Salah satu hikmah puasa adalah mengurangi frekuensi dan durasi mengeluh. Bersedia lapar dan haus dari kebiasaan makan dan minum di siang hari. Mampu menahan diri dari segala godaan. Memperbanyak tadarus, sholawat tarawih, hingga bersedekah. Tanpa ada keluhan, tanpa ada alasan. Semua dilakukan sepenuh hati, karena Allah SWT.
Di
luar puasa, bisa jada kita termasuk yang bergelimang keluh-kesah. Berprasangka
buruk dan menyalahkan orang lain. Sibuk mengejar dunia lalu melupakan akhirat.
Menuntut hak tapi lupa kewajiban. Membaikkan diri sendiri tapi gampang
menjelekkan orang lain. Meninggikan diri sendiri tapi merendahkan orang lain. Tapi
di bulan puas,a semuanya dikurangi bahkan diberantas habis. Tidak ada ruang
untuk pebuatan dan pikiran buruk akibat sedang berpuassa.
Sesungguhnya, tidak perlu ada keluhan, Atas alasan apapun.
Karena ketika Allah memberi pada kita. Berarti Dia sedang memperlihatkan
kemurahan-Nya. Sebaliknya di kala Allah Allah menolak permintaan kita, maka Dia
sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Bahwa kita dan manusia di mana pun sangat
lemah tanpa-Nya. Maka bersyukurlah ketika Allah sedang memberi, Dan bersabarlah
ketika Allah belum memberi. Tanpa perlu keluh-kesah.
Kita sering lupa. Di balik semua ketetapan-Nya pasti ada
hikmah yang terbaik untuk kita. Allah akan memberi jika Dia melihat waktu dan
usaha kita telah cukup. Yaitu di saat dan waktu yang tepat bahwa kita memang
pantas menerimanya. Ikhtiar kita telah bersungguh-sungguh memperjuangkannya,
dengan niat dan cara-cara yang baik. Man jadda wa jadda.
Di lain waktu, Allah akan meminta kita bersabar. Karena waktunya
belum tepat. Dan Dia melihat bahwa kita memang belum pantas menerimanya. Kita
masih harus terus berjuang lagi. Allah pasti menolak, jika kita menginnginkan
sesuatu yang menurut-Nya tidak baik sekalipun dianggap baik menurut kita. Krena
Allah maha tahu manfaat dan mudaratnya tentang apa yang akan terjadi
setelahnya.
Bila mau direnungkan, sungguh betapa sayangnya Allah kepada
hamba-Nya. Selalu memberikan yang terbaik kepada kita.. Namun kitalah yang
sering kali salah dalam memahami rahmat dan karunia-Nya. Maka sama sekali tidak
pantas bila masih banyak mengeluh. Jangan mudah berputus asa. Dan sebaliknya,
apapun keadaannya tetaplah bersandar hanya kepada Allah. Karena tidak ada pinta
dan harap yang terluput, kecuali semua pengabulannya selalu yang terbaik,
Sudah pasti Allah maha tahu, soal apapun. Meski pun
terkadang tidak sesuai harapan kita tapi itulah yang terbaik untuk kita. Karena
Allah memberi bukan apa yang kita inginkan. Tapi Allah memberi apa yang
senantiasa terbaik untuk kita. Prinsipnya sesederhana itu, bukan atas keinginan
kita tapi yang terbaik untuk kita.
Seperti saya “ditunjuki” jalan untuk berkiprah di taman
bacaan. Sejak 7 tahun lalu hingga kini, mengabdi di kampung kecil di kaki
Gunung Salak Bogor. Hanya untuk menegakkan kegemaran membaca dan budaya
literasi anak-anak usia sekolah. Dari tidak punya akses dan tempat membaca,
kini terkumpul 200-an anak dan warga yang rajin ke taman bacaan. Dan akhirnya,
saya yakin taman bacaan menjadi “jalan hidup” yang terbadik dari-Nya. "Kabarkan
kepada hamba-hambaKu, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang..." [QS.Al Hijr : 49].
Maka di penghujung ramadan ini, renungkanlah apapun yang
harus diperbaiki. Tanpa keluh-kesah lagi. Segeralah berlari menuju ampunan Rabb,
wahai diri. Songsong hari esok dengan penuh harapan dan kedekatan bersama-Nya. Tutup
masa lalu yang tidak akan terulang lagi. Melangkahlah dengan pasti dalam
keyakinan bahwa Allah-lah penggenggam hidup dan mati kita. Hanya Allah-lah yang
paling menyayangi dan mencintai kita lebih dari siapapun. Bahkan lebih besar
cinta-Nya daripada kecintaan kita pada dirimu sendiri..
Hidup di dunia itu cuma sekali, maka buatlah menjadi besar
dan berarti. Selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Untuk Allah
dan untuk diri kita sendiri. Salam literasi #NgabubuRead #HikmahRamadan
#TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar