Bergaul memang penting tapi tidak genting. Maka bergaullah pada lingkungan yang memberi manfaat, bukan mudarat. Untuk apa memperluas jaringan pertemanan bila lebih banyak buruknya? Hanya sekadar bergaya hidup apalagi berghibah dan mencari aib orang lain.
Hati-hati, di zaman
begini, bergaul tidak selalu baik dan positif. Bergaul boleh tapi secukupnya.
Tidak sedikit pergaulan yang sia-sia, alias membuang-buang waktu. Pergaulan
yang buruk jelas harus dihindari atau dijauhi. Pergaulan yang salah, justru
akan membuat kita akrab dengan maksiat dan keburukan. Bergaul yang malah
mengurangi nilai ibadah kita. Maka hati-hati saat bergaul.
Atas nama pergaulan,
banyak orang hari ini "menghalalkan" segala cara. Mulai dari sok
bergaya hidup, bergunjing, menebar aib orang lain, boros, hingga bersikap
menjadi "korban" lalu meminta-minta. Bahkan karena salah bergaul, ada
orang yang mampu meneror, mengintimidasi hingga merampas hak orang lain.
Pergaulan yang salah kaprah!
Sekadar mengingatkan
saja. Pergaulan itu bukan tidak boleh. Tapi bergaul harus jelas tujuan dan
iktikadnya. Untuk apa dan bagaimana pergaulan itu dibangun? Sahabat perlu tahu,
hanya ada 3 (tiga) jenis pergaulan di sekitar kita:
1. Teman bergaul yang sering mengingatkan kita
akan negeri asal, dari mana kita berasal? Teman yang mengajak kepada kebaikan,
melarang dari keburukan, dan menasehati kita untuk selalu ingat kampung halaman
tempat kembali kita kelak. Inilah pergaulan yang paling bagus.
2. Teman bergaul karena perkara dunia semata.
Bisa teman kerja, teman kuliah, teman sekolah, atau tetangga yang menjadikan
pergaulan untuk hal-hal yang mubah dan membuang waktu semata. Ini pergaulan
yang patut dijauhi.
3. Teman bergaul yang selalu mengajak kita ke
arah keburukan, membuat malas melakukan ketaatan, mengajak senang bermaksiat
hingga lupa akan akhirat. Bergaul yang tidak mau berbuat baik atau menebar
manfaat kepada sesama. Pergaulan yang jadi sebab kita semakin jauh dari Allah.
Inilah pergaulan yang harus dihindari.
Berbekal realitas
pergaulan itulah, sejak tahun 2017 saat mendirikan TBM Lentera Pustaka, saya
mulai memilah teman dan lingkungan pergaulan. Dengan tegas saya bersikap, hanya
memilih pergaulan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya, pergaulan yang baik dan
bermanfaat. Sekalipun penuh tantangan, akhirnya saya memilih taman bacaan
sebagai tempat bergaul. Selain lebih bermanfaat, bergaul di taman bacaan
terbukti mampu membuat hidup saya lebih berkah. Terhindari dari perbuatan buruk
dan sia-sia. Kenapa bergaul di taman bacaan? Karena perbuatannya baik dan banyak manfaatnya.
Hari ini, banyak
pergaulan yang akhirnya meremehkan perbuatan buruk yang kecil-kecil. Seperti
ghibah dan bergunjing hingga membicarakan keburukan orang lain. Bergaul yang
meremehkan perbuatan buruk. Seperti diingatkan, "Dan kamu menganggapnya
suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar". (QS
An-Nur; 15).
Sekali lagi, hati-hati
dalam bergaul. Lebih baik jauhi atau hindari pergaulan yang tidak perlu
apalagi yang mudarat. Ketahuilah, permisalan teman yang baik dan teman yang
buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak
wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak
wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan
kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR.
Bukhari dan Muslim). Salam literasi #KopiLentera #TamanBacaan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar