kiprah dan kontribusi Eyang Titiek Puspa selama ini, setidaknya ada 3
(tiga) hikmah sebagai pembelajaran hidup yang patut diteladani dari seorang Titek
Puspa. Sebut saja “Eyang Titiek Puspa dan Dana Pensiun”, tentang bagaimana
menjalani kehidupan di hari tua:
1. Keceriaan dan aura positif yang selalu melekat pada sosok Eyang
Titiek Puspa di usia tuanya. Beliau layak menyandang lansia atau pensiunan yang
selalu ceria dan berpikir positif. Terbukti melalui pergaulannya yang bsia
diterima semua kalangan artis atau seniman. Dari yang muda hingga yang tua, semuanya
cair dan menyatu tanpa batas.
1. Kemapanan finansial di
usia tua seperti Eyang Titiek Puspa menjadi bukti kemandirian dan kenyamanan
beliau dalam menjalani hari-hari di usia tuanya. Tetap berkarya dan
berkontribusi di dunia seni dan hiburan yang dilandasi oleh kebebasan finansial
yang memadai.
2. Adanya rasa aman dan damai
secara psikologis yang dijalani Eyang Titik Puspa mungkin menjadi salah satu indicator
usianya lebih Panjang hingga 87 tahun. Usia tuanya dijalani dengan nyaman dan tetap
berkontribusi dalam dunai seni dan hiburan.
Belajar dari
Eyang Titiek Puspa yang meninggal dunia di usia 87 tahun, bila rata-rata orang
Indonesia pensiun di usia 55 tahun, maka Eyang Titiek Puspa telah menjalani
hari-hari masa pensiunnya lebihh dari 32 tahun. Sementara dengan rata-rata usia
harapan hidup orang Indonesia saat ini yang mencapai 72 tahun, kira-kita setiap
lansia atau pensiun akan menjalani masa kehidupan sekitar 17 tahun. Karena itu,
pelajaran penting dari Eyang Titiek Puspa adalah bagaimana pentingnya
memmpersiapkan kemandirian finansial di hari tua atau di masa pensiun.
Siapapun
yang berdoa dan berharap diberikan umur panjang, suka tidak suka, harus ditopang oleh kemapanan
finansial. Agar dapat menjalani kehidupan di hari tua dengan tenang, nyaman,
dan sejahtera. Maka di situlah, peran dana pensiun menjadi penting diperhatikan.
Sudahkah kita mempersiapkan masa pensiun dengan memadai?
Masa
pensiun, tentu bukan hanya soal uang. Tapi tentang menjalani hidup yang layak
dan bermartabat di masa tua. Karena itu, dana pensiun atau kesinambungan penghasilan
di hari tua patut menjadi prioritas. Karena dengan dana pensiun, siapapun
setidaknya akan:
1. Menjamin kemandirian
finansial di hari tua, yang tidak bergantung secara finansial kepada anaknya, tidak
berutang, atau tidak menjual aset yang
diperolehnya saat masih bekerja di hari tua.
2. Tersedianya dana yang
dibutuhkan untuk biaya kesehatan (bila diperlukan), akibat usia yang semakin
menua sehingga perlu kontrol Kesehatan secara rutin atau bila mengidap penyakit
di usia tua.
3. Menghindari ketergantungan
ekonomi pada anak-anaknya, karena setiap anak pasti punya kebutuhan dan beban
ekonomi sendiri sesuai dengan kondisinya. Maka penting menjadi lansia atau
pensiuan yang tidak “terpaksa” bergantung pada anak.
4. Memelihara standar hidup yang
layak di hari tua, mulai dari
jalan-jalan, makan enak atau berkumpul dengan teman-teman. Dana pensiun
setidaknya dapat memastikan kita tidak hanya bertahan hidup, tapi tetap dapat menikmati
hidup di hari tua.
5. Mengurangi stres di masa
pensiun, sehingga dapat lebih fokus pada aktivitas dan pikiran yang positif.
Mampu menjalani hari tua dengan nyaman dan damai secara psikologis.
Eyang Titiek
Puspa bukan hanya legenda seniman Indonesia. Tapi mampu menjadi “teladan
pensiunan” yang tetap ceria dan membagi aura positif dalam kehidupannya. Karena
itu, penting untuk kita mempersiapkan masa pensiun atau hari tua seperti Eyang
Titiek Puspa. Karena itu, dana pensiun pun bukan hanya soal angka. Tapi tentang
kehidupan di hari tua yang tenang, mandiri, dan bermartabat. Bahwa kita bekerja
keras bukan cuma untuk hari ini, tapi juga untuk hari esok yang kita impikan.
Selamat
jalan Eyang Titik Puspa, sang maetro seniman dan pensiunan Indonesia.
Lebih siap
menghadapi pensiun dan selalu berpikir positif itu penting untuk hari tua!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar