Teka-teki soal siapa calon presiden (capres) yang diusung PDIP sudah jelas. Kemarin (21/4/2023), Ganjar Pranowo yang kini Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP “ditugaskan” sebagai calon presiden PDIP untuk pilpres tahun 2024. Soal siapa cawapres-nya atau bagaimana kans-nya menang di pilpres tahun depan, tentu saya tidak tertarik. Karena saya bukan pengamat politik, bukan pula peramal. Biarlah diskursus soal Ganjar sebagai capres PDIP jadi bahan ocehan dan obrolan orang-orang “sok tahu”. Mereka yang sekolahnya bukan politik tapi saat ngomong politik seperti ahli politik. Iya nggak?
Justru
ada yang saya takutkan saat PDIP umumkan capres Ganjar sehari sebelum lebaran. Pengumuman
capres di Hari Kartini. Takut dan khawatir sebagai rakyat biasa yang telah
sebulan penuh berpuasa. Takut karena silaturahim “hari kemenangan” Idul Fitri jadi
bergeser tidak lagi semenarik tahun-tahun kemarin. Untuk saling bermaaf-maafan
sambil bersenda-gurau.
Deklarasi
capres 2024 yang terlalu “wow”. Sehingga bisa menyita perhatian dari banyak
pihak. Bahkan mengundang julid bagi lawan politik dan kroni-kroninya. Apalagi
diumumkan sehari jelang lebaran, setidaknya ada 5 (lima) sebab ketakutan saya
saat PDIP umumkan capres Ganjar Pranowo sehari jelang lebaran, yaitu:
1.
Obrolan
hari lebaran tidak lagi soal opor ayam dan ketupat. Kumpul lebaran jadi ngobrolin
kandidat capres Ganjar Pranowo dan tetek-bengeknya. Suasana lebaran rasa politik,
sedih.
2.
Jadi
sedikit yang pamer baju baru dan aksesorinya. Ajang lebaran jadi kurang seru
bila figur yang terbiasa pamer baju lebaran malah jadi “pindah topik” ngomongin
capres. Lebaran jadi kurang senyum, sedih lagi.
3.
Cerita
sudah lama tidak bertemu jadi tidak seru lagi. Karena berubah jadi bicara
capres dan politik. Sehingga nggak bisa lagi bertukar cerita dan pengalaman
selama tidak bertemu. Lebaran jadi kurang banyak cerita, sedih.
4.
Ajakan
bisnis bareng jadi tertunda. Biasanya di momen lebaran ada saja kerabat dan
rekan yang mengajak bisnis bareng atau jualan jadi “kalah” bahasan dengan
capres yang baru diumumkan. Lebaran kok nggak ada bisnisnya, sedih banget deh.
5.
Topik
obrolan rencana masa depan jadi terkalahkan. Baik orang tua ataupun anak muda
dalam keluarga jadi nggak tertarik membahas rencana masa depan akibat ganti
topik ke capres dan politik. Lebaran jadi ramai politik, sedih banget.
Mungkin
saya lebay, karena punya ketakutan yang berlebihan soal capres di PDIP. Tapi
sebagai ekspresi pikiran sih sah-sah saja. Karena memang sejak diumumkan
kemarin, beberapa grup WA yang saya ikuti sudah ramai dan gaduh membahas soal Ganjar
Pranowo. Akibat diumumkan sehari jelang lebaran. Maka patut diduga, saat
lebaran hari ini banyak topik silaturahim lebaran yang akhirnya membahas “soal
capres PDIP” sebagai obrolan utama. Bukan lagi soal opro ayan, ketupat, pamer
baju baru, cerita lama, ajakan bisnis, atau rencana masa depan.
Tapi
di luar itu semua, ketakutan saya yang paking penting adalah banyak orang yang
pada lebaran kali ini lebih banyak dikuasai keinginan atau angan-angan semata. Pengen ini pengen itu
yang berlebihan. Sehingga lupa menjadikan lebaran sebagai momen untuk memperbaiki
diri, baik kepada Allah SWT, kepada sesama, maupun kepada lingkungan sosial.
Seperti kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, "Sesungguhnya yang paling aku
takutkan dari Anda ada dua
hal
yaitu 1) terlalu banyak angan-angan dan 2) menuruti keinginan nafsu." Selamat Idul
Fitri, mohon maaf lahir batin. Salam literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar