Ada yang bilang. Bila ingin bahagia, mulailah dengan mengubah cara berpikir tentang kebahagiaan. Bila ingin sukses, ubahlah cara berusaha dan berpikir tentang kesuksesan. Karenanya, jangan melihat bahagia dan sukses pada orang lain. Tapi mulailah merintis dari dalam diri sendiri. Setuju nggak?
Kita, siapapun dia, adalah arsitek dari kehidupan kita sendiri. Maka
bila ingin dunia di sekitar kita menjadi lebih baik, mulailah dengan
memperbaiki pikiran, sikap, dan tindakan kita sendiri. Karena perubahan ke arah
yang lebih baik tidak dimulai dari luar. Melainkan dari keputusan kecil dalam
diri kita di hari ini, bukan besok atau lusa. Karena hukum alamnya, ketika kita
berubah maka dunia di sekitar kita pun akan ikut berubah.
Jadi, mau tidak mau, bila kita ingin melihat perubahan dalam hidup,
lingkungan, atau bahkan masyarakat, maka kita harus terlebih dahulu
bertransformasi. Kita yang harus berubah terlebih dulu daripada menyuruh orang
lain untuk berubah. Biar ada “raw model”, ada contoh apa dan bagaimana berubah
itu?
Seperti yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak
Bogor. Sekitar 230-an anak usia sekolah sudah terbiasa membaca buku rutin
seminggu 3 kali. Dari tidak punya akses baca, kini mereka sudah terbiasa
membaca buku. Dan di setiap bulan puasa, orientasi membaca buku diubah menjadi
“tadarusan” untuk menuntaskan satu juz per minggu per anak atau kelompok anak.
Dengan ada 30 kelompok, maka setiap Sabtu sore dipimpin Pendiri TBM Lentera
Pustaka melakukan “khataman” Alquran sambil disediakan takjil. TBM pun berubah
sejenak di bulan puasa. Sebagai bagian untuk menanamkan akhlak dan keimanan
anak-anak selama bulan suci Ramadan. Harapannya, dengan khataman Al Qur’an,
anak-anak pun mampu meraih bahagia dengan cara sederhana. Alhamdulillah,
semuanya berjalan lancar.
Bahagia atau sukses memang harus dimulai dari diri sendiri. Karena
berubah adalah proses internal. Kita tidak bisa berharap kehidupan menjadi
lebih baik jika kita tetap sama, dengan pola pikir lama, kebiasaan lama, atau
ketakutan yang sama. Berubah memang butuh keberanian untuk introspeksi,
memperbaiki diri, dan mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita sendiri.
Karena hanya dengan mengubah diri, kita bisa menciptakan realitas baru. Itulah
prinsip yang ditanamkan ke anak-anak TBM Lentera Pustaka.
Ibaratnya bila ada air kolam yang kotor atau butek, kita tidak bisa
hanya berceloteh kolamnya kotor dan butek. Selama kebiasaan berceloteh tidak
berhenti, maka air kolam tidak akan pernah berubah jadi jernih. Maka untuk
menjernihkan kolam, kita yang harus berhenti berceloteh dan memulai menyaring
kotoran di kolam. Sama artinya, bila ingin dunia lebih baik maka kita harus
memulai dengan memperbaiki kebiasaan dan pola pikir kita menjadi lebih baik.
Mumpung bulan puasa, ubahlah hal-hal kecil menjadi lebih baik. Insya Allah,
bahagia dan sukses menanti kita di depan. Salam literasi! #NgabubuRead
#RamadanCeria #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar