Memasuki 8 tahun berkiprah di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, ada banyak pelajaran yang diperoleh. Setiap Minggu berhadapan dan melayani tidak kurang dari 300-an pengguna layanan, memberikan pengalaman batin tersendiri. Utamanya, soal komitmen dan konsistensi untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Bukan untuk apa-apa, tapi hanya untuk introspeksi diri sekaligus memperkokoh jati diri. Bahwa manusia, bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa tanpa kepedulian sosial.
Saya menyebutnya “pil penting” berkiprah di taman bacaan. Tentang
pelajaran dan spirit yang diperoleh saat berkiprah di taman bacaan. Beberapa
“pil penting” yang dirasakan dari pengalaman di taman bacaan, antara lain:
1. Ternyata, untuk bisa tumbuh
bersama hanya membutuhkan komitmen dalam berbuat nyata tanpa perlu
menghancurkan orang lain. Kekurangan orang lain bukan untuk disalahkan tapi
justru menjadi ladang amal untuk kita bisa berbuat lebih konkret dan
bermanfaat.
2. Siapapun boleh punya
impian dan cita, namun hanya niat dan ikhtiar baik yang bisa mewujudkannya.
Tidak ada impian yang bisa tercapai bila dasarnya untuk kesombongan untuk
merendahkan orang lain apalagi bertekad menyabotase orang lain alias hanya
untuk mengalahkan orang lain.
3. Tidak ada seorang pun yang
boleh dipermalukan atas kekurangannya. Ada orang yang tidak bisa membaca, tidak
bisa menulis justru harus dibantu bukan .alah menjadi bahan cemoohan. Selalu
bersikap ikhlas untuk membantu sesama, apapun dalihnya.
4. Hukum paling sederhana adalah siapapun yang mau membantu orang
lain maka hidupnya pasti terbantu pula. Siapapun yang bisa membangkitkan
semangat dan harkat orang lain, maka akan bangkit pula kehidupan kita.
5. Tidak ada kepuasan apapun di atas penderitaan orang lain.
Sekecil apapun tindakan kita bila menyakiti orang lain maka tidak akan pernah
memperoleh kebahagiaan sejati. Percayalah, hasil yang baik hanya diraih dari
perbuatan baik.
6. Bantuan sekecil apapun untuk orang lain, maknanya justru kita
sedang membantu diri sendiri. Persis seperti mendoakan orang lain berarti kita
sedang berdoa untuk diri sendiri.
7. Jadilah api kebaikan yang benar-benar menerangi orang lain,
bukan api yang merusak kegembiraan, niat baik, dan harapan orang lain. Berbuat
baik dan menebar manfaat selagi masih ada waktu dan selagi bisa.
8. Jangan pernah senang menyebabkan rasa sakit atau menyebabkan
air mata orang lain jatuh. Siapapun harus selalu mawas diri, jangan sampai
menyebabkan orang lain kecewa. Karena doanya pasti manjur
9. Sehebat apapun kita, jangan pernah menggunakan kehebatan yang
dimiliki untuk menghukum orang lain. Karena kita tidak pernah tahu apa yang
akan terjadi besok? Maka jangan pernah menggunakan jabatan atau posisi kita
untuk membuat orang lain frustrasi atau sakit hati.
10. Setiap kali mau bertindak jahat atau menyakiti orang lain, tanamkan
rasa takut kepada Tuhan yang masih memberi kesempatan untuk berbuat baik, untuk
selalu memperbaiki hubungan dengan sesama dan memuluskan tujuan baik ke depan.
Begitulah “pil penting” saat berada di taman bacaan. Kurangi
keluh-kesah, perbanyak keikhlasan dalam berbuat baik serugi apapun. Karena
prinsipnya sederhana, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk
orang lain. Bukan yang paling merugikan atau merendahkan orang lain.
Berkiprah di taman bacaan, harus diyakini sebagai jalan hidup untuk
menuju kebahagiaan dan kedamaian hakiki. Untuk menggoreskan kehidupan yang
lebih bermakna. Maka jaga dan pelihara orang-orang yang kita temui di jalan ke
atas, sama pentingnya dengan orang-orang yang kita temui di jalan ke bawah.
Salam literasi #TBMLenteraPustaja #TamanBacaan #PegiatLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar