Hidup itu sederhana. Sesederhana siapapun yang ingin baik dan bahagia. Dan sederhana itu tidak ada hubungannya dengan kaya atau miskin. Tidak ada hubungannya pula dengan pangkat dan jabatan. Tapi hidup sederhana terletak pada akhlak, pada karakter manusianya.
Siapa pun yang berkiprah di taman bacaan atau gerakan
literasi. Itu pun contoh hidup sederhana. Berjuang untuk membangun giat baca anak-anak
dan masyarakat. Menyediakan tempat baca, menyiapkan buku dan melayani anak-anak
di taman bacaan. Itu semua sederhana. Bisa dilakukan banyak orang. Tapi hanya
sedikit saja yang bisa melakukannya.
Saat anak-anak butuh buku bacaan,
taman bacaan menyediakan aksesnya. Saat buku-buku bekas di-kilo-in, taman
bacaan menampungnya. Saat anak-anak nongkron di jalan-jalan, taman bacaan dijadikan
tempat nongkrng anak-anak yang membaca. Jadi, hidup sederhana itu siapa pun bisa mempertemukan “harapan dan kenyataan”
sekalipun hanya buku bacaan.
Maka hidup sederhana itu memang sederhana. Yaitu “BERBUAT BAIK SAJA
UNTUK LINGKUNGAN KITA. WALAU HANYA MENYEDIAKAN BUKU BACAAN. URUS SAJA URUSAN KITA.
TANPA PERLU MENGURUS URUSAN ORANG LAIN”. Karena sederhana itu, saat kita tidak pernah
mengukur sepatu orang lain dengan ukuran kaki kita. Jangan pernah mengukur
kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Sederhana kan.
Tapi,
entah kenapa? Hari ini, makin banyak orang yang terlalu mudah menghakimi orang
lain. Terlalu gampang menilai orang lain. Terlalu gemar bergosip lalu percaya
perkataan orang lain. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka yang gemar
berlomba-lomba dalam keburukan. Itulah oang-orang yang tidak literat. Hidupnya
tidak sederhana bahkan hidup dibikin rumit. Hal yang tidak perlu diomongkan malah
dijadikan omongan.
Maka
di taman bacaan, siapapun diingatkan. Bahwa tidak ada perbuatan baik yang
sia-sia. Berlomba-lombalah dalam kebaikan, dalam amal saleh. Sekalipun hanya
membaca buku atau belajar baca-tulis.
Berhati-hatilah dalam hidup. Jangan terburu-buru menghakimi orang
lain. Karena, keadaan buruk itu sering kali datang dari pikiran yang buruk. Manusia
literat itu terjadi saat kita berani berhenti menyalahkan orang lain. Dan mampu
melihat kesalahan diri sendiri. Jangan paksa diri untuk hidup terlihat keren. Apa
adanya saja.
Di taman bacaan, ada hidup yang
sederhana. Saat hidup apa adanya. Bukan hidup mewah atau terlihat keren tapi memaksa
diri. Karena hidup itu sederhana. Apabila sesuatu yang kita tidak senangi
terjadi. Maka senangilah apa yang terjadi. Salam
literasi. #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #KampanyeLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar