Senin, 08 Januari 2024

Setelah Debat Capres Ketiga, Publik Harus Mulai Tidak Percaya Lembaga Survei

Setelah menyimak penuh Debat Capres ke-3 malam ini (7/1/2024), saya menyebut debat kali ini berkualitas. Bahkan paling berkualitas dari dua debat sebelumnya. Selain topik debatnya memang penting, debat kali ini makin mengerucut pula pada kulaitas calon pemimpin Indonesia 5 tahun mendatang. Dengan tegas, saya menyebut public haru mulai tidak percaya pada survei capres yang beredar selama ini.

 

Debat ke-3 capres kali ini, sudah jadi bukti kualitas capres Indonesia ke depan. Bagaiman mereka berkomunikasi dan melakukan pertukaran ide-gagasan secara terbuka. Saling menyampaikan argumentasi atau alasan atas visi-misi masing-masing capres. Dan seharusnya publik main paham, siapa capres pilihannya yang mumpuni? Lihat faktanya, simak argumentasinya, dan pilihlah berdasarkan kualitasnya.

 

Mengapa debat ke-3 capres ini berkualitas? Setidaknya ada 5 jawaban yang mendasari. Satu, debat kali ini layak menjadi edukasi publik tentang kualitas pemimpin melalui debat dan argumentasi yang disajikan secara terbuka, transparan, dan objektif. Dua, sinyal peran penting data dalam berbicara dan memimpin bangsa Indonesia. Data jadi penting untuk mengambil Keputusan ke depan, bahkan jangan ada lagi data berseliweran yang tidak akurat. Tiga, etika menjadi acuan penting dalam memilih pemimpin, bahkan mengelola bangsa ke depan. Empat, emosi personal dalam berdebat pun menjadi perhatian baru dalam debat capres. Dan kelima, kemampuan komunikatif antar capres bisa dilihat langsung dan disaksikan bersama.

 


Esok hingga sebelum 14 Februari 2024, masih ada dua kali debat capres-cawapres lagi.Semoga publik kian ter-edukasi untuk semakin mantap memilih capres-cawapres pilihannya. Tidak hanya terpengaruh opini orang lain apalagi survei capres-cawapres yang kian membingungkan. Publik harus mulai tidak percaya survei. Sebab, hasil survei tidak bisa dijadikan pegangan untuk mengambil keputusan dalam Pemilu 2024. Apalagi hasil survei yang dirilis sering berbeda di luar batas margin of error.

 

Jujur, melalui debat ke-3 ini, publik lebih tercerahkan dan dicerdaskan. Sehingga public bisa lebih objektif dalam memilih pemimpinnya. Dan mulai menjauh dari opini yang dibentuk oleh hasil survei. Selamat memilih Indonesia! Salam literasi #BacaBukaMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar