Kemarin seorang kawan lama datang ke TBM Lentera Pustaka. Terakhir bertemu 9 tahun lalu. Katanya dari kota Bogor dan menyempatkan mampir sekalian silaturahim dan melihat taman bacaan. Alhamdulillah bisa ketemu di TBM, kata saya.
Sambil
santai, kami nongkrong di Kopi Lentera. Memesan minuman dan cemilan. Sambil menyalakan
sebatang rokok dan menikmati senaj di kaki Gunung Salak. Dia pun mulai bercerita,
masa-masa lampau. Dia yang bilang, “Gila ya, TBM Lentera Pustaka berkembang
terus. Gue lihat di medsos-nya. Makanya pengen banget main ke sini” ujarnya.
Sementara
gue, rumah masih nyicil. Ekonomi kayaknya nggak kemana-mana. Malah utang yang
di mana-mana. Sempat ngojek online tapi ya begitu deh. Sekarang juga lagi nabung
buat keperluan anak kuliah. Maklum, kalau nggak disiapin dari sekarang.
Bisa-bisa anak nggak kuliah. Sambil santai dia menjelaskan dan meminta pendapat
saya.
Saya
pun bicara apa adanya, sesuai pengalamam diri sendiri. Saya bilang, apapun ya
jalani saja sepenuh hati. Tetap ikhtiar yang baik, selebihnya sabar dan tetap
bersyukur. Dan satu lagi yang penting, perbanyaklah berbuatlah kebaikan,
sebanyak-banyaknya di mana pun. Sekali lagi, perbanyak saja berbuat baik dan
menebar manfaat untuk orang lain. Nggak usah dipikir apa untungnya kita? Nggak
usah pula peduli apa yang orang lain katakan! Terus aja berbuat baik, Insya Allah
tetap sehat dan nyaman menjalani apapun. Apalagi urusan rezeki, pasti lancer. Sekarang
ini banyak orang rajin mencari rezeki tapi lupa memberi. Sesederhana itu saja
yang saya lakukan di TBM Lentera Pustaka. Taman bacaan sudah jadi ladang amal
saya.
Jadi
pesannya, perbuat saja kebaikan sebanyak-banyaknya. Jangan gampang menyerah saat
berbuat baik. Jangan pelit menebar manfaat di mana pun. Dan jangan bingung soal
rezeki, sudah ada jatahnya masing-masing. Cukup niat dan ikhtiar yang baik.
Lalu, sediakan waktu khusus untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya. Insya Allah,
kalau kita sibuk berbuat baik. Apapun bisa terjadi, di luar rencana dan logika
kita. Itulah yang disebut “rezeki yang datang tidak pernah diduga-duga”.
Asal
mau berbuat baik dan menebar manfaat ke orang lain. Sudah pasti, semuanya jadi
amal soleh. Hutang pasti terbayar, rezeki pasti mengalir deras. Badan pun sehat
wal afiat. Dan pikiran tetap tenang dan nyaman, tidak ada beban sama sekali. Kata
orang istilahnya “ada saja rezeki yang menyapa”. Buah dari berbuat baik itu,
sejatinya akan jadi solusi yang ditunggu banyak orang. Tapi sayang, sering kali
diabaikan atas nama kesibukan dunia.
Sek
arang ini zamannya sudah beda. Dulu, orang yang hemat dianggap akan cepat kaya. Ternyata justru sengsara. Bahkan malah semakin sulit hidupnya. Dulu, orang berpikir “ngapain berbuat baik untuk orang lain”, kayak kita sudah kelebihan. Kita saja belum cukup, ngapai peduli pada orang lain. Ternyata, anggapan itu semuanya tidak benar. Salah dan merugikan. Berbuat baik dan membantu orang lain itu bagus, karena jadi menggampangkan urusan kita.
Nggak
usah terlalu banyak mikir untuk berbuat baik. Apalagi mencari-cari alasan atas
nama waktu dan kesibukan. Jalani saja berbuat baik, tanpa banyak mikir. Kan
katanya bila memudahkan urusan orang pasti urusan kita dimudahkan. Bila membuat
orang lain bahagia, maka kita pasti dibahagiakan. Persis seperti orang berdoa.
Saat kita berdoa maka malaikat pun turut mendoakan. Senangkan dulu Allah, maka
Allah pun akan senangkan kita. Karena tiap perbuatan baik di mana pun pasti
pada saatnya akan kembali menyapa kita.
Sementara
siapapun yang berbuat buruk, dasarnya hanya sentiment dan egoisme, apalagi iri,
benci, dan dendam. Pasti akan kembali ke dirinya sendiri. Hidupnya malah makin
susah dan sia-sia belaka. Hidup yang tidak sehat, tidak berkah. Karena isinya
hanya keburukan, terlalu gampang iri dan benci pada orang lain.
Jadi,
nggak usah banyak mikir. Perbanyaklah kebaikan dalam hidup. Karena kebaikan itu
justru untuk diri kita sendiri. Banyak orang tadinya “bingung duit tiba-tiba
abis”. Tapi karena kebaikan yang diperbuat malah “bingung duit nggak abis-abis”.
Saat
berbuat baik, terkadang kita tidak pernah tahu di mana menyebar bibit karena
lupa.
Tapi
pada akhirnya, air hujan akan menunjukkan dengan tumbuhnya bibit atau biji yang
pernah kita tebarkan. Salam literasi #KopiLentera #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar