Peran media, khususnya televisi sangat besar untuk tumbuhnya gerakan literasi dan aktivitas taman bacaan di Indonesia. Agar dapat menyuarakan pentingnya anak-anak membaca buku, sambil mengimbangi aktivitas bermain gawai di era digital.
Karena
itulah, TBM Lentera Pustaka memfasilitasi Jawa Pos TV untuk melakukan liputan hari
ini (16/05/2022) yang mengangkat aktivitas "MOtor BAca KEliling (MOBAKE)”
yang menjelajah ke Kampung Jami Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Liputan
yang menguak kisah Syarifudin Yunus sebagai penggagas Motor Baca Keliling (MOBAKE)
sekaligus Pendiri TBM Lentera Pustaka dalam menyediakan akses bacaan kepada anak-anak
usia sekolah di kampung-kampung yang selama ini tidak punya akses bacaan.
Karena faktanya, memang saat ini akses bacaan anak-anak sangat terbatas. Tidak
ada perpustakaan, baik di wilayah selevel desa atau sekolah yang memadai.
Syarifudin
Yunus yang berprofesi sebagai Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Unindra dan
kandidat doktor taman bacaan dari Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas
Pakuan ini bertekad kuat untuk menyediakan akses bacaan melalui program motor
baca keliling. Dengan beroperasi 2 kali seminggu, Motor Baca Keliling menjelajah
ke 3 tempat (Kampung Jami Desa Sukaluyu, Kampung Babakan Desa Sukajadi, Kampung
Buniaga Desa Tamansari) dengan membawa 300 buku di boks motor yang dilengkapi 2
buah tiker sebagai alas untuk membaca. Intinya, MOBAKE TBM Lentera Pustaka
adalah ikhtiar mendekatkan buku bacaan ke anak-anak yang selama ini tidak punya
akses bacaan.
Motor
baca kelilling (MOBAKE) TBM Lentera Pustaka diluncurkan pada 20 Februari 2022. Dengan
memanfaatkan motor tua milik pendiri TBM Lentera Pustaka yang diubah menjadi
motor baca keliling. Melalui MOBAKE, TBM Lentera Pustaka berharap dapat
menyediakan akses bacaan ke banyak kampung yang tidak punya taman bacaan atau
perpustakaan. Agar anak-anak usia sekolah lebih akrab dengan buku (bukan akrab
dengan gawai). Tujuannya sederhana, untuk menekan angka putus sekolah, memperkecil
usia pernikahan dini, dan menjauhkan anak-anak dari kegiatan yang negative seperti
nongkrong, naik motor saat masih anak-anak.
Media
massa, termasuk media televisi memiliki peran penting dalam menyuarakan aktivitas
taman bacaan dan Gerakan literasi di Indonesia. Setidaknya, liputan media massa
di taman bacaan memiliki manfaat seperti 1) memberi informasi tentang
aktivitas taman bacaan dan literasi, 2) mendidik masyarakat akan pentingnya
membaca buku sekalipun di tengah era digital, 3) memengaruhi pemerintah daerah
dan masyarakat untuk lebih peduli pada taman bacaan dan gerakan literasi, dan
4) mengajak korporasi, individu, dan masyarakat untuk membangun budaya literasi
dan kepedulian terhadap aktivitas taman bacaan.
Karena
itu, semua pihak dituntut untuk lebih peduli pada aktivitas literasi dan taman
bacaan. Minimal, menasihati atau menyuruh anaknya untuk membaca buku. Bukan
hanya main melulu apalagi nongkrong yang tidak karuan. Karena dengan membaca
buku, setidaknya siapa pun telah menyelamatkan masa depan anak-anak. Untuk
lebih baik dan lebih berkualitas. Termasuk peran pemerintah, korporasi dan
individu untuk mendukung aktivitas literasi di taman bacaan.
Maka
jangan bilang minat baca rendah di Indonesia, bila tidak mampu menyediakan
akses bacaan ke anak-anak di kampung-kampung seperti di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi #MOtorBAcaKEliling #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar