Tiap bulan Agustus, merah putih berkibar di mana-mana.
Entah
itu, hanya seremoni, peringatan atau apa? Yah katanya, paling minim ikut
meramaikan-lah. Kemerdekaaan Republik Indonesia. Merdeka gitu loh. Bila tidak bisa ikut berjuang angkat senjata ya minimal
berjuang pasang bendera, pasang merah putih. Lalu, berteriak walau tidak
lantang. “Mari berjuang untuk Indonesia”. Merdeka, merdeka, merdeka!
Jadi
apa sih sebenarnya arti berjuang itu?
Banyak
orang lupa.
Berjuang itu berarti
“melakukan sesuatu untuk lebih baik”. Bukan pasrah atau membiarkan
ketidak-baikkan melanglang buana. Hoaks, ujaran kebencian, bahkan fitnah ya harus
dilawan, bukan disebarkan. Menurut KBBI,
berjuang itu “berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu; berusaha penuh dengan
kesukaran dan bahaya”. Itu berarti, berjuang itu
pantang menyerah, harus sekuat tenaga. Berjuang pun ada risiko-nya.
Maka membangun lingkungan yang aman, menciptakan
lingkungan yang ber-akhlak
baik adalah perjuangan.
Bukan sebaliknya, hanya bicara tentang kebaikan sambil menjelekkan orang lain
di grup WA. Bukan pula berjuang sebatas pikiran tapi tidak melakukan apapun.
Berjuang itu ikhtiar, bukan berdiam diri atau membiarkan kebobrokan. Termasuk
berjuang untuk mau menerima masukan, menerima saran untuk perbaikan. Ikhtiar
memahami perbedaan juga berjuang.
Berjuang
itu harus jelas apa yang diperjuangkan. Berjuang dari keadaaan apa dan mau jadi bagaimana? Misalnya dari keadaan
“anak-anak yang jauh dari buku jadi dekat dengan buku”. Berjuang dari tadinya
buta aksara jadi bis abaca-tulis. Maka
siapa pun yang berjuang di jalan apapun, boleh disebut “pejuang”. Karena memang
ada yang diperjuangkan, apapun kondisi dan keadaannya. Berjuang itu bukan ramai
di medsos atau di grup WA. Tapi tidak ada yang diperjuangkan untuk kemanfaatan
orang banyak.
Seperti
para pahlawan dulu. Mereka
berjuang siang malam melawan penjajah.
Maka bangsa Indonesia jadi merdeka. Bebas dari belenggu penjajahan, bebas dari
penindasan. Itulah buah dari perjuangan. Tapi sayang, zaman begini. Banyak
orang pintar tapi perjuangan konkret-nya nihil. Terlalu percaya otak dan akal.
Tapi hati nurani-nya menjauh dari realitas. Argumen sana argumen sini tapi
hanya utopia. Sibuk memperjuangkan mimpi-mimpi yang tidak sejalan dengan kenyataan.
Terus
apa itu merdeka?
Merdeka
itu berarti bebas. Bebas dari apapun. Bebas dari pencurian, bebas melindungi
hak asasi semua orang. Maka orang merdeka itu tidak terikat pada apapun. Tidak
bergantung kepada orang lain. Tapi bila masih ada pencurian, masih ada yang
kemalingan yang berarti belum merdeka. Itulah kemerdekaan yang hakiki.
Lebih
dari itu, orang yang merdeka itu mampu memerdekakakn orang lain. Bila ada anak
yang tidak gemar membaca jadi mau membaca. Bila tidak punya tempat baca jadi
punya tempat membaca ya itu
memerdekakan. Bahkan anak-anak difabel yang tadinya tidak punya tempat belajar
dan bermain kini bisa datang ke taman bacaan itu juga memerdekakan.
Maka
banyak orang bilang. Kemerdekaan itu terjadi saat siapapun merasa aman, merasa
sehat, merasa selamat. Bila itu belum terjadi, maka belum ada kemerdekaan,
Belum bebas, belum sepenuhnya tidak terjajah. Merdeka adalah terbebas dari
segala macam belenggu. Agar siapapun punya hak untuk berkarya, berbuat
kebaikan. Bukan sebaliknya.
Jadi,
sebenarnya apa sih “berjuang” dan “merdeka”? Berjuang itu fokus pada tujuan
baik bukan yang buruk. Merdeka itu mampu menyajikan solusi atas masalah, bukan
berkutat pada masalah tanpa solusi. Maka jadilah literat dalam perjuangan dan
kemerdekaan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar