Memang benar dan sulit dibantah. Cinta, mampu menggerakkan segalanya. Karena cinta seseorang mau melakukan apapun tanpa diminta. Kekuatan cinta, bukan hanya bisa membuat seorang laki-laki menangis. Tapi lebih dari itu, cinta pun bisa menjadikan laki-laki bekerja keras dan berjuang sepenuh hati untuk perempuan yang dicintainya. Itu pula yang nyata terjadi pada seorang suami di KPAD Cibubur, Ambo Lotang Yunus (ALY) kepada Tati Raenawaty, istrinya.
ALY-lah sejak
tahun 1997, saat istrinya mengalami sakit stroke praktis dia yang merawatnya. Dari
mulai mengantar terapi jalan, menyuapi makan, hingga mendorong krusi roda. Di usia
pernikahannya ke-28, ALY harus menghadapi kenyataan. Merawat dan menemani
sehari-hari istrinya. Tahun demi tahun, kondisi istrinya tidak kunjung membaik.
Bahkan di tahun 2012, praktis sang istri hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Sebagai suami, ALY pun kian tegar untuk terus merawat dan mengabdi kepada sang
istri. Mulai dari menyuapi makan, memandikan bahkan menceboki. Walau sering
kali pula ke-4 anak-anaknya datang silih berganti untuk membantu merawat sang ibunda.
Apa mau dikata? Pada 1 Juni 2017, ALY pun mendapati istrinya menghembuskan
nafas terakhir di dekatnya. Tidak ada raut muka penyesalan di wajah ALY. Karena
dialah yang merawat istrinya selama 20 tahun dalam sakitnya. Sebuah bukti cinta
sejati seorang suami kepada istrinya. ALY, di mata saya, adalah sosok lelaki
sejati yang paripurna. Sang prajurit teladan yang tidak ada tandingannya. Tidak
mau nikah lagi dan justru dihabiskan waktu masa pensiunnya untuk merawat sang
istri.
Pak Lotang,
begitu panggilan ALY sehari-hari. Selama 48 tahun mengarungi pernikahan dengan
4 anak (Syarif, Leha, Udin, Andri). Sepeninggal
istrinya di tahun 2017, ALY mengisi hari-harinya dengan kesibukan sebagai
pensiunan tantara. Berkeliling komplek cari sarapan, bermain catur dengan
kawan, atau menata apa saja yang ada di rumahnya. Di sela waktu tertentu pun,
dia rutin ziarah ke makam istrinya di TPU Munjul. Menariknya, setiap kali ziarah.
ALY selalumembawa air mineral dari rumah lalu diusapkan air itu batu nisan sang
istri. Sambil memotong rumput yang meninggi serta menabur kembang yang dibawa
dari rumah.
Begitulah cinta, memang sulit diterka.
Siapa sangka, pada 8 Juni 2021, Ambo Lotrang Yunus sang suami setia pun
meninggal dunia. Di kursi ruang tamu saat tertidur. Mengembuskan nafas terakhir
dnegan mudah dan tanpa merepotkan orang lain. IUnnalillahi wainna ilaihi rojiun.
Telah berpulang ke rahmatullah Bapak A. Lotang Yunus di usainya ke-76. ALY, kemarin
mengusap batu nisan istrinya. Kini dia menemani di dalamnya satu liang lahat.
Suatu kali di
tahun 2010 saat ibunda terbaring sakit, saya pernah berkata kepada Bapak ALY. Untuk
dipersilakan menikah lagi, karena ibu saya terbaring sakit. Hal ini sebagai sikap pengertian anak kepada
Bapaknya. Apalagi kesehariannya diisi dengan
merawat istrinya yang sakit. Rutinitas ini terus dilakukannya selama 20 tahun dengan sabar merawat istrinya. Tetapi apa kata
Bapak ALY kala itu. “Tidak Nak, saya tidak akan menikah lagi. Karena tidak
seberapa perjuangan saya bila dibandingkan perjuangan Ibu kamu yang telah mendidikan
dan membesarkan ke-4 anak-anak saya, termasuk kamu. Maka saya akan rawat dan mengabdi
untuk ibu kamu”. Maka saya pun tertegun dan bersyukur. Betapa hebat sosok Bapak
ALY. Setia dan begitu cinta kepada istrinya, yang notabene ibu saya.
Belajar dari sosok Bapak ALY. Ada pesan moral. Bahwa suami, di manapun, rela melakukan apa saja
demi istrinya.
Karena
istri adalah separuh nyawa hidup seorang suami. Merawat istri 20 tahun di masa sakitnya, tetap berjuang
agar istrinya sembuh, berjuang sekuat tenaga
adalah ungkapan betapa cintanya ALY kepada sang istri. Sebuah kisah kesetiaan dan perjuangan
suami yang langka. Sangat sulit dilakukan di zaman gitial seperti sekarang.
Kini Bapak ALY telah
tiada. Menyusul sang istri dan dimakamkan satu liang lahat dengan sang istri. Kemarin
dia mengusap batu nisan istrinya. Kini dia menemani di dalamnya. Bapak A. Lotang Yunus telah
“pergi” untuk selamanya di usia 76 tahun. Sang prajurit teladan asal Bengo
Maros Sulsel. Bapak yang punya segudang teladan
untuk anak-anaknya. Kakek yang bersahaja dan berkesan
di mata cucu-cucunya.
Inilah In Memoriam ke-4, almarhum A. Lotang Yunus. Agar menjadi hikmah
bagi semua laki-laki. Untuk selalu berbuat yang terbaik untuk istrinya, hingga
batas umur yang memisahkannya. Teriring doa untuk amarhum Bapak Ambo Lotang Yunus.
Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni dosa dan salahnya. Serta mendapat
tempat terbaik di sisi Allah SWT, amiin. Selamat Jalan Bapak, insya Allah batu
nisan Bapak dan Ibu akan kami tuliskan di pusara kubur. Sebagai pengantar doa
untuk Bapak dan Ibu. Peluk cium dari anakmu …
#InMemoriamLotangYunus #AmboLotangYunus #PensiunanTentara
#SangPrajuritTeladan #SelamatJalanPakLotang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar