Dulu saat ditanya, siapa orang hebat? Saya selalu menjawab para ilmuwan penemu teori-teori atau para politisi yang pandai omong di televisi. Apa pejabat daerah yang terkenan OTT KPK masih pantas disebut orang hebat? Hebat arena apanya? Orang hebat itu bearni tidak korupsi dan berjuang agar bermanfaat untuk orang lain.
Siapa sih orang hebat? Setelah berkiprah sebagai pegiat literasi di taman bacaan, definisi orang hebat buat saya pun bergeser. Ternyata orang hebat, ada di taman bacaan. Orang-orang yang atas kesadaran hati-pikiran lalu bertindak nyata untuk menegakkan tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Daerah yang tadinya tidak punya akses bacaan diubah jadi taman bacaan. Sehingga anak-anak kampung yang terancam putus sekolah jadi punya kegemaran membaca. Agar wawasan dan pengetahuan bertambah sehingga tidak mudah "diputuskan" berhenti sekolah. Belum lagi perjuangan memberantas buta aksara yang masih ada di zaman digital begini. Jadi guru buta aksara agar kaum ibu terbebas dari buta huruf adalah perbuatan hebat. Maka siapa pun yang menebar kegemaran membaca dan memberantas buta huruf, pantas disebut orag hebat.
Orang hebat itu mampu mengubah niat baik jadi aksi nyata. Kebaikan dijadikan perbuatan nyata. Bukan sekadar obrolan apalagi narasi di kafe-kafe dan seminar. Karena orang hebat percaya. Bahwa semua yang terjadi dalam hidup manusia pasti sesuai dengan amal perbuatan. Apa yang ditabur maka itulah yang akan dituai.
Seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Orang hebat itu ada di taman bacaan. Yaitu mereka yang melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain. Maka orang hebat mendapatkan apa yang tidak didapatkan orang lain. Orang-orang yang tidak menunggu kesempatan. Tapi menciptakan kegiatan di taman bacaan untuk kebaikan anak-anak dan warga di masa depan.
Ada dua kelompok orang hebat di taman bacaan, yaitu wali baca dan relawan. Wali baca itulah yang menemani anak-anak yang membaca, mengajar dan menjalankan aktivitas di taman bacaan. Apapun kegiatan literasi nya sekaligus "buka tutup" taman bacaan ada di tangannya. Sementara relawan adalah orang-orang yang berkiprah di taman bacaan secara sukarela. Ikut mengajar dan berbakti di taman bacaan. Tanpa bayaran tanpa paksaan, bahkna berani berkorban waktu, tenaga, dan pikiran karena seminggu sekali ada di taman bacaan. Seperti di Taman Bacaan Lentera Pustaka saya ini ada 5 wali baca dan 18 relawan yang mengabdi.
Berkat orang-orang hebat lupa, TBM Lentera Pustaka setelah 5 tahun berdiri, kini mengelola 12 program literasi yang tadinya hanya 1 program saja, yaitu taman bacaan. Tapi ada 11 program lain, seperti: berantas buta aksara, kelas prasekolah, yatim binaam, jompo binaan, ramah difabel, koperasi lentera, rajin menabung, donasi buku, literasi digital, literasi finansial, dan literasi adab. Hingga kini tidak kurang 250 warga menjadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka.
Bahkan di tahun 2021alu, TBM Lentera Pustaka pun mampu meraih 5 prestasi membanggakan di gerakan literasi, seperti: 1) Ramadhan Heroes dari Tonight Show NET TV, 2) 31 Wonderful People 2021 untuk kategori Pegiat Literasi dari Guardian Indonesia, 3) Sosok Inspiratif Spiritual Journey PLN, 4) Terpilih Kampung Literasi 2021 Dit. PMPK Kemdikbudristek RI, dan 5) Jagoan 2021 dari RTV.
Orang hebat memang tidak harus kuat. Tapi orang hebat di taman bacaan selalu berbuat untuk menebar manfaat. Tanpa pamrih atas dasar komitmen, konsisten dan sepenuh hati. Karena orang hebat, bukan orang-orang yang populer di medsos tanpa aksi nyata. Tapi orang hebat di taman bacaan, berani bertindak lebih dulu sebelum berbicara banyak.
Orang hebat di taman bacaan bukan karena pengen dibilang orang hebat. Tapi mereka yang tetap bekerja di jalan sunyi tradisi baca dan budaya literasi. Sekalipun di tengah cibiran kaum omong kosong yang blingsatan. Orang hebat itu berbuat, bukan bersilat lidah. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar