Kecelakaan bus maut di Malang jadi sebab 4 orang tewas di jalan. Sebabnya, karena bus maut itu rem blong dan uji KIR sudah habis sejak 2020 sehingga tidak layak jalan lagi. Karena dipaksakan, mungkin karena uang, akhirnya tetap bus tetap jalan dan menelan korban jiwa. Itulah contoh kebodohan.
Kisah nyata bus maut adalah bukti kebodohan itu
pilihan. Karena bodoh dan tidak tahu akhirnya mengumbar duka. Setiap yang bodoh
pasti bilangnya tidak tahu. Maka ketidak-tahuan bukanlah nasib yang tidak
terhindarkan. Tapi hasil dari keputusan kita sendiri untuk tidak mencari
pengetahuan. Tidak mau tahu, itu berarti bodoh.
Sejatinya, setiap orang memiliki kemampuan untuk
belajar. Tapi kemauan untuk melakukannya bergantung pada pilihan pribadi. Kata
Aristoteles, untuk mau belajar butuh keterbukaan, kerendahan hati, dan rasa
ingin tahu. Sebuah proses untuk mau tahu itu penting. Ketika kita memilih untuk
tidak belajar, kita secara sadar memutuskan untuk tetap berada dalam kebodohan.
Dan bodoh bisa disebabkan oleh rasa malas, arogansi, atau takut menghadapi
perubahan. Maka bodoh pun jadi pilihan.
Belajar bukan hanya tentang membaca buku atau pergi
ke sekolah. Tapi tentang menerima pengalaman, mendengarkan orang lain, dan
terus bertanya. Bukan membuat keputusan bodoh atas nama kekuasaan, pangkat atau
jabatan. Dalam dunia yang penuh dengan informasi dan peluang untuk belajar,
menolak untuk memperluas wawasan adalah sebuah keputusan yang merugikan diri
kita sendiri. Memilih untuk bodoh, tanpa mau belajar dan mencari tahu.
Alkisah, ada seseorang yang berada di tepi sungai
yang penuh dengan air segar. Tapi ia memilih untuk tetap merasa haus karena
enggan mengambil gayung untuk minum. Merasa haus di pinggir sungai. Padahal,
sungai itu melambangkan sumber pengetahuan yang melimpah, sedangkan tindakan
minum adalah usaha untuk belajar. Jika orang tersebut menolak minum, hausnya
bukan karena tidak ada air tapi karena pilihannya sendiri.
Begitu pula dalam hidup, pengetahuan selalu
tersedia di mana-mana. Tapi kita harus mau mengambil tindakan untuk
mencapainya. Jika tidak, kebodohan adalah konsekuensi dari pilihan kita
sendiri. Rem blong berarti tidak boleh jalan. Bila tetap memaksa jalan, berarti
kita yang memilih untuk bodoh.
Maka Jadilah seperti orang yang haus dan terus
mencari air. Jangan pernah berhenti belajar, jangan lelah untuk mencari tahu.
Karena setiap pengetahuan yang kita peroleh adalah investasi dalam diri kita
sendiri. Kebodohan bukanlah takdir tapi pilihan. Dan pilihan itu sepenuhnya ada
di tangan kita.
Berhentilah untuk arogan dan malas. Teruslah merasa
haus dengan ilmu pengetahuan dan belajarlah hingga akhir hayat. Salam literasi
#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar