Kopi itu punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi juga punya kekurangan tanpa perlu diperdebatkan. Karena lazim kok, bila ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kalo punya plus pasti punya minus. Jadi, rileks saja dan nikmatilah secangkir kopi.
Di
mata kaum penikmat kopi, sejatinya hanya ada 2 tipe manusia: 1) orang-orang
yang reaksinya negatif. Pikirannya jelek, sikapnya menghasut, dan perilakunya
penuh amarah, benci dan dendam dan 2) orang-orang yang reaksinya positif.
Pikirannya bagus, sikapnya bijaksana dan perilakunya rileks dan enjoy saja
karena tidak ada satupun orang yang sempurna.
Kaum
penikmat kopi sadar betul.
Bahwa
siapa pun tidak bisa mengontrol pikiran dan perilaku orang lain. Penikmat kopi
hanya bisa mengontrol dirinya sendiri. Karena ngopi itu yang penting
"substansi" bukan "reaksi". Tapi ingat, di mata kaum
penikmat kopi, tidak boleh ada orang lain yang ikut menentukan cara kita dalam
bertindak. Seperti aroma pada secangkir kopi hanya ditentukan oleh kopi itu
sendiri, bukan oleh penikmatnya.
Setiap
pagi, setiap hari. Nikmati dan syukurilah apa yang ada. Agar semuanya tetap
baik. Dan yang paling penting, tidak usah menunggu untuk jadi orang baik.
Karena saat ngopi selalu ada ajaran untuk "tidak terburu-buru dalam
mengerjakan sesuatu, nikmati saja apa yang ada". Seperti kita meneguk
secangkir kopi, tepatnya di “Kopi Lentera” di kaki Gunung Salak. Kopi-nya
literasi, ngopi sambil baca dalam naungan Taman Bacaan Lentera Pustaka.
Maka
jangan pernah membenci secangkir kopi, apa pun alasannya. Bila tidak mau jadi
kaum penikmat kopi. Cukup bergaul saja dengan kaum penikmat kopi. Agar lebih
literat dalam hidup.
Salam Kopi Lentera. #KopiLentera #KaumPenikmatKopi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Filosofi
Kopi Lentera silakan cek di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar