Entah kenapa, sebagian manusia ketika akan melakukan kebaikan selalu berkata "Ahhh nanti saja...". Katanya, besok-besok masih ada waktu. Selalu gampang berdalih, “Nanti saja”. Menunggu waktu yang tepat, menanti saat yang pas. Lalu berkata lagi, “Ahhh, nanti saja”.
Kumandang Azan telah menggema, waktu sholat telah tiba. Namun
hati berkata, "Ahh nanti saja…". Tadarus dan tilawah sepanjang puasa
harusnya khatam, namun karena enggan melakukannya lalu berkata "Ahh nanti
saja...". Saat membaca pamflet yayasan anak yatim yang bertuliskan "Salurkan
sedekah Anda untuk anak yatim” pun masih terbersit di hatinya, “Ahh, nanti saja…”.
Kini puasa tinggal satu hari lagi, zakat fitrah pun harus dibayarkan. Mungkin
masih berkata, “Ahhh, nanti saja…” Padahal uang di dompetnya sangat cukup untuk
sedekah dan membayar zakat. Lagi-lagi, “Ahhh, nanti saja…”.
Hidupnya sudah lebih mapan dan tempat tinggal jauh dari
orang tua di kampung. Sebentar lagi lebaran tiba, sang ibu pun mengirim WA
untuk anaknya. Sekadar menanyakan, apakah lebaran kali ini pulang kampun? Sang
ibu yang ingin sedikit mengobati rasa rindu kepada anaknya. Si anak pun bisa langsung
membalas pesan WA ibunya. Tapi karena kesibukan urusan dunia, akhirnya da;lam
hati berkata "Ahh nanti saja...."
Sang ayah pun sudah tua renta. Tidak berdaya lagi, dimakan
usia. Untuk berdiri menopang tubuhnya pun berat, akibat penurunan fungsi tulang-tulang
di kakinya. Sudah berbulan-bulan. Tapi ssayangnya, si anak pun belum bisa
meluangkan waktu untuk menjenguknya, Sekadar menghibur dan mendoakan sang ayah
yang keadaannya kian memburuk. Masih saja berkata, "Ahh nanti saja..."
Senja akhirnya tiba di penghujung ramadan. Di malam
terakhir bulan puasa. Si anak pun belum bisa menyampaikan salam kepada orang
tuanya. Karena terlalu mudah berkata, “Ahhh, nanti saja…”
Ahhh, nanti saja. Ungkapan yang kini disesali banyak orang
saat waktu termakan usia. Tidak lagi
bisa ke sana ke sini. Urusan dunia pun mulai surut. Kesibukan telah melenakan. Waktu
berharga banyak terbuang percuma. Begitu banyak tindakan yang disesalinya kini.
Mana ucapan "Ahh nanti saja…"? Sementara pintu taubat telah tertutup.
Ramadan pun telah pergi dan belum tentu ditemuinya kembali.
Ahh, nanti saja. Ketika cambuk malaikat sudah di depan mata.
Ketika tilawah tidak lagi berguna. Ketika amalan sholat tidak lagi bisa menolong.
Ketika sedekah tidak berarti lagi. Ketika ramadan tidak ditemui lagi. Ketika sang
ibu telah terbujur dengan mata tertutup. Bahkan ketika sang ayah tidak lagi mampu
bernafas, tutup usia. Lalu, masih berharap kabar dari orang tua? Ahh, nanti
saja.
Akibat “Ahh nanti saja…”. Tangisan pun tidak berarti lagi. Menyesal
jadi percuma. Berduka, meratap kehilangan tidak ada artinya lagi. Semua sudah
terlambat, waktu pun sudah tidak bisa diputar kembali. Semuanya akibat, “Ahh,
nanti saja…”
Lalu hari ini, masihkah di antara kita masih berani untuk
berkata, “Ahh, nanti saja…”. Untuk berbuat kebaikan dan menebar manfaat kepada
sesama, di mana pun. Renungkan dan renungi, sebenarnya kita ini dari mana dan
mau ke mana pergi?
Ahh,
nanti saja. Senja pun tibad di penghujung ramadan. Siapapun yang menyia-nyiakan
waktu maka nanti waktulah yang akan menyia-nyiakan dirinya. Salam literasi
#NgabubuRead #HikmahRamadan #TBMLenteraPustaka
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar