Dua mahasiswa Pendidikan IPA Universitas Pakuan mengikuti Sakura Program Exchange in Science yang dilaksanakan pada 10– 16 Februari 2025 di Fumitoshi Murae Laboratory, University of Kitakyushu Jepang. Program ini diorganisir oleh Professor Fumitoshi Murae dan Indriyani Rachman, Ph.D, yang dikuti peserta dari Indonesia antara lain guru SD, dosen, mahasiswa Universitas Pasundan, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Pakuan. Sakura Program Exchange in Science dibiayai secara penuh oleh Japan Science and Technology Agency (JST).
Adalah Embun Khoerunnisa Maya
Safitri dan Siti Aqilah, mahasiswa Magister Pendidikan IPA Universitas Pakuan tercatat
sebagai peserta Sakura Program Exchange
in Science yang merupakan implementasi kerjasama antara Universitas Pakuan
dan Kitakyusu University melalui Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kolaborasi
Internasional yang diketuai oleh Prof. Dr. Indarini Dwi Pursitasari, M.Si
bersama dosen dari Kitakyusu University: Prof. Hiroyuki Miyake, Prof. Yayoi Kodama,
dan Prof. Murae Fumitoshi.
Dimulai pada 10 Februari 2025 dengan program orientasi di Kyushu Center, Kitakyushu. Peserta
mendapatkan pengenalan tentang tujuan program, jadwal kegiatan, dan panduan
kehidupan selama di Jepang. Setelah itu peserta mengunjungi Space Labo yang
merupakan tempat pengenalan berbagai jenis bencana alam. Di hari kedua, peserta
mengunjungi Kitakyushu University Kitagata Campus untuk belajar tentang peranan
kita dalam menghadapi bencana. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Machiaruki
dan mapping di lingkungan sekitar Kitakyushu University.
Selanjutnya, peserta mengikuti kegiatan seminar di Murae
Lab dan JICA (Japan International Cooperation Agency) yang berfokus tentang
emergency bag serta teknik pembuatan kamishibai mengenai bencana atau kampanye
bencana. Di samping mengunjungi SD Aobadai dan melihat bagaimana sekolah
menerapkan pendidikan bencana. Kegiatan ini memberikan wawasan langsung tentang
bagaimana prosedur mitigasi bencana diterapkan di lingkungan sekolah di
Jepang. Setelah itu, peserta mengunjungi
Community Center Fujinoki untuk mengetahui bagaimana peran Community Center
sebagai tempat mengungsi. Kegiatan kemudian ditutup dengan kunjungan ke
Departemen Pendidikan Kitakyushu untuk belajar pendidikan kebencanaan.
Aktivitas peserta Sakura
Program Exchange in Science berlanjut di hari
kelima, dengan mencoba merasakan gempa dan mendengarkan kuliah umum dari bagian
kebencanaan Pemerintah Daerah Kitakyushu untuk belajar bagaimana peran
pemerintah daerah ketika terjadi bencana. Setelah itu, peserta mempresentasikan
hasil pembelajaran dan rencana aksi mitigasi bencana di laboratorium Murae,
Universitas Kitakyushu.
Puncaknya pada 16 Februari
2025, peserta kembali ke Indonesia dengan
membawa pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat diterapkan kepada
peserta didik di sekolahnya masing-masing.
Embun dan Aqilah akan mengimplementasikan hasil kegiatan Sakura Program kepada guru-guru di MGMP IPA Kabupaten Sukabumi
yang lokasinya rawan bencana. Program ini menjadi sebuah pengalaman akademik
mahasiswa untuk implementasi keilmuan secara lebih mendalam dan berdaya guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar