Senin, 16 Mei 2022

Liputan Motor Baca Keliling TBM Lentera Pustaka Sediakan Akses Bacaan Anak-anak

Peran media, khususnya televisi sangat besar untuk tumbuhnya gerakan literasi dan aktivitas taman bacaan di Indonesia. Agar dapat menyuarakan pentingnya anak-anak membaca buku, sambil mengimbangi aktivitas bermain gawai di era digital.

 

Karena itulah, TBM Lentera Pustaka memfasilitasi Jawa Pos TV untuk melakukan liputan hari ini (16/05/2022) yang mengangkat aktivitas "MOtor BAca KEliling (MOBAKE)” yang menjelajah ke Kampung Jami Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Liputan yang menguak kisah Syarifudin Yunus sebagai penggagas Motor Baca Keliling (MOBAKE) sekaligus Pendiri TBM Lentera Pustaka dalam menyediakan akses bacaan kepada anak-anak usia sekolah di kampung-kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan. Karena faktanya, memang saat ini akses bacaan anak-anak sangat terbatas. Tidak ada perpustakaan, baik di wilayah selevel desa atau sekolah yang memadai.

 

Syarifudin Yunus yang berprofesi sebagai Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Unindra dan kandidat doktor taman bacaan dari Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Pakuan ini bertekad kuat untuk menyediakan akses bacaan melalui program motor baca keliling. Dengan beroperasi 2 kali seminggu, Motor Baca Keliling menjelajah ke 3 tempat (Kampung Jami Desa Sukaluyu, Kampung Babakan Desa Sukajadi, Kampung Buniaga Desa Tamansari) dengan membawa 300 buku di boks motor yang dilengkapi 2 buah tiker sebagai alas untuk membaca. Intinya, MOBAKE TBM Lentera Pustaka adalah ikhtiar mendekatkan buku bacaan ke anak-anak yang selama ini tidak punya akses bacaan.

 

Motor baca kelilling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka diluncurkan pada 20 Februari 2022. Dengan memanfaatkan motor tua milik pendiri TBM Lentera Pustaka yang diubah menjadi motor baca keliling. Melalui MOBAKE, TBM Lentera Pustaka berharap dapat menyediakan akses bacaan ke banyak kampung yang tidak punya taman bacaan atau perpustakaan. Agar anak-anak usia sekolah lebih akrab dengan buku (bukan akrab dengan gawai). Tujuannya sederhana, untuk menekan angka putus sekolah, memperkecil usia pernikahan dini, dan menjauhkan anak-anak dari kegiatan yang negative seperti nongkrong, naik motor saat masih anak-anak.

 


Media massa, termasuk media televisi memiliki peran penting dalam menyuarakan aktivitas taman bacaan dan Gerakan literasi di Indonesia. Setidaknya, liputan media massa di taman bacaan memiliki manfaat seperti 1) memberi informasi tentang aktivitas taman bacaan dan literasi, 2) mendidik masyarakat akan pentingnya membaca buku sekalipun di tengah era digital, 3) memengaruhi pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih peduli pada taman bacaan dan gerakan literasi, dan 4) mengajak korporasi, individu, dan masyarakat untuk membangun budaya literasi dan kepedulian terhadap aktivitas taman bacaan.

 

Karena itu, semua pihak dituntut untuk lebih peduli pada aktivitas literasi dan taman bacaan. Minimal, menasihati atau menyuruh anaknya untuk membaca buku. Bukan hanya main melulu apalagi nongkrong yang tidak karuan. Karena dengan membaca buku, setidaknya siapa pun telah menyelamatkan masa depan anak-anak. Untuk lebih baik dan lebih berkualitas. Termasuk peran pemerintah, korporasi dan individu untuk mendukung aktivitas literasi di taman bacaan.

 

Maka jangan bilang minat baca rendah di Indonesia, bila tidak mampu menyediakan akses bacaan ke anak-anak di kampung-kampung seperti di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi #MOtorBAcaKEliling #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar