Seorang Anak Itu Tidak Belajar dari Nasihat
tapi Perilakumu
Setiap orang tua pastinya ingin
agar kehidupan anak-anaknya lebih baik. Lebih baik dari orang tuanya. Agar
anaknya tumbuh menjadi pribadi yang positif dan bermanfaat. Syukur-syukur bila
jadi anak yang berhasil untuk masa depannya, hingga mampu mengangkat derajat
keluarganya. Betul nggak Bapak Ibu?
Tapi
sayangnya, banyak orang tua belum paham. Bahwa baik tidaknya anak, tidak
ditentukan dari nasihat orang tuanya. Tapi dari perilaku apa yang dicontohkan
orang tua. Seorang anak tidak belajar dari nasihat tapi dari perilaku orang
tuanya. Pelajaran yang baik itu bukan dari omongan tapi dari Tindakan. Apalagi
anak, pasti akan mengikuti contoh dan perilaku orang tuanya. Orang tuanya tidak
sholat ya anaknya pun tidak sholat. Bapaknya tidak membaca buku maka anaknya
pun tidak suka membaca. Ibunya donyannya ngobrol dan ngelayap, maka
anaknya pun senang ngobrol dan ngelayap. Bila itu yang terjadi, apa mau
menyalahkan pendidikan dan sekolah?
Anak-anak,
di mana pun, pasti punya cara tersendiri untuk belajar, untuk menjadi lebih
baik. Bisa dari orang tua dengan perilakunya, bisa juga dari lingkungan
sosialnya. Tapi yang pasti, seorang anak tidak belajar dari nasihat orang
tuanya. Tapi dari perilaku dan contoh yang dilakukan orang tuanya. Karena itu,
pendidikan untuk anak yang paling sederhana adalah 1) berikan contoh perilaku
yang baik kepada anak, 2) mulailah dari perilaku sederhana yang dibiasakan
seperti membaca buku, sholat, dan bicara yang baik tanpa melotot, 3) mengerjakan
sesuatu yang menyenangkan anak sambil melatih kebiasaaan baik, dan 4) ajak anak
untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang baik seperti taman bacaan atau madrasah.
Semua
orang tua pasti paham. Selain keluarga, lingkungan sosial ikut berperan besar
damam membentuk kebiasaaan baik anak-anak. Seperti datang datang dan membaca
buku di taman bacaan, mengaji, atau belajar bersama teman. Agar anak-anak
terhindar dari pengaruh lingkungan yang negatif, seperti nongkrong, menonton
TV, dan bermain gawai. Maka lingkungan sosial yang positif harus diciptakan
untuk anak-anak.
Atas
dasar menjadi bagian pendidikan anak dan menciptakan lingkungan anak yang
positif itulah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka didirikan. Agar
anak-anak terbiasa membaca buku, di samping terbiasa berada di lingkungan yang
baik. Sehingga terbentuk karakter dan mentalitas anak yang positif dan mampu
ber-adaptasi dengan masa depan. Apalagi bagi orang tua yang kurang memberi
perhatian terhadap pendidikan anak, maka taman bacaan adalah pilihan yang
tepat. Tapi sayang, tidak banyak orang tua yang bersedia dan mau menyuruh
anaknya rajin membaca buku. Itulah persoalan sosial yang dihadapi anak-anak di
Indonesia. Terlalu terbuai dengan dinamika peradaban zaman dan bersikap cuke
terhadap perilaku membaca anak-anak. Terus bila sudah terlanjur anaknya susah
diatur susah dinasihati, mau apa lagi?
Maka
sadarilah, seorang anak itu tidak
belajar dari nasihat tapi dari perilaku orang tuanya. Bila kita tidak mampu, maka
cari tempat dan sarana untuk menjadikan anak-anak kita lebih baik untuk masa
depannya sendiri.
Dan tidak kalah penting, anak-anak tidak usah diharapkan jadi orang sukses, tapi
cukup jadi orang yang bermanfaat saja.
Salam literasi! #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar