Siapapun, sebagai manusia, diciptakan sebagai makhluk sosial. Itu menegaskan, tidak satu manusia pun yang dapat hidup sendirian. Saling membutuhkan, saling berbagi, dan saling menebar kebaikan. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa orang lain. Bila itu diyakini, maka itulah yang disebut rasa peduli satu sama lainnya.
Rasa peduli, bisa jadi sikap dan perilaku yang langka di era sekarang.
Akibat makin banyaknya orang yang egois dan individualis. Hanya mau senang
sendiri. Tanpa mau menyenangkan orang lain. Maka sebagai renungan, wabah pandemi
Covid-19 yang melanda saat ini. Bisa jadi akibat kurangnya rasa peduli antarsesama.
Rasa peduli, tentu hanya tumbuh saat kita merasa khawatir
tentang kondisi dan keadaan seseorang. Tapi harus diingat, peduli itu bukan kepo.
Bukan pula mau tahu urusan orang lain. Karena peduli butuh syarat, kepada siapa
harus peduli? Peduli kepada orang tua, kepada keluarga, kepada anak. Termasuk peduli
kepada anak-anak yatim-piatu dan kaum jompo.
Kenapa harus peduli?
Karena “Sesungguhnya kita semua adalah milik
Allah, dan kepada-Nya lah kita semua pasti akan kembali (Q.S Al-Baqarah: 156).”.
Karena semua yang ada dan terjadi di dunia ini hanya dari Allah SWT. Maka akan
kembali kepada-Nya jua. Semua hanya titipan dari Allah
SWT, kepunyaan Allah-lah yang ada di langit dan di bumi. Maka kepedulian semestinya
menjadi orientasi dalam hidup.
Ikhtiar peduli itu pula
yang dijalankan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Selain menyelenggarakan
taman bacan, gerakan berantas buta aksara, kelas prasekolah, dan koperasi lentera.
Taman Bacaan Lentera Pustaka pun memilikiu program Yatim BInaan (YABI) dengan
13 anak yatim usia sekolah dan JOMpo BInaan (JOMBI) dengan 8 ibu-ibu usia lanjut
usia. Mereka secara rutin diberikan santunan sebulan sekali melalui pengajian
bulanan, di samping mengambil sedekah. Yatim binaan ditujukan untuk memastikan
anak-anak yatim tetap lanjut sekolah. Bahkan kini ada 4 anak yatim binaan yang
di-beasiswa-I setiap bulan. Sementara kaum jompo disantuni sebagai wujud syukur
ddan peduli kepada kaum lansia yang membutuhkan uluran tangan. Seperti
pengajian bulanan yang digelar TMB Lentera Pustaka hari ini (24 Juli 2021).
Selain memberikan santuan bulana, sekaligus makan bersama yatim dan jompo
binaan.
Lalu dari mana uang
santunan untuk yatim dan jompo binaan? Selain sedekah dari Pendiri TBM Lentera
Pustaka, sedekah juga diberikan oleh rekan-rekan yang peduli. Mereka yang peduli
kepada anak-anak yatim dan jompo binaan secara rutin sebulan sekali menyisihkan
sebagian rezekinya, termasuk para orang tua asuh yang memberikan beasiswa. Maka
teriring doa untuk orang-orang baik yang peduli kepada yatim binaan dan jompo
binaan TBM Lentera Pustaka. Agar selalu diberikan sehat wal afiat dan berkah
dalam hidupnya, amiin.
TBM Lentera Pustaka meyakini
bahwa kebaikan sekecil apapun. Tidak akan pernah sia-sia dan pasti akan kembali
kepada orangnya. Bahkan TBM Lentera Pustaka mengajak kepada banyak orang. Salah
satu terapi yang bisa dilakukan untuk menghindari atau mempercepat berakhirnya wabah
Covid-19. Ada baiknya dilakukan dengan meningkatkan kepedulian sosial, khususnya
dengan menyantuni anak-anak yatim dan kaum jompo. Ikhtiar sehat melalui vaksin
dan protokol kesehatan sudah dilakukan. Maka ada baiknya diperkuat dengan
kepedulian terhadap anak-anak yatim dan kaum jompo, di mana pun berada.
Karena ketika
ketika berhenti peduli, saat itulah kita seharusnya mulai khawatir. Atas
apapun dan semua yang bisa terjadi. Salam literasi. #YatimBinaan #JompoBinaan #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar