Pernah dengar cerita ini nggak? Alkisah di suatu pasar. Ada 2 orang yang senantiasa jadi bahan pembicaraan orang banyak. Karena keduanya, termasuk yang ramai usahanya. Banyak pengunjungnya. Satu tukang daging, satu lagi tukang jahit.
Tapi
omongan orang banyak berbeda. Tukang daging dikenal sangat dermawan. Hampir
setiap pekan di hari tertentu ia bagi-bagi daging secara gratis ke orang-orang.
Semua orang memuji tukang daging, dianggap baik. Sementara tukang jahit
dibicarakan buruknya. Tidak sedikit orang yang berbicara hal negatif
tentangnya. Nggak pernah sedekahlah. Nggak pernah berbagilah. Selalu
dibanding-bandingkan kedermawanan antara tukang jahit dan tukang daging.
Begitulah kehidupan sehari-hari orang di pasar. Ngomongin tukang daging dan
tukang jahit. Hampir tidak ada topik lainnya.
Hingga
suatu waktu. Tukang jahit pun meninggal dunia. Anehnya, sejak saat itu. Tukang
daging nggak lagi berbagi daging drastis seperti biasanya. Orang-orang pasar
pun akhirnya bertanya. "Kenapa sekarang kamu nggak berbagi lagi daging
lagi..?"
Tukang
daging menjawab, "Iya, karena selama ini tukang jahitlah yang menyuruh dia
berbagi daging ke orang. Tukang jahit yang membiayai semua daging yang
dibagikan itu".
Orang-orang
pasar pun kaget. Mereka menyesal telah berprasangka buruk ke tukang jahit.
Salah sangka dan berpikir negatif. Tapi sayang, komentar dan buruk sangka
orang-orang pasar sudah terlanjur keluar.Minta maaf pun nggak ada gunanya.
Sudah nggak bisa lagi bertemu dengan tukang jahit. Jadilah, prasangka buruk
yang abadi di orang-orang pasar.
Sahabat,
apapun hal baik selalu ada hikmahnya. Seperti yang dilakukan tukang jahit.
Tidak akan ada kebaikan yang terkubur selamanya. Andai hari ini tidak nampak,
nanti di saat waktunya tiba, pasti Allah akan membuka tabirnya. Hingga semua
orang tahu kebenarannya, tahu yang sebenarnya.
Menolong
atau membantu sesama itu bisa lewat berbagai cara. Bisa tampak bisa tidak
tampak. Asal niatnya baik, aksinya nyata. Dan tidak harus terlihat orang banyak
seperti yang dilakukan tukang jahit. Asal tulus dan tidak berharap imbalan apa
pun, tidak pula ingin dipuji orang banyak.
Ketahuilah,
nilai seseorang bukan terletak pada apa yang dilihat, apa yang diomongkan. Tapi
terletak pada apa yang diberikan, baik diam-diam atau terang-terangan. Apapun
yang baik pasti dibalas, pasti akan terkuat pada waktunya. Sehebat apapun
manusia merekayasa, pada akhirnya akan terungkap kebenaran yang
sebenarnya.
Maka
jangan lelah berbuat baik. Jangan khawatir tidak mendapatkan balasan ketika
jadi orang baik. Teruslah berbuat baik di mana pun, selagi bisa selagi mampu.
Termasuk berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Membimbing anak-anak
yang membaca, sediakan akses bacaan, ajarkan akhlak baik anak-anak, memberantas
buta huruf, hingga sediakan akses bacaan ke kampung-kampung lewat motor baca
keliling. Seperti yang terjadi di Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka
di kaki Gunung Salak Bogor.
Karena
itu, orang yang gemar berbuat baik harus punya dua sifat yang menyertai
kebaikannya agar tidak merasa lelah dan menyerah. Yaitu sabar dan ikhlas.
Sabar
untuk terus istiqomah. Ikhlas jika memang tidak ada satu orang pun yang tahu.
Namun, Allah SWT pasti tahu dan pasti akan membalasnya. Salam literasi
#BacaBukanMaem #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar