Ketika ada seorang
relawan mengadu. Karena direndahkan orang lain akibat kiprah sosialnya di taman
bacaan. Dia merasa, apa yang salah dengan dirinya?
Saya pun menyampaikan
kepadanya. Bahwa rileks saja dan tidak usah peduli. Selagi yang dilakukan baik
dan bermanfaat untuk orang lain. Maka jangan khawatir ketika banyak orang yang
meremehkan. Jangan khawatir ketika dianggap tidak punya pekerjaan. Jangan
khawatir bila direndahkan serendah-rendahnya sekalipun. Dan jangan khawatir
pula ketika dianggap sosial dan sejenisnya.
Apapun, biarkanlah. Untuk
apa terlalu memikirkan posisi kita di mata orang lain? Karena setiap orang kan
punya cara pandang yang berbeda. Jadi resepnya sederhan, tidak usah gubris apa
kata orang lain. Toh, mereka tidak membantu kita. Tidak usah menyusahkan diri
hanya untuk dipandang baik dan disukai oleh manusia.
Hidup, terus berjalan. Asal kita mau berubah lebih baik, sudah cukup. Karena keadaan seseorang itu tergantung bagaimana akhirnya. Dan setiap amalan itu juga tergantung pada akhirnya. Bukan pada omongan atau penilaian orang lain. Bila kita berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain, itu semata-mata karena kita ingin memperbaiki hubungan dengan-Nya, untuk meningkatkan nilai-nilai diri sendiri. Sehingga menjadi insan yang lebih baik, lebih berkualitas.
Value diri
atau nilai-nilai pribadi. Mengutip dari buku The Fresh Answers,
setidaknya ada 5 nilai yang harus dijaga dan dipeihara seseorang. Yaitu 1) Social
Values, nilai yang ditentukan oleh masyarakat, 2) Personal Values,
nilai yang dimiliki pribadi seseorang. 3) Constitutional Values, nilai yang
ditentukan oleh aturan atau norma, 4) Spiritual Values, nilai agama yang
melekat pada seseorang, dan 5) Moral Values, nilai moral yang menjadi simbol
aktualisasi dan kebahagiaan diri.
Sejauh eksistensi kita, di mana pun, bisa memberikan nilai-nilai kebaikan kepada orang lain maka kerjakanlah. Perbaiki saja niat dan teruslah ikhtiar, selebihnya serahkan kepada-Nya. Tanpa peduli penilaian atau omongan orang lain. Tidak apa direndahkan, tidak mengapa diremehkan. Seperti kiprah relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Demi tegaknya tradisi membaca dan budaya literasi di kalangan anak-anak kampung. Karena itu, menjadi relawan taman bacaan berarti membangun nilai-nilai diri melalui aktivitas literasi.
Karena sejatinya, value
atau nilai-nilai diri kita ada di hadapan Allah SWT, bukan di mata orang lain.
Dan pada waktunya nanti, Allah pasti akan mempertemukan kita dengan orang-orang
yang tepat yang bisa menghargai value kita.
Bukankah “sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya”. Salam literasi
#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #KopiLentera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar