Saking cintanya, ada wanita yang berdandan untuk lelaki kekasihnya. Karena cinta pula, ada yang berjuang menambah atau mengurangi berat badan agar ideal. Bahkan karena cinta, skincare ratusan ribu pun tidak seberapa. Apa iya, cinta seperti itu?
Ada lagi soal cinta. Terjebak dalam cinta yang menyakiti. Jauh bilangnya
kangen, begitu dekat selalu berseteru. Cinta yang tidak lagi menyehatkan, lebih
banyak menodai. Cinta yang sering menanamkan harapan berlebihan, impian
memabukkan. Katanya cinta, tapi ada yang menyakiti ada yang tersakiti.
Lagi-lagi, apa iya cinta begitu?
Berjuang untuk cinta. Ingin tampil cantik, ingin terlihat ganteng.
Semuanya dikorbankan karena sedang mabuk cinta. Kita sering lupa, siapa yang
paling cantik dan ganteng? Itulah mereka yang selalu mencintai diri sendiri apa
adanya. Bukan cinta yang bikin orang berubah untuk orang lain. Cinta yang
berani menerima diri kita apa adanya. Mau menghargai ketidak-sempurnaan
sekaligus menghormati jati dirinya sendiri.
Banyak orang percaya. Katanya cinta itu butuh pengertian. Mencintai
berarti memahami. Mencintai berarti menghargai. Mencintai berarti peduli.
Mencintai berarti merasakan. Mencintai berarti menerima apa adanya. Tapi di
saat yang sama, kenapa mencintai selalu rela melepaskan kebahagiaan demi orang
yang dicintai. Cinta yang salah kaprah!
Cinta itu yang dicintai perbedaannya, yang dicintai kelebihan dan
kekurangannya. Selalu mengharap rindu untuk saling membantu. Selalu mengharap
senyum untuk saling terkagum. Tapi, mencintai bukan menguasai. Dan mencintai
tidak harus mengubah diri.
Cinta sering salah jalan. Karena mengejar kesempurnaan tapi mengabaikan
kemanusiaan. Mengejar keindahan tapi lupa kesederhanaan. Ingin bahagia tapi
caranya tidak bahagia. Ingin bersama tapi caranya memecah-belah. Cinta sering
lupa, bukan kemewahan yang dituju. Tapi sikap sederhana dan rasa syukur yang
diberikan. Karena di mana pun, tidak akan pernah ada cinta yang sempurna.
Bagaimana dengan cinta sejati? Sederhananya, cinta sejati tidak boleh
mengkhianati. Cinta yang tidak pernah takut kehilangan. Karena saat kehilangan
baginya adalah merasakan kekuatan cinta yang sebenarnya. Karena di dalam birahi
cinta, selalu ada saat-saat terperdaya dan terluka. Di balik cinta, selalu ada
senang dan sedih silih berganti.
Cinta, bukanlah menangis saat matahari belum terbit dan bulan belum
muncul. Tapi cinta, mengajarkan kemampuan melihat keindahan di balik
kekurangan. Ketika mampu mengubah semua kesulitan menjadi sederhana. Untuk
selalu merangkul dalam kebaikan. Dan tetap bersama dalam suka dan duka.
Literasi cinta itu mengajarkan cara hidup, bukan merenggut hidup. Cara
berjuang untuk tetap bahagia sekalipun di jalan kesesatan. Selamat bercinta!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar