Suatu kali, ada yang bertanya pada saya. Kenapa ya pensiunan yang hidupnya Sejahtera selalu diwakili gambar kakek-nenek yang sedang menggendong cucu? Atau yang sederajat, ada pula gambar kakek-kakek yang sedang memancing ikann atau duduk menghadap ke laut atau gunung. Maka saya jawab, mungkin gambar menggendong cucu atau memancing ikan sebagai representasi kebebasan finansial di hari tua. Nyaman dan sejahtera di masa pensiun setelah berpuluh-puluh tahun bekerja.
Kalau boleh usul, memang pensiunan sejahtera di zaman
begini. Harusnya gambar yang mewakili tidak lagi menggendong cucu atau
memancing ikan. Kan pensiunan yang Sejahtera boleh juga seang main catur,
nongkrong di kafe, podcast-an atau lagi main media sosial. Biar pensiunan jadi lebih
kekinian, bila pelu pensiunan lagi nonton konser BTS atau Grup Band Noah. Intinya,
kalau hanya soal gambar pensiun sejahtera sih boleh saja. Asal substansinya, memang
benar-benar sejahtera di masa pensiun.
Masa pensiun yang sejahtera, hari tua yang nyaman itu esensinya
adalah kebebasan finansial. Ada dana yang cukup untuk membiayai kehidupannya. Bahkan
mampu mempertahankan gaya hidupnya seperti saat masih bekerja. Tidak punya
utang lagi, tidak punya cicilan rumah yang belum selesai. Lapang hatinya, dan tetap
berkarya untuk menebar manfaat kepada orang lain yang membutuhkan bantuannya. Tapi
sayangnya, saat ini 7 dari 10 pensiunan di Indonesia mengalami masalah
keuangan. Artinya, banyak pensiunan yang saat bekerja mampu bergaya hidup tapi
setelah pensiun tidak punya uang yang cukup untuk membiayai hidupnya sendiri.
Terpaksa bergantung kepada anak-anaknya atau orang lain. Inilah substansi
pensiun yang sejahtera, memang harus dipersiapkan sejak dini. Sejak muali
bekerja perlu menyisihkan sebagian dana untuk masa pensiun.
Lalu
bagaimana cara untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera?
Nah,
salah satu cara yang pas untuk mempersiapkan masa pensiun sejahtera adalah menjadi
peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK memang dirancang
untuk keberlanjutan penghasilan di hari tua, di masa pensiun setiap pekerja. Maklum,
siapapun saat pensiun kan berarti tidak punya gaji atau penghasilan lagi. Maka
dari mana uang untuk mencukupi kebutuhannya? Tentu, bisa diperoleh dari akumulasi
dana di DPLK. Karena DPLK, orientasinya menabung untuk hari tua atau masa pensiun.
Tidak seperti bank, asuransi, atau reksadana yang tidak ada kaitan dengan usia
untuk mencairkan dananya.
Melalui
DPLK, setiap pekerja dapat menyetorkan sejumlah uang secara rutin setiap bulan
untuk masa pensiunnya. Sambil memilih jenis investasi untuk dikembangkan.
Hingga nantinya, saat usia pensiun tiba berhak atas akumulasi dana pensiun yang
disebut “manfaat pensiun”, berapapun besarnya. Patut diketahui, ada 3 hal yang
mempengaruhi besar kecilnya “uang pensiun” di DPLK, yaitu: 1) besaran iuran
yang disetor setiap bulan, 2) hasil investasi yang diperoleh selama menjadi
peserta DPLK, dan 3) lamanya menjadi peserta DPLK. Maka semakin cepat menjadi
peserta DPLK, uang pensiunnya pun berpotensi makin besar. Semakin uda menjadi
peserta DPLK akan semakin banyak akumulasi dana pensiun yang dimilikinya.
Maka, tidak ada solusi lain untuk bisa lebih siap pensiun. Selain “bertindak dari sekarang untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera”. Berani menyisihkan sebagian gaji, apapun kondisinya, untuk hari tua untuk
masa pensiun. Mulai dari sekarang, tanpa ditunda lagi. Agar kita bisa bebas
secara finansial di hari tua, tidak mengalami masalah keuangan di masa pensiun.
Tetap hidup layak di hari tua, tidak bergantung kepada anak-anak kita di masa
pensiun.
Bila masa pensiun
sejahtera bisa tercapai, tentu kita bebas-bebas saja untuk memilih gambar yang
mewakilinya. Boleh menggendong cucu, memancing ikan, santai di laut atau di
gunung. Atau sedang bermain catur atau nongkrong di kafe. Asal masa pensiunnya
benar-benar sejahtera. Jadi, Anda akan pilih gambar apa yang mewakili masa
pensiun nanti? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasDPLK #DanaPensiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar