Banyak orang menyangka, pegiat taman bacaan dianggap orang yang tidak punya kerjaan. Makanya mengurus taman bacaan yang sifatnya sosial. Makin ke sini, tentu banyak orang bertanya. Apa sih sebenarnya pekerjaan pegiat taman bacaan? Kok, mau-maunya mengisi hari-harinya hanya untuk aktivitas di taman bacaan. Nggak ada uangnya, nggak banget bila diukur dari sisi duniawi atau material.
Jangan
lupa motif seseorang kerja itu berbeda-beda. Ada yang untuk pendidikan anak.
Ada pula yang untuk punya ini punya itu, pengen kaya, dan ada pula yang hanya
untuk aktualisasi diri. Namun sebagian besar, motifnya dalah untuk mencari
nafkah agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karenanya, bekerja memang
harus mendapatkan imbalan berupa gaji atau penghasilan. Kerja, dapat uang, dan
cukup. Itulah yang dimau banyak orang.
Jadi,
pekerjaan pegiat taman bacaan apa?
Pegiat
taman bacaan pasti punya kerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk anak
dan keluaragnya. Itu wajib hukumnya. Tapi pegiat taman bacaan punya hati untuk
mengabdi kepada sesama sekaligus menebar manfaat kepada orang lain. Kan
ajarannya “khoirunnaass anfa’uhum linnaass”, sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat untuk orang lain.
Sebagai
contoh saya sendiri. Tiap week end (Sabtu-Minggu) selalu berada di Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Hanya untuk membimbing
aktivitas taman bacaan, di samping sebagai ladang amal. Hingga kini, saya
jalani dengan penuh komitmen, konsisten, dan sepenuh hati. Insya Allah. Dan
patut diketahui, tiap tahun, TBM Lentera Pustaka selalu punya sponsor CSR yang
mendukung operasional dan aktivitas taman bacaan. Maka memang taman bacaan harus
dikelola secara professional dan dapat dipertanggung-jawabkan.
Saya
sendiri kerjaannya apa?
Untuk
yang mengenal saya, tentu tahulah apa pekerjaan saya. Jadi dosen sudah 28 tahun
lebih, seoarang direktur eksekutif di asosiasi, dan konsultan. Alhamdulillah-nya,
mulai awal Desember 2022 ini hingga 6 bulan ke depan, saya diminta menjadi
konsultan expert untuk perusahaan IT. Untuk mendampingi "membangun sistem
IT" pada bidang yang saya kuasai. Ini hanya kerjaan sampingan. Hanya 2 kali seminggu datang, Tapi bayarannya Rp. 25 juta per bulan. Alhamdulillah, cukuplah untuk jadi sponsor CSR di TBM Lentera Pustaka selama
setahun. Padahal sebelumnya, saya tidak kenal mereka sama sekali. Entah gimana,
kok ada jalannya bisa bertemu dan bersinergi. Bila sistem IT sudah ok berjalan,
selepas itu saya pun diminta tetap jadi konsultan atau komisaris di perusahaan
IT yang akan dibentuk nantinya. Begitulah nyatanya.
Pekerjaaan
tidak melulu soal uang. Tapi tentang bagaimana pekerjaan itu mampu menjadi
berkah. Nah, itulah hubungan terpenting taman bacaan dan pekerjaan. Aktivitas dan
bersosial di taman bacaan sebagai ladang amal itulah yang "memanggil"
rezeki dan semua kebaikan untuk menghampiri saya. Saat berada di taman bacaan, seratus
persen saya dinaungi kebaikan, keberkahan, dan begitu mudah segala sesuatunya.
Sangat benar, siapa yang berbuat kebaikan maka akan kembali kepada dirinya. Dan
sebaliknya, siapa yang berbuat jahat, maka keburukan pun akan menimpanya. Cepat
atau lambat, begitulah hukumnya.
Terkadang,
orang harus tahu. Siapapun harus memahami. Tidak cukup kerja keras urusan dunia
tanpa membangun keberkahan dan ladang amal. Maka harus ada perbuatan baik yang
dilakukan dengan penuh komitmen, konsisten, dan sepenuh hati untuk orang lain. Sekalipun
hanya menghadirkan senyum untuk orang lain, apalagi mampu menghilangkan kelaparan
pada orang-orang yang membutuhkan uliuran tangan kita.
Dan
yang paling penting untuk pegiat taman bacaan. Jangan pernah urus yang bukan
urusan kita. Jangan pernah cari tahu yang tidak berguna untuk diketahui. Salam
literasi #PegiatLiterasi
#TamanBacaan #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar