Sebuah renungan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023. Bahwa pendidikan itu bukan menjadikan tahu sedikit tentang banyak hal, tapi tidak tahu banyak tentang satu hal.
Hari
Pendidikan Nasional kali ini, harusnya mampu mengajak kita untuk melakukan
introspeksi diri. Untuk mengukur apa yang sudah benar dan apa yang masih salah
dalam proses pendidikan selama ini. Pemerintah, guru, dan orang tua harus
berpikir ulang. Tentang pendidikan itu bukan membangun kecerdasan tapi
keteladanan.
Pendidikan
bukan lagi soal pelajaran tapi soal etika dan moral. Karena itu, sangat
dibutuhkan upaya merevitalisasi pendidikan sesuai spirit “merdeka belajar”.
Pendidikan bukan sekadar menjadikan pintar. Tapi harus menunjung tinggi etika
dan moral. Agar adab tetap di atas ilmu. Maka ada 5 (lima) upaya revitalisasi
pendidikan di Indonesia yang penting dilakukan, yaitu:
Pertama,
merevitalisasi sekolah sebagai sentra pendidikan yang mandiri dan berkarakter. Sekolah tidak lagi sekadar pelaksana
kurikulum. Melainkan menjadi basis pengembangan budaya dan karakter siswa.
Kedua,
menempatkan guru sebagai kreator pembelajaran. Guru harus mampu mengendalikan konten
dan arah pembelajaran sebagai kegiatan yang menyenangkan. Agar siswa lebih
kreatif dan berani dalam menemukan pelajaran dan bidang yang disenanginya.
Ketiga,
membuat pendidikan sebagai media kesetaraan, bukan kesempurnaan. Praktik dan perilaku belajar harus
didorong untuk membangun kerja sama, bukan kompetisi. Belajar bukan untuk
meraih nilai tinggi, melainkan untuk membangkitkan gairah belajar. Kegiatan
belajar bukan bergantung pada “kunci jawaban” tapi bertumpu pada “sikap
pengertian”.
Keempat,
menjadikan orientasi belajar sebagai proses, bukan hasil belajar. Siswa lebih berani bertanya dan tidak
takut salah. Karena dengan cara itu, siswa akan mampu mengeksplorasi potensi
diri, di samping memacu kreativitas. Karena hasil belajar bukan satu-satunya
indikator keberhasilan siswa.
Kelima,memandang
pendidikan sebagai ikhtiar kolektif. Pemerintah, guru, orang tua dan lingkungan
harus terlibat aktif dalam proses pendidikan. Karena pendidikan bukan program
melainkan gerakan moral untuk meningkatkan harkat dan martabat, di samping
peradaban.
Kelima upaya revitalisasi pendidikan mendesak untuk dilakukan. Agar
proses pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang tidak hanya pintar namun ber-akhlak. Sehingga mampu
mewujudkan Indonesia yang lebih literat.
Maka
esok dan di era merdeka belajar, praktik pendidikan tidak boleh lagi menjejali
siswa dengan beragam materi pelajaran. Tanpa adanya penguatan karakter. Cerdas
memang penting tapi karakter jauh lebih penting. Sangat salah bila akhirnya
pendidikan hanya mampu menjadikan siswa atau manusia, “tahu sedikit tentang
banyak hal, tapi tidak tahu banyak tentang satu hal”. Selamat Hari
Pendidikan #HariPendidikanNasional #Hardiknas #MerdekaBelajar
r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar